Prolog

17 5 2
                                    

"Seriusan mau bakar-bakar?" tanya gue disela-sela rencana mereka.

"Nah kok lo nanyanya gitu, Jo? kesannya tuh lo gak ngedukung rencana kita." saut Hasir dengan sedikit emosi.

"Makanya kan gue bilang, buat yang mau-mau aja lah. Gak usah dipaksa semua bisa datang. Pertemanan dikelas kita masing-masing juga semakin renggang kan semenjak lulus apalagi kalau mau nyatuin angkatan, bakal lebih susah." July menengahi.

Gue hanya diam mendengarkan rencana mereka. Bukannya ragu atau gak mau partisipasi sama sekali, reuni hari ini aja gak berjalan sesuai rencana, gimana bakar-bakar seangkatan nanti?

"Terus lo maunya gimana, Jo?" tanya Mile.

"Gue mah ikut aja. Asal tempat beneran fix, anak-anaknya juga kompak, dan acaranya bisa pecah."

Gak bisa dipungkiri kalau gue juga kangen sama mereka. Mengingat masa-masa sekolah selalu menjadi hal yang menggiurkan air mata untuk terjun kebumi. Makanya, kalau lagi pengin nangis, liat aja album-album lama. Cukup membuat diri lo tenang!

Malam ini juga, konsep acaranya harus sudah fix. Kami berpikir keras agar acara ini bisa mempererat pertemanan kami lagi. Namun, kenapa pikiran negatif selalu menyelimuti diri gue? Kenapa gue ragu terhadap keberhasilan acara ini?

Ah, Jo! Buang semuanya dan yakinlah! Niat baik akan telaksana dengan mudah.

"Yey, broadcastnya jadi!" seru Kessa dengan riang.

"Kirim sekarang aja kali ya?" tanya Imel.

"Kemaleman gak si, Mel?"

"Gapapa biar besok pagi langsung pada liat. Liburan juga biasanya pada gak tidur kan." ujar gue.

Disamping Kessa dan Imel mengirim broadcast undangan acara bakar-bakar ke grup angkatan, gue mengecek ponsel berharap ada pesan masuk dari Neyra. Anak kelas atas yang sampai saat ini masih mengusik hati gue.

"Oh, ternyata masih deket sama Ne." Imel menyikut bahu gue dengan tiba-tiba.

"Apaan sih lo, Mel. Udah gih urusin bc-an aja sana." usir gue.

Sebelum beranjak pergi, Imel mengucapkan sepatah kalimat yang berhasil membuat senyuman gue mengembang.

"Neyra juga kangen sama lo kok, Jo. Selalu kangen malah. Percaya sama gue."

Semoga yang diucapkan oleh Imel itu benar. Jika dia berbohong, semoga ucapannya menjadi doa. Satu lagi, semoga acara bakar-bakar nanti dapat menghangatkan hubungan kita lagi.

Am I a Traitor?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang