part 4

7 2 0
                                    


"minuman ini beracun varen. Tadi aku lihat sekretarismu memasukkan bubuk kedalamnya"

Hara bersandar di pintu ruang kerja sang iblis. Ia memakai blouse putih dan rok span hitam lengkap dengan heels hitam, khas orang kantoran.

Varen yang sedang menatap minuman itupun mengangguk. "aku sudah tahu, dan dia bukan memasukkan racun"

Hara mengernyit bingung, kalau bukan racun lalu apa? Masa iya bubuk vitamin?

"dia memasukkan obat perangsang"

Hara terkejut bukan main. Pipinya memerah sampai telinga. Entah mengapa dia merasa malu bukan main, padahal yang mengucapkannya nampak biasa biasa saja. "kenapa kau bisa tahu?"

"tentu saja aku tahu, kau lupa pandanganku bisa menembus benda mati?" Hara kini mengerti alasannya. Dan kenapa pula sekretaris Varen memasuki obat itu?! Varen hanya milik Hara, hanyak miliknya!

"permisi, saya mau mengantarkan berkas ini ke pak Varen" Hara menoleh mendengar nada sedikit sinis itu. Ia melihat seorang wanita bermuka menor dengan baju yang sangat kurang bahan. Belahan dadanya terlihat dengan jelas, rok spannya bahkan tidak sampai setengah paha. Hara tersenyum miring, dia pasti sekretaris Varen. Cih! manusia sampah.

"aku tidak mau minggir" Hara menghalangi Diana dan menatap wanita itu santai.

Diana menggeram kesal, lalu matanya menilai Hara dari atas ke bawah. Sial! Kenapa ada manusia yang bisa sesempurna ini, pikirnya. Jenis kecantikan tak bercela. Sudah jelas ia sangat jauh dari Hara. Tapi kepalang tanggung, ia tetap akan menyingkirkan Hara dan menggoda Varen.

"kau ini siapa? Tamu tak berkepentingan dilarang menemui tuan Varen" ucapnya sinis lalu menyenggol kuat bahu Hara. Namun ada yang aneh. Hara bahkan tak bergerak satu inchi pun, justru bahunya terasa sangat sakit. Seperti menabrak dinding beton.

"aku tunangan Varen. Kau yang siapa? Oh aku tau. Kau ini sekretaris Varen yang baru saja memasukkan obat perangsang di minuman tunanganku, kan?" sungguh suaranya sangat santai, seperti berbincang dengan teman lama. Diana terkejut bukan main. Kenapa dia tahu? Dan apa tadi? Tunangan?!

Hara menatap Diana dengan sangat tajam, Diana merasa ia sedang dikuliti hanya dengan tatapan saja. Lalu Hara mengangkat dagu Diana, lebih tepatnya mencengkram. Tiba-tiba dia meniup wajah Diana. Sedetik kemudian Diana berteriak ketakutan lalu lari terbirit birit entah kemana. Gadis malaikat itu pun tersenyum riang. Masalah beres!

Varen menyaksikan kejadian tadi dengan penuh minat. Lalu terkekeh geli dan menatap Hara penasaran.

"kau apakan dia tadi? Kenapa dia seperti melihat hantu" Hara menoleh ke arah Varen dan berjalan cepat menghampiri pria itu. "memang melihat hantu. Aku mengirim wajah dan rupa iblis rendah yang menyeramkan ke dalam setiap sel otaknya. Itu cukup membuatnya hidup dengan tidak tenang dan bermimpi buruk selama berminggu- minggu" Varen menggeleng pelan, boleh juga. Lagipula dia memang cukup risih dengan Diana. Manusia rendahan yang membuatnya pusing kepala. Dia juga tidak masalah Hara tadi mengaku tunangannya. Toh apa salahnya kan, lagian makhluk tercantik siapa yang bisa menolaknya. Menjadi tunangan sungguhan Varen juga tak masalah.

Hara menatap lekat Varen yang sedang berpikir. Sungguh Varen berkali-kali lipat lebih tampan jika sedang serius begitu. Ahhh rasanya seperti ada kupu kupu bertebaran di perutnya.

Tiba-tiba terdengar ledakan yang sangat keras dari luar gedung.

Varen dan Hara saling menatap. Lalu dengan cepat mereka keluar dari gedung. Hal pertama yang Hara lihat adalah manusia yang berlarian dan batu yang sangat besar berlumur lahar panas. Batu dari neraka? Kenapa bisa ada disini?

Varen menjentikkan jarinya menghentikan waktu lalu menarik tangan Hara ke belakang tubuhnya. Sebelum Hara berkata apa-apa Varen sudah mengkodenya menyuruh lihat kedepan. Saat Hara menoleh ia tanpa sadar menahan napas. Sesosok iblis bertubuh manusia tapi berkepala babi menyeringai kearahnya.

Astaga. Kenapa dewa bisa menciptakan makhluk se menjijikkan itu? Kepala babi dan badan manusia adalah perpaduan yang sangat tidak layak.

Iblis babi itu tertawa. Tawa khas babi, membuat Hara tambah jijik. Iblis babi itu menatap Varen. "bagaimana pangeran? Apakah batu ini adalah hadiah yang bagus? Apakah sekarang kau mau menyerahkan tahtamu kepadaku?" lalu dia tertawa lagi. Apa yang lucu? Dasar babi.

"tak usah berandai andai, Trepa. Apa jadinya kerajaan jika yang memimpin adalah iblis speertimu?" Varen menatap si iblis babi merendahkan. Iblis babi itu tidak tersinggung, ia melirik Hara penuh minat.

"putri Hara? Wah ternyata kecantikanmu itu bukan main main ya. Jangan menatapku dengan menggoda begitu putri" dan Trepa tertawa lagi. Menggoda apanya?!Dia sedang menatap Trepa dengan tatapan terjijik yang dia bisa.

"bagaimana kalau serahkan putri Hara kepadaku saja, pangeran? Aku tidak akan menganggumu dan berusaha merebut tahtamu lagi" si babi sialan ini sedang menawar dirinya. Hara melirik Varen cemas, dia takut Varen benar benar menyerahkannya dengan Trepa.

"penawaranmu menggiurkan, Trepa. Tapi bukankah kau terlalu menjijikkan untuk mendapatkan putri Hara? Lagipula aku yakin sekali raja Warren akan langsung menghanguskanmu ketika dia mendengar kau berjarak 1 meter dari putri kesayangannya" Varen tertawa mengejek. Kali ini Trepa tidak tertawa, ia menggeram kesal.

Ia melemparkan batu neraka dengan kuat, namun seketika batu itu hangus menjadi debu dengan satu jentikkan jari Varen. Trepa melemparkan batu kerikil yang jumlahnya ratusan, yang entah muncul darimana ke arah Varen dan Hara.

Hara mengarahkan angin lalu seketika batu batu itu terlempar kembali ke arah Trepa. Iblis babi itu berteriak kesakitan. Setelah Hara mengamati, iblis babi ini tidak ada kekuatan lain selain melempar sesuatu. Nyali darimana dia ingin melawan Varen dan merebut tahtanya?! Kenapa pula Varen tidak membinasakan iblis rendahan ini?Hara benar benar tak habis pikir.

"matilah makhluk menjijikkan" Gadis itu mengibaskan tangannya, seketika cahaya secepat kilat menerjang Trepa. Iblis itu berteriak kesakitan. Tubuhnya terbelah menjadi beberapa bagian. Lalu dia menjadi debu dan terbang terbawa angin.

"sayang sekali, padahal dia cukup asyik menjadi mainanku. Kau terlalu cepat membunuhnya" keluh Varen. Hara menatap Varen datar. Ternyata iblis babi itu mainannya.

"dia terlalu menggelikan bahkan sekalipun untuk kau jadikan mainan, Varen. Cari yang lain saja" Hara terkesiap ketika wajah Varen sangat dekat dengan wajahnya. Varen semakin mendekat membuat Hara membulatkan matanya.

"bagaimana kalau kau saja yang menjadi mainanku?" bisiknya serak. Wajah Hara memerah sepenuhnya. Varen kemudian menjauhkan wajahnya lalu tersenyum misterius. Ia menjentikkan jarinya lagi dan waktu kembali berputar dengan normal.

"k-kau, kau, kau" Hara tiba tiba tergagap membuat Varen tidak dapat menahan tawanya. Ia lalu berjalan masuk kembali kedalam gedung dan meninggalkan Hara yang masih mematung.

"sialan! Sejak kapan iblis itu jadi jahil begitu" keluhnya sambil memejamkan mata menahan kesal dan malu.



Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Me And My Dark PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang