"Persiapkan diri kalian untuk pertarungan pertama sejak kalian menjadi bagian dari Fantasia," Mr. James berdiri dengan tegap di depan aula.
Aku tahu ini informasi penting, tapi bagiku ini menyebalkan. Lagi-lagi kekuatan, sial, aku bahkan tidak tahu apa yang bisa aku lakukan.
Sementara mereka berdiri menyimak apa yang Mr. James katakan, aku terduduk sembari menahan kantuk di pojok ruangan, ini gara-gara Arez yang malah tertidur di ranjang kesayanganku, lantas bagaimanapun juga aku tak mau seranjang dengan pria berantakan itu.
"Sistem pertarungan yaitu bebas, jadi tak akan ada diskualifikasi, mereka kalah saat mengaku kalah, sebelum itu pertarungan akan terus berlanjut," ia melanjutkan membuat mereka berbisik takut, siapa yang tidak takut jika bisa saja mati sia-sia disana.
Aku sendiri menguap lagi, kenapa jika mati? Setidaknya aku bisa tidur lama. Sungguh pemikiran cemerlang Epione!
Mataku semakin memberat, kali ini aku benar-benar mengantuk. Apakah mereka masih lama? Karena tidak bisa menahannya, aku tertidur begitu saja.
Namun saat bangun, aku berada di sebuah ruangan luas dengan penerangan alami matahari, lantai yang menjadi alasku tidur yaitu marmer hitam, ah maka dari itu aku merasa dingin.
Aku mendudukkan diri, apakah ada yang menculikku? Siapa? Terserah lah, yang terpenting harus memberiku makan saja. Aku kembali menguap, ternyata masih mengantuk, saat kembali menidurkan diri, seseorang menarik tanganku untuk duduk lagi.
Ternyata Arez, ia yang menculikku ternyata. Aku menatapnya heran, "kenapa kau menculikku?" Tanyaku padanya.
Ia menatapku tanpa ekspresi, "kau memang tidak tahu malu ya? Bagaimana bisa kau tidur di sembarang tempat?" Ia malah balik bertanya.
"Aku mengantuk bodoh! Ini semua karenamu yang tidur dikamarku!" Jawabku nyolot, bagaimanapun ini salahnya, iya, intinya aku tidak pernah bersalah.
Arez mendudukkan diri di depanku, "kenapa kau tidak tidur denganku saja? Pikiranmu sungguh rumit."
Rumit katanya? Jika ditanyai 2 × 3 saja aku masih kesusahan menjawab. "Mana bisa aku tidur denganmu! Tidak ada jaminan jika terbangun aku masih berbadan satu!"
Si pria berantakan nampak memicingkan mata, "aku tidak berminat denganmu nona pemalas!" Jawabnya sembari menyentil keningku, wah tidak berminat katanya?
"Hei, kenapa kau tidak berminat denganku?" Tanyaku balik dengan ketus. Eh, kenapa juga aku harus bertanya seperti itu? Sial.
"Oh, jadi kau ingin aku tertarik padamu, hm?" Ia memajukan wajahnya, bahkan aku bisa merasakan nafasnya menerpa wajahku.
Aku dengan keras membenturkan kepalaku pada keningnya, salah siapa kurang ajar. Ia meringis mengusap keningnya yang mulai membiru, wah ternyata aku kuat juga.
"Dasar gila," gumamnya masih mengusap kening.
Aku tertawa riang, kemudian menyadari, aku tidak tahu ini tempat apa. "Tunggu, ini dimana?" Tanyaku lalu menunjuk wajahnya malas, "kau tidak berniat berbuat jahat padaku kan tuan?"
Ia mendesis lalu mengusap rambutku gemas, "kau harus lebih heboh jika ada yang ingin berbuat jahat padamu nona," ia berdiri mengulurkan tangannya membantuku berdiri.
Namun aku hanya melirik tangannya, aku malas, duduk lebih menyenangkan, "berdiri itu, melelahkan," ucapku menatap wajah datar si pria berantakan.
Ia malah menggenggam kedua tanganku lalu nenarikku kembali. Mau tak mau aku berdiri, menatapnya sebal.
"Ini ruangan rahasia, kau bisa berlatih denganku disini," ucap pria berantakan.
Oh, jadi seperti itu. Aku melirik lagi ke sekitar, disini sangat luas, bahkan muat untuk pertarungan beberapa ekor gajah. Dinding disini terbuat dari kayu, tapi itu bukan kayu biasa tentunya.
Ketika melirik ke sebelah kanan, aku terlonjak, disitu ada sebuah kaca besar, namun ini bukan tentang sang kaca, tapi tentang pemandangan luarnya, yaitu air yang dipenuhi dengan ikan. Banyak lumut juga bebatuan, tapi karena air yang sangat bening, malah terlihat sangat indah.
Disini sepertinya menyenangkan untuk tempat rebahan.
🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
Academy of Talent
FantasyEpione tak pernah tahu, saat ia menginjakkan kaki di Fantasia, hidupnya akan berubah sepenuhnya. Banyak hal yang tidak ia ketahui, apalagi yang tidak ia pahami. Ia belum tahu kekuatan apa yang sebenarnya ia miliki sampai seorang pemimpin negeri Zeo...