SEMU. Ya kata itu lah yang tepat untuk menggambarkan kebahagiaanku kali ini. mengapa aku katakan demikian? Karena kebahagian yang aku dapat dengan cara yang salah dan akhirnya berakhir dengan cara yang salah pula.
Pagi ini Nara merasa sangat bahagia, senyum tak pernah hilang dari wajahnya. Ditambah dengan mentari yang bersinar dengan sempurna membuat kebahagiaan Nara semakin bertambah.
Sebagai informasi saja, hari ini Nara ulang tahun. Tapi tidak hanya itu, ada seseorang yang sangat spesial yang menambah rasa bahagianya. Ya, dia adalah Bilan Ardiansyah. Sosok pria yang manis, lembut, dan menghormati wanita. Dan Bilan itu adalah pacar dari Nara. Meski mereka belum lama berpacaran tapi rasa dalam hati Nara terasa sangat dalam.
Malam ini, mereka akan pergi ke suatu caffe. Sebenarnya sih Bilan yang mengajak Nara, katanya dia ingin merayakan hari ulang tahun Nara. Bilan berjanji akan menjemput Nara pada pukul 19.00.
Waktu masih menunjukan pukul 18.00 dan Nara pun memanfaatkan waktu tersebut untuk bersiap-siap supaya tampil menarik didepan Bilan. Perempuan mana sih yang gak mau terlihat menarik didepan kekasihnya? Pasti sebagian besar perempuan ingin tampil menarik didepan pria yang dicintainya. Iya kan? Iya dong!
Setelah waktu menunjukan pukul 19.00 sesuai janjinya, Bilan menjemput Nara untuk pergi ke caffe yang telah mereka rencanakan. Selama diperjalanan mereka asik mengobrol bersama, membicarakan apa saja yang telah mereka lalui seharian ini.
Sesampainya di caffe, saat Nara akan turun tiba-tiba Bilan menarik tangannya, membuat Nara membatalkan niatnya.
"Tunggu, jangan turun dulu " Bilan memerintahkan Nara.
Nara pun menautkan kedua alisnya "Kenapa?" Tanya Nara bingung.
"Pake dulu penutup matanya" ucap Bilan sambil menarik dan memasangkan penutup mata pada Nara.
"Buat apa sih Lan?" Tanya Nara penasaran.
"Ssstttt udah diem aja!" Ucap Bilan sambil melenggang keluar mobil.
"Ayo turun" ajak Bilan.
Nara pun mengikuti perintahnya. Dan mereka pun berjalan memasuki area caffe. Langkah Bilan pun terhenti,
Bilan membuka penutup mata Nara dan menghitung sampai 3 untuk Nara membuka mata. Dan tanpa Nara duga saat ia membuka mata, meja yang ada dihapannya sudah dibuat seindah mungkin, dengan adanya bunga dan lilin yang telah tertata rapi diatas meja. Mata Nara terbuka lebar dengan mulut yang agak terbuka, begitu terpesonanya melihat keindahan yang telah Bilan buat.
Nara pun menengok ke arah Bilan, dan melihat Bilan yang sedang tersenyum bangga. Nara merasa sangat bahagia memiliki pacar sebaik dan seperhatian Bilan.
"Ini bikinan kamu Lan?" Tanya Nara pada Bilan.
"Iya dong" Jawabnya dengan rasa bangga.
"Gimana? Suka?" Bilan melanjutkan pembicaraannya.
"Suka, suka banget malah" Jawab Nara dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya.
"Yaudah jangan diliatin mulu nanti makanannya keburu dingin loh" Ungkap Bilan dengan senyumnya.
Mereka pun menghabiskan makanan yang tersedia.
"Selamat ulangtahun sayang" ucap Bilan seraya menyodorkan sebuah kotak berwarna merah.
"Apa ini?" Tanya Nara kebingungan.
"Buka aja" perintah Bilan.
Nara pun membuka kotak tersebut, dan betapa kagetnya. Nara melihat sebuah cincin dengan permata yang sangat indah. Ia pun terharu dibuatnya. Nara melirik Bilan yang sedang tersenyum kearahnya. Bilan meraih tangan Nara dan memakaikan cincin tersebut. Nara pun melihat cincin tersebut dijari manisnya.
Tak terasa waktu semakin malam dan memaksa mereka untuk mengakhiri kebahagiaan hari ini. Bilan pun mengantarkan Nara pulang.
"Aku pamit yah, bersih-bersih abis itu langsung tidur." Bilan berpamitan.
"Siap bos" Nara menjawab disertai tangan layaknya sedang hormat pada saat upacara.
"Yaudah, aku pulang yah. Assalamu'alaikum" Bilan terkekeh melihat tingkah Nara yang seperti anak kecil.
"Hati hati dijalannya, jangan lupa kabarin kalau udah nyampe rumah. Wa'alaikumussalam"
Mobil yang dikendarai Bilan pun menghilang dari pandangan Nara. Nara pun segera pergi memasuki rumah, membuka pintu yang belum terkunci.
"Assalamu'alaikum Ma, Pa" ucapku saat memasuki rumah.
"Wa'alaikumussalam" jawab mereka berbarengan.
"Abis jalan sama Bilan? Gak bosen pacaran terus?" tanya Papa yang memang tidak mengizinkan Nara untuk pacaran.
"Pa aku kan cuma mau nikmatin masa muda aku aja" jawab Nara sedikit merengek pada Papa.
"Nikmatin sih nikmatin tapi gak gitu juga" Papa masih gak mau kalah.
"Tau ah aku capek, aku masuk kamar dulu. Dah mah, dah pah" pamit Nara pada mereka. Tapi sebelum itu Nara menyempatkan untuk mencium kedua pipi orang tuanya. Dan langsung melenggang pergi masuk ke kamar.
Nara merasa capek jika harus terus berdebat dengan Papanya. Kalau boleh jujur sebenernya Nara dan Papa sangatlah dekat, namun saat Nara mempunyai pacar Papa menentang keras. Karena emang pada dasarnya keluarga kami memiliki background Islam yang kuat. Namun entah mengapa saat Nara mengenal Bilan, Nara berubah. Nara mulai berani melawan Papanya dan berani untuk pacaran, padahal Nara yang dulu tidak pernah mau untuk pacaran bahkan untuk dekat dengan seorang pria pun Nara merasa takut. Ya mungkin ini lah yang orang-orang namakan dengan cinta.
Nara mencintai Bilan dengan semua yang ada dalam dirinya. Satu keyakinan Nara untuk menerima Bilan saat itu adalah dia yang sudah memiliki niat untuk menikahi Nara saat mereka lulus kuliah. Btw, Nara dan Bilan adalah teman satu angkatan dan mengikuti organisasi yang sama. Organisasi tersebut lah yang membuat mereka menjadi dekat. Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk berpacaran.
Nara yang sudah merasakan badannya sudah sangat lengket akhirnya memutuskan untuk pergi mandi. Setelah selesai mandi Nara menyempatkan untuk mengecek handphone yang sejak pergi dengan Bilan tadi tak pernah ia sentuh lagi. Saat lock screen terbuka Nara mendapati sebuah pesan yang muncul di notifikasi, ia pun membaca pesan tersebut yang ternyata pengirimnya adalah Bilan.
"Aku baru nyampe rumah nih. Gak usah khawatir lagi yah heheh"
Nara membaca pesan tersebut sambil senyum senyum sendiri.
"Dih gr banget sih kamu. Siapa juga yang ngekhawatirin kamu"
"Oh gitu, jadi gak khawatir nih kalau aku kenapa kenapa?"
"Engga deng, jangan sampe kamu kenapa kenapa. Udah dulu yah udah malem besok aku ada kelas pagi"
"Yaahh padahal kan kita baru bentar chatnya. Tapi yaudah lah daripada kamu besok kesiangan.
Good night Nar""Heheh maaf yah Lan. Sampai ketemu besok. Good night"
Setelah mengakhiri pesan tersebut, Nara pun larut dalam tidurnya.
----
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Ku Karena Dia
SpiritualTidak bisa dipungkiri seorang Nara yang dikenal oleh teman-temannya gadis yang baik dan mendapatkan pendidikan islam melebihi teman-temannya masih melakukan hal yang dilarang dalam islam yaitu pacaran. Akan tetapi pada saat berpacaran Nara selalu me...