5- Bakar-bakar

5 3 0
                                    

"Brifieng dulu yuk!" teriak gue

Gue mau bilang makasih banget buat panitia angkatan. Mulai dari persiapan sampai akhirnya hari ini benar-benar terlaksana. Semoga bakar-bakar diakhir tahun 2019 menjadi kenangan manis buat kita semua.

Setelah itu, semuanya mulai sibuk dengan tugas mereka masing-masing.

Dari jauh, gue memantau pekerjaan mereka. Menahan air mata penuh ketakutan.

Ragu, rasanya.

"Lo udah cukup baik menjadi ketua dalam acara ini."

"Ne? Kirain daritadi gue sendirian."

Gue mengelap setetes air mata yang keluar dari tempatnya.

"Ayok, Jo. Acara bakal dimulai dan lo harus sambutan."

Gue memandangi Neyra yang pergi kekerumunan temannya. Tawanya sangat manis. Perangainya pun lembut.

Andai beberapa tahun yang lalu gue tidak bersikap egois dengan memutuskan hubungan sepihak, mungkin kita akan menjadi pasangan yang bahagia hari ini, Ne.

Ya, bahagia.

"Acara selanjutnya, sambutan oleh ketua acara. Kepada Joura dari alumni kelas 9E, kami silahkan."

Suara tepuk tangan menggelegar.

Gue mengucapkan banyak terima kasih kepada semua orang yang terlibat dalam acara ini. Tak lupa juga permohonan maaf jika ada kekurangan yang terjadi nantinya.

"Selamat menikmati," akhir kalimat yang terucap sebelum gue menuruni panggung.

Acara ini akan menjadi hal yang indah karena hubungan gue dan Ne menjadi baik.

Namun tetap saja, Ne hanya akan menjadi masa lalu yang membahagiakan bagi hidup Jo.

Ya, masa lalu.

"Dokumentasi, foto dong foto!" teriak July saat sedang membakar sebuah ikan besar.

"Bentar. Kessa sini, Kes!" teriaknya tanpa rasa malu.

Semuanya sibuk membicarakan kedekatan mereka. Ada yang bisik-bisik dan ada juga yang bertanya secara personal.

"Kayak diinterogasi aja," ucap gue pelan.

"Iri aja," jawab Ne sambil membawakan sepotong ikan bakar.

"Buat Jo kecil yang suka tersedak tulang ikan." Ne mengulurkan tangan dan pergi begitu saja.

"Eh, Ne. Mau kemana?"

"Itu ikan dari teman SMA gue. Dia jadi donatur. Makanya nih mau nyamperin ke parkiran. Sebentar ya, Jo." katanya terburu-buru.

Apa temannya itu adalah pasangannya?

Gue mengikuti Neyra yang kini sedang membawa 2 porsi ikan bakar dan berjalan kearah parkiran.

Ternyata temannya itu adalah Ollen.

Dari kejauhan, gue menatap kebahagiaan timbul dari sepasang mata Neyra.

Gue mengenal Ollen cukup baik. Kami satu club basket.

Dunia memang sempit.

Dunia pun suka bercanda.

Suka mempertemukan yang hilang lalu menyakiti pertemuan itu sendiri.

Am I a Traitor?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang