"Sudah lama sejak kita terakhir berbincang seperti ini, Kisaragi-san," ujar Katsuragi.
"Lima tahun, kurasa... jadi, saya tidak tahu kalau Katsuragi-kun masih berhubungan dengan Asamiya-san,"
"Haha... kami kebetulan adalah tetangga sejak sekolah dasar, sehingga kami cukup akursejak kecil."
"Begitukah?"tanyaku.
"Ya. Bukankah begitu Ryuko?"
"Ya, aku dan Souma adalah teman masa kecil," jawab Ryuko datar.
"Jadi, Kisaragi-san ini mungkin sedikit kurang sopan. Apakah kamu memiliki ide untukapa yang akan kamu lakukan?"
"Maksudnya?" tanyaku.
"Maksudku, setelah dipaksa dipindahkan ke dunia lain. Bukankah itu memberikan dampak psikologis yang besar padamu juga?"
"Setelah dipikir-pikir, kurasa iya," aku menyetujuinya.
"Jadi, apa yang akan Kisaragi-san lakukan untuk bertahan hidup di dunia ini..."
"Entahlah. Namun, jalan terbaik adalah aku akan mencari cara aman dan sedikit berhematdengan lumi yang diberikan oleh bangsawan sebelumnya."
"Ku pikir juga demikian. Namun, jika dipertimbangkan lagi. Aku dan Ryuko, kami berniat untuk hidup sebagai petualang. Mengingat kalau ini adalah kesempatan langka, bisa hidup di dunia yang mirip game RPG. Ha ha..."
"Apakah kalian berdua tidak akan bertani?" tanyaku.
"Ku pikir bertani juga bisa menjadi alternatif. Namun, mengingat jika bertani akan memakan waktu lama dari waktu penanaman hingga panen. Bukankah uang yang telah diberikan akan kurang?"
Ah, kurasa perkataannya ada benarnya, pikir ku.
"Kurasa juga begitu. Tetapi bicara tentang hal itu, bagaimana kalian akan bertarung? Jika melihat yang akan kalian hadapi nanti adalah monster setelah semua..."
"Ah soal itu... kami telah memutuskan untuk belajar dan mendapatkan kelas sebelumkami memulai perburuan."
"Begitukah..."
"Ya. Apakah kamu tertarik untuk bergabung bersama kami?" ajak Katsuragi.
"Heh? Apakah ini semacam undangan?" tanyaku terkejut.
"Jika itu Kisaragi-san ku pikir tidak masalah. Bukankah begitu Ryuko?"
Asamiya mengangguk kemudian menundukkan kepalanya untuk suatu alasan.
"Tetapi, jika mengingat... itu adalah berburu monster, kurasa...itu agak," gumam ku sambil menunduk.
YOU ARE READING
Outworldly Saga
FantasyManis? Entahlah, yang jelas senyum gadis itu setara dengan kebahagiaan seorang pria. Aku tidak dapat berpikir lagi. Tertegun, terpesona dan tersihir akan penampilan gadis di atas podium. Ini adalah rutinitas biasa bagi kami para siswa akademi Ryuin...