Chapter 4

1.9K 193 20
                                    

happy reading

o0o

.

.

Mikoto berdiri di depan pintu apartemen Sasuke, putra bungsunya tidak pernah pulang ke rumah sejak pembatalan pernikahannya ia memilih tinggal bersama gadis pilihannya. Mikoto merasa marah dan kecewa atas keputusan putranya tapi dia tidak bisa melakukan apapun untuk mengubah keputusan putranya. Mikoto menekan bel dan ia mendengar langkah kaki mendekat dari balik pintu.

Karin mendengar suara bel, ia bertanya tanya siapa yang datang karena menurut Sasuke hanya Itachi dan Naruto yang tau apartemen ini bahkan Sakura dan Orang tuanya pun tidak tau. Karin terkejut saat melihat Ibu kekasihnya berdiri di ambang pintu dengan sebuah box yang cukup besar di dekat kakinya.

"Boleh aku masuk?" Karin mengangguk dan bergeser, Mikoto membungkuk ingin mengangkat box tapi Karin mendahuluinya dan membawanya masuk.

"Sangat Sakura sekali." Mikoto mengamati ruang tamu yang di dominasi warna peach. Mikoto tersenyum geli membayangkan reaksi Sakura jika gadis itu tau Itachi memberi mereka apartemen dengan interior hampir seluruhnya berwarna pink sebagai hadiah pernikahan. Ia masih ingat gadis itu berteriak heboh saat Itachi memberinya laptop berwarna pink sebagai hadiah ulang tahun.

"Maaf, apa Ba-san mengatakan sesuatu?" Mikoto hanya menggeleng sebagai jawaban. Mikoto duduk di sofa dengan bantal bergambar tomat ceri, ia ingat Itachi membawanya ketika pulang dari Kiri gakure. Karin meletakan secangkir ocha dan kue di hadapan Mikoto.

"Kenapa kau melakukannya?"

"Apa maksud Ba-san?"

"Memisahkan Sakura-chan dan Sasuke. Padahal kau tahu mereka saling mencintai." Karin mengepalkan tangannya lagi lagi kalimat itu yang dia dengar, kenapa semua orang menyalahkannya.

"Sasuke mencintaiku, karena itu dia memilihku."

"Benarkah? Apa kau yakin putraku mencintaimu?"

"Tentu saja, kami menjalin hubungan cukup lama dan aku lebih dulu mengenal Sasuke di banding gadis itu."

"Kau tau kuatnya sebuah hubungan tidaklah di nilai dari lama tidaknya hubungan itu terjalin." Mikoto menyesap ochanya. "Ku dengar kau sakit, bagaimana keadaan mu?"

"Aku sudah lebih baik."

"Aku merasa iba padamu saat mengetahui keadaanmu, tapi kau tidak bisa menjadikannya alasan untuk menghancurkan Sakura-chan dan menyeret Putraku kedalam hidupmu."

"Apa mau mu sebenarnya? Kenapa kau terus memojokanku?" Mikoto menatap Karin datar ia tidak menyangka gadis di depannya akan bersikap tidak sopan.

"Aku hanya ingin menyadarkanmu atas kesalahan yang kau perbuat."

"Kesalahan? Kesalahan apa? Aku tidak melakukan kesalahan apapun." Karin menatap nyalang Mikoto yang sedang menyesap ocha dengan anggun.

"Kau benar benar gadis egois, bahkan kau tidak mau mengakui kesalahanmu." Senyum sinis menghiasi wajah Mikoto membuat Karin berang.

"Kesalahan. Kesalahan. Dan kesalahan itu yang semua orang katakan, memangnya apa salahku? Apa mencintai seseorang adalah kesalahan?"

FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang