"Ayok semuanya merapat dulu sini." ajak Imel, mc acara.
"Jadi, kita bakalan masuk ke acara puncak yakni Bakar Rakab!" teriak July, rekan Imel dan disambut dengan teriakan cempreng dari yang lainnya.
"Ada yang tahu gak Bakar Rakab itu bakalan ngapain apa?"
"Hayoooo, penasaran kan?" goda July lagi.
Imel dan July menunjuk kesebuah api unggun yang berada ditengah taman.
"Masing-masing dari kita bakalan ngebakar 1 ikan dengan barisan yang teratur. Akan ada selembar kertas berisi tantangan yang menunggu kalian semua." ucap Imel antusias.
Belum juga mc melanjutkan ucapannya, rintikan hujan turun tanpa undangan.
Gue panik.
Yang lainnya juga terlihat khawatir karena tempat ini akan terkena tampias dari air hujan.
Jo, putar otak sekarang!
Lo harus ngapain, Jo?
Gue menarik rambut kepala dengan sangat keras.
"Sudah gue duga kan dari awal. Acara ini gak bakal bisa sempurna!" ucap gue dengan lantang.
July yang mendengarnya, langsung menghampiri gue.
"Heh, apa-apaan sih lo ngomong kayak gitu. Usaha kita udah berhasil bro. Tinggal dikit lagi, jangan pesimis!"
Belum sempat gue membantah ucapan July, Ne datang bersama dengan Ollen menghampiri kita.
Suara panik beralih kepada bisikan halus tentang mereka.
Ne sama siapa?
Loh gue kira masih sama Jo.
Itu seriusan Ne bawa pasangan?Ollen yang melihat gue disini langsung menyambar.
"Lah, lo temannya Eya?" tanyanya antusias.
"Eya?" Jo balik bertanya.
Apa itu panggilan kesayangan untuk Ne?
"Panggil nama gue yang bener ah, Neyra!" seru Ne.
"Kita seangkatan, Len. Joura ketua acara bakar bakar ini." Neyra menapat gue dengan ekor matanya.
"Dunia sempit banget ternyata. Nah anak klub basket yang sering kita omongin itu Joura. Kok lo gak pernah bilang sih kalo udah kenal sama dia?"Ollen menunjuk ke gue.x
Neyra mencubit lengan Ollen.
"Ada apa?" tanya gue tak mengerti.
Raut wajah Neyra berubah tegas. "Gini aja, Jo. Sistem bakar-bakarnya diubah. Satu panggangan untuk 10 orang. Gimanapun caranya, semua harus makan. Selagi mereka ngebakar ikan, kalian main basket ditengah hujan. Ollen, lo setuju kan?"
"Hm, setuju dong! Sekalian tebar pesona lah ya." jawab Ollen dengan santainya.
Neyra melotot dan berbicara dengan nada ketus, "Dasar Ollen yang hobinya makan molen!"
Teman-teman yang lainnya ikut tertawa mendengar ucapan Neyra barusan.
"Tolonglah, Eya. Citra gue turun nanti!"
Ollen bergaya meminta maaf kepada semuanya.
"Jo, lo setuju kan sama saran gue? Tapi ya, kalian bakal hujan-hujanan."
"Makasih ya, Ne. Lo selalu menjadi penenang yang sulit digapai." gue tersenyum tipis kepada Neyra dan beralih kepada bola basket yang sudah ada ditangan Ollen.
"Gue gak pernah meragukan kemampuan basket kalian!" teriak Neyra sambil melemparkan senyuman.
Kalian? Berarti Ollen juga? Apa benar mereka jadian?
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I a Traitor?
Short StorySecarik rindu terhadap masa-masa SMP dahulu. Panitia angkatan berusaha menyatukan pertemanan kami dengan membuat acara bakar-bakar dimalam tahun baru. Ternyata hal itu sangat berat bagi Jo karena ia akan bertemu lagi dengan Ne. Akankah Ne kembali...