01. Kalajengking

143 14 7
                                    

Story By: Chris Kalfani

Keyakinan, tempat, organisasi, dan kejadian dalam cerita ini hanyalah fiksi belaka.

01. Kalajengking

"Park Chanyeol adalah presiden termuda selama sejarah. Usia yang belum genap empat puluh tahun, dia sudah memiliki banyak pencapaian selama periode pemerintahannya. Banyak orang yang memuji, tetapi tidak sedikit yang meragukannya. Laki-laki muda seperti dia masih belum matang untung menjadi seorang presiden. Walaupun begitu, tetap saja Park Chanyeol sudah menjadi presiden selama tiga tahun lebih. Sebentar lagi periode pemerintahannya akan berakhir.

"Masih belum jelas apakah Park Chanyeol akan mencalonkan diri lagi sebagai presiden atau tidak. Pihak partai yang menaungi Park Chanyeol tidak memberikan pernyataan apa pun, begitu juga dengan Park Chanyeol sendiri.

"Tetapi banyak dari masyarakat yang berharap bahwa Park Chanyeol akan mengikuti pemilihan selanjutnya. Mereka merasa seorang presiden muda lebih efektif dalam menangani pekerjaan. Park Chanyeol juga terbukti memiliki ideologi yang kuat. Dia laki-laki berprinsip yang jujur dan terbuka terhadap rakyatnya."

Laki-laki paruh baya dengan setelan biru tua itu tersenyum ketika melihat berita yang menyiarkan tentang presidennya. Apalagi kalimat terakhir yang sangat memuji. Jarang-jarang media massa yang biasanya mengkritik, memberikan pujian secara terbuka.

"Itu terlalu berlebihan." Park Chanyeol menutup laporan yang ada di hadapannya. "Saya sudah memberitahu mereka untuk membuat berita yang biasa saja, rakyat pasti akan berpikir macam-macam. Mengatakan kalau saya mulai memonopoli media massa."

"Bukankah direktur penyiaran teman kuliahmu?" tanya laki-laki paruh baya itu sambil menyesap tehnya.

"Ya, saya tidak tahu kalau meminta bantuannya bisa semudah itu."

"Karena kau adalah seorang presiden."

Chanyeol tertawa. Mengangkat telepon dan mengabari sekretarisnya untuk menyiapkan makan malam.

"Apa belum ada kabar tentang kehamilan istrimu?"

"Belum." Chanyeol menghela napas panjang mengingat pernikahannya yang sudah berjalan tahun kelima tetapi tidak kunjung memiliki momongan.

"Kau sudah mencoba ke dokter?"

"Ya, tidak ada masalah dengan kami berdua."

"Sudah jelas karena kau terlalu sibuk dengan pekerjaannmu. Bahkan ketika kau mengambil libur pun, masih saja pekerjaan yang ada di pikiranmu."

"Dua puluh juta lebih populasi negara ini yang bergantung pada saya. Amanah mereka merupakan yang nomor satu. Kepentingan saya bisa nanti-nanti saja."

"Lee Haeun selalu saja mengeluh karena kau workaholic."

"Menteri Lee," balas Chanyeol tak berdaya.

Lee Haeun adalah istrinya sedangkan lawan bicaranya sejak tadi merupakan ayah mertuanya. Sudah sering sang istri mengeluhkan tentang hal yang sama pada Menteri Lee. Tetapi ketika Chanyeol bertanya apa dia keberatan atas kesibukan Chanyeol, dia selalu saja mengelak.

Kadang Chanyeol heran, dulu Haeun yang paling semangat tentang pencalonan diri Chanyeol menjadi presiden. Namun ketika Chanyeol benar-benar menjadi presiden, banyak keluhan dari istrinya muncul.

Yang membuat Chanyeol tidak nyaman, bukannya memberitahu Chanyeol tentang ketidaksenangannya secara langsung, Haeun malah berbicara kepada orang-orang terdekat. Harga dirinya sebagai seorang suami kadang sedikit terluka.

GAHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang