Kapan terakhir kali, kalian begitu menikmati hujan? Mungkinkah ada waktu dimana kalian benar-benar bahagia dengan kedatangan hujan? Mungkin semua akan kompak menjawab saat masa “anak-anak”. Atau saat dengan si dia. (eitsss) Atau bahkan hujan menjadi kenangan terburuk? Tapi bukan hal itu yang menjadi jawaban gadis beramput panjang ini.
Dari sorot matanya ingin mengatakan sesuatu. Hatinya pun tengah bergemuruh. Senyuman itu juga melengkung teramat panjang. Menikmati setiap tetes hujan yang seakan mengatakan kamu ‘tak sendiri’. Jika kalian menebak dia adalah gadis yang sangat ceria. Kalian akan salah besar. Dia adalah gadis paling dingin yang mungkin pernah kalian lihat, atau kalian ingin mengatakan bahwa dia gadis yang sombong.
“Sedang apa?”Tanya seseorang dengan suara khas laki-laki dewasa sedikit mengagetkannya.
“Kalo dilihat kan sudah pasti tahu aku sedang main hujan. Pake ditanya segala. Bingung deh sama….”gumamnya dalam hati tak sampai terucap begitu melihat siapa yang bertanya.“Emm itu lagi?”jawabnya sedikit bergumam dan bingung.
“Motornya habis bensin lagi?”tanya laki-laki itu sedikit melirik kearah motor sport merah di sebelah gadis itu.
Sambil mengikuti arah pandang laki-laki itu, ia pun baru sadar jika dia membawa motor ke sini dan sedari tadi hanya diabaikan begitu saja.
"Enggak kok Ustadz.”jawab gadis itu menggelengkan kepala dengan wajah datar khasnya.
Padahal kini hatinya sedang dirundung disko yang sangat semarak, menghilangkan suara-suara di sekitarnya. Yang tersisa di telinganya hanya suara tetesan air yang terdengar begitu sangat lembut serta waktu yang terasa melambat. Matanya menatap intens iris mata coklat di depannya yang mulutnya sedang bergumam entah apa.
“ya sudah saya pergi ya.”ucapnya sambil berlalu kembali menghidupkan motor maticnya.
“Jangan lama-lama di sini, nanti sakit.”tambahnya sambil berlalu dengan senyum manis itu.
Setelah motor itu benar-benar hilang dari pandangan barulah gadis itu bisa menjerit sesuka hati, jeritan yang ia tahan selama laki-laki itu masih di sini.
“Awww, aku sepertinya menemukan pelangiku kembali.”jeritnya dalam hati sambil memegangi kedua pipinya yang mungkin sekarang ini sudah semerah tomat.
***
"Kakak dari mana?”Tanya seorang wanita paruh baya yang tengah melipat baju sambil menatap putrinya yang basah kuyup.
“Pasti habis menang balapan ya.”tebak seorang anak laki-laki yang seperti seumuran dengan gadis itu. Maklum saja mereka hanya terpaut satu tahun. Melihat kakaknya yang tersenyum sepanjang memarkirkan motornya sampai melewati mereka hendak ke kamarnya ia jadi sedikit menaruh curiga.
"Kamu balapan lagi?”giliran sang ayah menyangsikan jawaban dari anak laki-lakinya. Rahangnya sudah mengeras menahan sesuatu yang akan meledak.
“Bukan, Kakak tadi bilangnya mau ngerayain ulang tahun sama temen-temennya.”sekarang giliran adik kecilnya yang menjawab.
“Ini baru jawaban yang bener, princess Ariel memang pintar.”ucap gadis itu sambil mengusap-usap pucuk kepala adiknya dengan gemas.
Sedikit heran dengan sikap gadis itu yang terlihat sangat manis kepada sang adik. Biasanya jika adiknya menyeloteh tak jelas ia akan marah atau memilih diam saja. Tak lupa dengan senyum sumringah penuh arti darinya yang tak bisa mengerti. Akhirnya ia pun memilih berjalan menuju kamarnya melalui beberapa pasang mata yang mengintainya penuh tanya."Aku baru tahu kalau kakakku cantik sekali saat tersenyum. Ah, seharusnya aku pacari saja.”keluhnya sambil mengacak rambutnya sendiri yang langsung mendapat pukulan dari sang ayah.
Tidak terlalu keras memang, namun cukup membuatnya takut. Ia memilih memberi dua tangannya kepada sang ayah tanda menyerah.“Anak itu penuh kejutan sepertimu ma.”imbuh sang ayah.
"Kenapa jadi aku, kaya kamu kali pa.”
Gadis itu sayup-sayup mendengar percakapan keluarganya. Sedikit menggelitik perut dan menambah lengkungan di bibirnya. Sedikit heran dengan sikapnya yang tidak memiliki kesamaan dengan mereka. Ia paling irit bicara dan sangat dingin. Bahkan jika keadaan hatinya sedang sangat baik dan ingin sedikit bercanda dengan keluarga atau dengan teman-temannya, mereka akan menatapnya dengan tatapan aneh. Seolah mengatakan ‘anak itu kesambet apa.’
KAMU SEDANG MEMBACA
Desember Dan Hujan
RomanceSalah satu hal yang paling dinanti banyak orang adalah tahun baru. Namun bagi Ven, akhir tahun adalah hari yang paling ia nantikan. Gadis dingin ini selalu bahagia dan menunjukkan sisi lain darinya saat hujan di akhir bulan Desember tiba. "Ustadz ay...