Story By: Chris Kalfani
Keyakinan, tempat, organisasi, dan kejadian dalam cerita ini hanyalah fiksi belaka.
04. Capung
Setelah keputusan Baekhyun untuk kembali ke negara asalnya, beberapa hari kemudian, Kai langsung memesan tiket. Pekerjaan Baekhyun secara otomatis beralih sementara ke negara itu. Karena entah sampai kapan dia akan berada di tempat kelahirannya ini.
Baekhyun mengajak putra tunggalnya, tidak lupa dengan sekretarisnya itu. Ketika mereka bertiga sampai, matahari sudah tinggi. Rasa lapar kembali Baekhyun dapat. Secara tidak terduga, laki-laki dengan rambut cokelat gelap itu mulai merindukan masakan khas tempat ini.
Sedangkan Xiao Byun masih asik tertidur di gendongan Baekhyun. Angin musim semi semakin membuatnya terlelap dengan nyaman.
Keberadaan Baekhyun yang menggendong putranya menjadi daya tarik tersendiri di bandara. Beberapa ibu-ibu muda tidak bisa mengalihkan perhatian dari Baekhyun. Mereka seperti melihat suami impian masa muda. Sedangkan gadis-gadis tidak tahan untuk mengangkat ponsel dan mengambil gambar.
Melihat hal tersebut, Kai mengerutkan kening. "Aku rasa mereka tidak pernah membaca majalah tentang militer atau bisnis, bagaimana mereka kenal dan mulai mengambil gambarmu?" bisik Kai ke arah atasannya.
"Karena wajahku, Kai, bukan pekerjaanku." Baekhyun terkekeh dengan perkataannya sendiri.
Sedangkan asistennya itu hanya memutar bola mata malas. Bosnya itu tidak ada tampan-tampannya sama sekali. Teman-teman mereka bahkan menganggap Baekhyun seperti gadis kecil. Apakah selera orang Asia terhadap laki-laki seperti ini? Mereka menyukai laki-laki pendek dan cantik. Kai menggaruk hidungnya, bukankah kalau ada wanita yang berkencan dengan Baekhyun akan terlihat seperti pasangan lesbi.
"Aku tahu apa yang kau pikirkan, Kai," ucap Baekhyun ketika sudah masuk ke dalam mobil. "Kau berpikir bila ada gadis yang menjalin hubungan denganku akan seperti pasangan sesama jenis, bukan?"
"Aku hanya tidak habis pikir kenapa orang-orang di bandara sampai mengambil gambarmu, mereka bahkan tidak mengenalmu?" kilah Kai.
Baekhyun melirik putranya yang masih tertidur di sampingnya. "Itu karena Xiao Byun."
Kai akhirnya setuju dengan pendapat Baekhyun. "Ya, dia memiliki wajah yang sulit diabaikan."
Baekhyun hanya tersenyum kecil menanggapi perkataan Kai. Pandangannya ia alihkan pada pemandangan di luar mobil. Sudah lama dia tidak datang ke sini, tetapi perasaan akrab tetap dia rasakan. Bagaimana udara di negara ini, mobil-mobil, papan iklan di kanan-kiri jalan, dan bahkan para idol yang semakin ke sini semakin bermacam-macam jenisnya.
Mereka mulai memasuki pusat kota, Baekhyun semakin tertarik dengan aktifitas penduduk. Bahasa yang terdengar akrab membuat Baekhyun benar-benar merasa bahwa sekarang dia sudahh ada di rumah. Tempat asalnya.
Kai sudah mendapatkan rumah di pinggiran kota. Jaraknya tidak terlalu jauh dari berbagai pusat perbelanjaan dan tempat-tempat umum lainnya. Hanya beberapa menit bila jalan kaki. Namun lingkungan di tempat ini tenang.
Baekhyun mendongak melihat rumah dua lantai di hadapannya. Rumah ini lebih baik dari dugaannya. Selalu menjadi langkah yang bagus bila menyerahkan pekerjaan semacam ini kepada sekretarisnya.
Ketika Baekhyun membuka pintu mobil di sebelah Xiao Byun untuk menggendongnya, putranya itu sudah terbangun. Mata birunya masih terlihat sedikit linglung.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAHARA
FanficChanbaek: Gahara Situasi kita persis seperti masa lalu bahkan ketika dunia berubah begitu hebatnya. Enigma tentangmu, kesialanku yang sekali lagi jatuh untukmu, sakit hati dari masa lalu yang menggempur hatiku. Kau---Park Chanyeol---bahkan kematian...