1- Rapat Kecil

13 3 0
                                    

Hasir: Yang rumahnya jauh udah otw belum?

Hasir: Pokoknya jam 10 udah dirumah gue

Imel: Gak bakal kelaperan kan ya?

Hasir: Ada Joura mah tenang

Kessa: Lagi rapih-rapih nih bang

July: @kessa bareng gak

Jo: Modus

Imel: 2

Hasir: Pdkt lo jelek banget. Masa gitu doang

Jully: Kessa sukanya yang sederhana Ris

Kella: Jijik

Gue mampir sebentar untuk membeli martabak manis dipinggir jalan. Ibu gue selalu menerapkan kepada anak-anaknya untuk membawa sesuatu ketika bertamu kerumah orang. Sebenarnya bukan sebuah keharusan tapi ajarannya sudah melekat dijiwa gue. Gak enak aja rasanya kalau gak bawa apa-apa saat bertamu.

"Tuh kan, Kes. Kalau ada Jo mah tenang aja." ucap Hasir ketika gue memberikan 3 kotak martabak manis kepadanya.

"Pantes aja ya Ne gemukan." Sautan Kella berhasil membuat seisi ruangan tertawa.

"Jangan gitu, ah. Nanti ketua baru kita ngambek." kata Imel.

"Ketua baru?" gue melongo.

Hasir harus pergi ke Bandung untuk menjenguk neneknya yang terbaring lemah dirumah sakit. Dia mempercayai gue untuk menggantikannya menjadi ketua acara. Penjelasan Hasir barusan membuat rasa takut akan kegagalan muncul lagi kedalam pikiran gue.

"Tapi lo tenang aja, Jo. Gue udah masukin Neyra buat jadi koor divisi acara." Hasir menambahkan.

"Iya, Jo. Neyra punya ide yang brilian jadi kita gak perlu putar otak banget lah. Lo juga gak ngejalanin sendirian. Kita disini bareng-bareng. Gak usah takut." July berusaha menguatkan.

Otak gue langsung berputar dengan cepat. Hal apa yang harus gue lakukan setelah ini?

"Hasirnya ada tante?"

"Dibalkon lantai 2 ya, Ne. Udah banyak juga tuh yang datang."

"Neyra naik dulu ya tan."

Jleeb!

Gue mengenali suara itu. Suara lantang milik Neyra. Tampilannya sangat sederhana. Kaos polos yang dipadukan dengan kulot selutut memberikan kesan mewah saat sepasang mata itu menyapa kita semua.

"Karena sudah H-1, sekarang kumpul per divisi aja. Matengin semuanya. Buat bendahara langsung kontak anak-anak yang belum transfer. Perkap mulai cicil barang yang diperluin kalau perlu sekarang udah bergerak. Anak konsum bisa open donatur. Kali aja kan ada yang mau nyumbang makanan atau buat dekorasi juga boleh"

Mereka semua langsung bergerak sesuai arahan. Gue pun sibuk berdiskusi dengan Hasir supaya konsep ini benar-benar terlaksana tanpa ada kesalahan teknis akibat miss komunikasi antara gue dan Hasir.

Walaupun gue terlihat fokus, ada sebersit perasaan senang ketika melihat Neyra dalam kondisi baik-baik saja. Dia bisa tertawa lepas tanpa merasa canggung karena beberapa sentimeter disisi kanannya ada orang yang pernah mematahkan hatinya.

Am I a Traitor?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang