03. Kaki Seribu

87 10 4
                                    

Story By: Chris Kalfani

Keyakinan, tempat, organisasi, dan kejadian dalam cerita ini hanyalah fiksi belaka.

03. Kaki Seribu

Cahaya sore masuk melalui jendela menimpa laki-laki yang tengah duduk di lantai. Banyak kertas yang berserakan di sekitarnya, lengan bajunya pun sudah dia gulung dan jas formal yang biasa melekat di tubuhnya entah di mana.

Chanyeol kembali membuka lembaran kertas di tangannya, gambaran presiden yang elegan dan berwibawa entah hilang ke mana. Yang ada hanya seorang pria gila kerja dengan setumpuk pekerjaan yang harus dia selesaikan.

Proyek Alfa selalu membuat Chanyeol semakin sibuk. Perkerjaan sebagai pemimpin negara yang sudah memang banyak, semakin banyak saja. hingga laki-laki itu bahkan sudah tidak pulang ke kediamannya selama empat hari. Entah berapa kali istrinya mengganggu sekretaris karena dia tidak pulang.

Ketukan pintu membuat fokus Chanyeol teralihkan. Laki-laki yang berpawakan seperti model itu pada akhirnya bangkit dari duduknya di lantai. Laki-laki itu membenahi kertas-kertas dan menaruhnya di meja. Namun, ketika sebuah tumpukan kertas berlambang siluet elang, Chanyeol kembali mengambilnya dan menaruh di bawah tumpukan kertas yang lain.

Setelah itu, dia memberi jawaban agar orang yang mengetuk pintunya, masuk. Sekretarisnya---Kyungsoo--- masuk dengan map-map di tangannya. Dia berjalan ke arah Chanyeol dan memberikan barang yang dia bawa.

"Aku membutuhkan informasi pribadi tentang Tuan Leonade Byun Arshavin," ucap Chanyeol sambil membuka map yang dibawa Kyung-Soo.

"Direktur G&Ars?" tanyanya memastikan.

Chanyeol mengangguk sebagai jawaban, sepertinya dia sudah memutuskan ingin bekerja sama dengan siapa dalam proyek ini.

"Apa informasi yang saya berikan tempo hari belum cukup?"

"Aku bilang informasi pribadinya, Sekretaris Do."

Laki-laki dengan mata lebar itu buru-buru mengangguk kemudian menulisnya pada buku catatan.

Melihat Kyungsoo yang masih berdiri di ruangannya membuat Chanyeol mengalihkan perhatiannya dari tumpukan berkas. Dia menatap sekretarisnya itu dengan alis yang berkerut.

"Apa kau memiliki sesuatu untuk dikatakan?" tanya Chanyeol membuat Kyungsoo seperti tersadar akan sesuatu.

"Menteri Lee mengundang Anda untuk makan malam."

"Tolak," jawab Chanyeol tanpa basa basi.

"Tetapi beliau berpesan untuk memastikan Anda datang."

"Dia bukan siapa-siapa, kenapa aku harus selalu menuruti permintaannya?" tanya Chanyeol sinis.

Kyungsoo menalan ludah gugup, Chanyeol sangat jarang bersikap seperti ini. Tetapi sepertinya kali ini Chanyeol sudah hilang kesabaran. Bahkan terhadap mertuanya sendiri dia tidak memberikan wajah sedikit pun.

"Aku akan datang," ucap Chanyeol pada akhirnya. "Jadwalkan saja pertemuanku dengannya."

Kyungsoo membungkuk kemudian meninggalkan ruangan Chanyeol. Dia melirik atasannya itu sebelum benar-benar membuka pintu. Ketika melihat wajah Chanyeol yang kembali serius, Kyungsoo melanjutkan langkahnya.

Ketika sudah di luar, sekretaris presiden itu merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebuah ponsel. Dia menekan nomor cepat pada layarnya dan terhubung. Melihat situasi di sekitar, dia berjalan sambil berbicara kepada orang di seberang telepon.

GAHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang