Chapter 16

3.3K 212 85
                                    

"Kau sudah siap?" Sakura mendongak saat melihat ayahnya mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri.

"Rasanya baru kemarin kau buang air besar di pangkuanku saat makan malam. Dan lihatlah sekarang kau sudah menjadi pengantin." Sakura tertawa mendengar ucapan ayahnya.

"Arigatou sudah membawaku ke dunia ini. Karena kalian aku bertemu dengan orang yang aku cintai." Sakura memeluk ayah dan ibunya ia tak mampu menahan air matanya.

"Hei, make up mu bisa rusak. Nanti pengantin pria mu melarikan diri jika melihat wajahmu." Mebuki menghapus air matanya dengan tisu.

"Ayo jangan biarkan dia menunggumu lebih lama lagi." Kizashi membawa putrinya keluar dari ruang tunggu yang ada disebelah Gereja.

Sakura merasakan jantungnya seolah akan pecah karena debaran yang terlalu keras. Ia yakin ayahnya yang sedang menggandeng tangannya dapat mendengarnya. Tangannya terasa basah meski ia memakai sarung tangan. Sakura tertawa dalam hati ia tidak menyangka berjalan menuju altar akan segugup ini.

"Angkat wajahmu, aku ingin semua orang melihat wajah cantik putriku." Pria paruh baya itu mengelus tangan putrinya yang bertaut di lengannya. "Lihatlah pangeran mu di sana."

Mata Sakura tertuju pada pemuda yang dibalut jas pengantin warna putih berdiri di altar. Bukannya perasaan tenang yang ia dapat gadis itu justru semakin gugup. Dua gadis kecil dengan gaun putih menaburkan bunga dari keranjangnya di karpet yang akan dilalui Sakura.

Hampir saja ia terjatuh karena menginjak gaunnya sendiri. Ia bersyukur karena tangan kokoh milik ayahnya menyelamatkannya dari kejadian memalukan.

"Jangan gugup Saki, tou san memegangmu" bisik sang ayah lembut berharap bisa meredakan kegugupan putrinya.

Debaran di dadanya semakin kencang seiring jarak yang menipis menuju altar, genggaman tangannya pada lengan sang ayah semakin mengerat. Senyum Gaara terasa sangat hangat ketika ia melihat wajah pemuda itu.

"Berjanjilah kau akan menjaga senyuman Sakura." Kizashi meletakan tangan Sakura diatas telapak tangan Gaara yang terulur. "Jika kau sudah tidak lagi menginginkan putriku jangan pernah menyakitinya. Bawa Sakura pulang ke rumah kami."

"Aku berjanji akan selalu membahagiakan Sakura dan tidak akan melepaskannya." Gaara menggenggam tangan Sakura dengan lembut.

Sakura merasakan kebahagian yang membuncah ketika selesai melakukan prosesi pernikahannya. Semua yang menjadi saksi pernikahannya bertepuk tangan. Naruto terus berteriak mengucapkan selamat padanya. Ia memeluk Gaara dengan erat.

"Jidat ayo lempar buket bunga mu." Ino berteriak semangat. Gadis itu berharap jika ia mendapatkan buket bunganya kekasihnya akan segera melamarnya dan menyusul Sakura ke pelaminan.

Sakura melihat Sasuke keluar dari Gereja. Ia menoleh pada pria yang baru saja resmi menjadi suaminya. Gaara mengangguk dan gadis itu berlari mengejar Sasuke.

Teman-teman dan keluarganya merasa terkejut ketika Sakura mengejar Sasuke. Naruto menatap Gaara seolah bertanya apa yang terjadi? Dan Gaara hanya tersenyum sebagai jawaban.

.
.
o0o
.
.

Sakura berlari keluar dan melihat Sasuke berjalan menuju taman. Gadis itu tersandung gaunnya sendiri dan jatuh karena berlari. Sarung tangannya robek karena ranting kayu dan ujung gaunnya sedikit kotor karena menyapu rerumputan. Pria yang dikejarnya duduk di bangku taman.

"Sasuke." Sasuke terkejut saat mendengar suara Sakura. Gadis itu berdiri dihadapannya dengan nafas terengah.

"Sakura?" Dia tidak mengerti mengapa Sakura berada disini.

FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang