Awal yang buruk bukan berarti akan berakhir dengan akhir yang buruk pula
o0o
"Assalamu'alaikum. Nak, kamu didalam?" Panggil seorang wanita parah baya, seraya tangannya tak henti mengetuk pintu.
Tak lama kemudian pintu itu terbuka keluar lah seorang pria yang bisa dibilang tampan.
"Wa'alaikumussalam umi. Kenapa mi? Maaf tadi Fawaz lagi salat"
"Maaf nak, umi gak tau kalau kamu lagi shalat. Itu tadi Abi manggil kamu, ada yang ingin dia bicarakan"
"Iya mi, gak apa apa. Sekarang abinya dimana mi?"
"Tuh lagi nunggu diruang baca"
"Oh, yaudah. Fawaz mau nemuin Abi dulu ya mi"
"Yaudah sana temuin Abi kamu. Umi mau ke dapur dulu"
Setelah menutup pintu kamarnya, pria tersebut bergegas pergi ke ruang baca untuk menemui abinya itu.
"Assalamu'alaikum Abi. Abi, manggil Fawaz? Ada apa bi?" Tanya Fawaz ketika sudah dihadapan abinya.
"Wa'alaikumussalam. Gini nak, apa kamu udah punya calon?"
Deg
Fawaz tersentak seketika mendengar pertanyaan yang tiba-tiba dari abinya itu.
"Eum.. belum bi" Jawab Fawaz setelah berdiam diri beberapa saat.
"Tenang nak, jangan gugup gitu. Abi hanya bertanya bukan mau menjodohkan kamu" Jelas Abi Fawaz disertai dengan kekehan.
Fawaz pun tanpa sadar menghembuskan napas lega. Ia berpikir belum saatnya jika ia harus dijodohkan dalam waktu dekat.
"Abi tahu kamu bisa dapet pendamping yang cocok buat kamu jadi Abi gak akan menjodohkan kamu. Hanya saja Abi mau mengingatkan mu, kamu udah pantas untuk menikah. Jangan menunda hal baik terlalu lama nak."
"Iya Abi, insyaallah jika Fawaz sudah menemukan perempuan yang baik akan Fawaz segerakan bi. Abi do'akan Fawaz agar Fawaz bisa segera mendapatkan perempuan baik"
"Iya nak. Abi selalu mendo'akan kamu. Jangan lama-lama kamu nyarinya Abi udah gak sabar pengen gendong cucu" Ucap Abi disertai dengan tawa.
"Iya Abi, inysaallah."
"Yaudah nak, kamu hari ini mulai ngajar kan?"
"Iya Abi. Kalau gitu Fawaz pamit yah Bi. Assalamu'alaikum" tak lupa Fawaz mencium tangan Abinya sebelum keluar dari ruangan Abinya.
o0o
Selama diperjalanan tak hentinya Fawaz terpikirkan ucapan Abinya. Bagaimana ia akan segera menikah sedangkan calonnya pun belum ia temukan. Tak ingin mengganggu pembelajaran dikelasnya, Fawaz pun memutuskan untuk berhenti memikirkan ucapan Abinya itu.
Sesampainya dikelas, Fawaz pun segera memulai pembelajaran.
Setengah jam setelah ia membuka pembelajaran, ada seseorang mengetuk pintu kelasnya.
"Assalamu'alaikum. Maaf pak saya telat." Ucap seseorang yang baru saja memasuki kelasnya.
"Wa'alaikumussalam. Ya saya tahu kamu telat, maka dari itu sekarang kamu tutup pintunya dari luar."
"Tapi pak..."
"Gak ada tapi tapian. Sekarang kamu keluar, lain kali kamu jangan telat pada saat jam saya karena saya gak akan mentolerir orang yang telat"
"Dan itu pun berlaku buat semua yang mengikuti pelajaran saya" Ucap Fawaz pada semua mahasiswa dikelasnya.
"Baik Pak, saya permisi" Ucap seseorang itu dan melenggang pergi.
o0o
"Kamu kenapa sih Nar? Tuh muka kusut banget."
"Aku sebel Li sama dosen baru itu."
"Lah kenapa emang?"
"Tadi aku gak diizinin masuk kelas Li. Soalnya aku telat"
"Ya iya lah Nar wajar dong dia gak izinin kamu, orang itu salah kamu sendiri."
"Ya tapi kan aku malu Li" rengek Nara.
"Yaudah lah Nar gak apa apa"
"Eh iya nanti sore ada kajian, mau ikut gak?" sambung Liani.
"Ikut Li, tapi jemput yah hehe" jawab Nara dengan cengiran khasnya.
"Oke" ucap Liani seraya mengacungkan jempolnya.
o0o
Setelah Liani menjemputnya, mereka berdua pun berangkat menuju tempat kajian berlangsung. Nara tersentak kaget pada saat melihat pemateri yang baru saja akan memulai memberikan materi.
"Bukannya itu dosen baru yang tadi yah? Kok dia bisa ada disini? Ngisi kajian lagi" batin Nara berbicara.
"Itu ustadz Fawaz, Nar. Dia emang suka ngisi kajian disini. Biasa aja liatinnya, zina mata loh" ucap Liani seolah tahu apa yang tengah Nara pikirkan.
"Eh apa sih Li? Orang aku biasa aja liatinnya" sanggah Nara tak terima.
"Iya... Iya yang biasa aja, tapi gak kedip" ucap Liani disertai dengan kekehan.
"Udah jangan bercanda terus Li, tuh udah mulai kajiannya" ucap Nara dengan kesal.
"Hahah iya...iya berdo'a aja Nar, siapa tau jodoh"
"Li..." Tegur Nara.
"Hahaha iya Nar iya"
Dua jam kemudian, kajian pun telah selesai. Nara dan Liani hendak segera pulang. Namun tanpa disengaja Nara mendengar suara seseorang yang sedang mengaji dengan suara yang sangat indah. Dia pun menghentikan langkahnya.
"Suaranya enak yah Nar? Nah Nar cari cowok tuh yang kayak gini bukan yang kayak Bilan. Jamin bahagia dunia akhirat deh" sarkas Liani.
"Apa sih Li? Gak usah bawa bawa Bilan deh."
"Udah move on nih ceritanya" goda Liani.
"Berdo'a aja Nar, siapa tau ustadz Fawaz jadi jodoh kamu" sambung Liani.
"Makin aneh aja kamu Li. Udah ah ayo pulang udah mau Maghrib nih"
"Hahah yaudah ayo"
Akhirnya mereka berdua pun pulang, dengan Liani yang mengantar Nara terlebih dahulu.
***
Taqabalallahu Minna Wa Minkum
Maafin yah Risma jarang update. Mudah-mudahan setelah ini bisa cepet update
Tolong kritik dan sarannya yah hehe
Vote dan komennya juga jangan lupa😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Ku Karena Dia
SpiritualTidak bisa dipungkiri seorang Nara yang dikenal oleh teman-temannya gadis yang baik dan mendapatkan pendidikan islam melebihi teman-temannya masih melakukan hal yang dilarang dalam islam yaitu pacaran. Akan tetapi pada saat berpacaran Nara selalu me...