BAB III - RIBET!

158 12 2
                                    

Halo-halo semuaa, aku balik lagi nih. Aku usahain setiap hari update kalau lagi nggak sibuk.
Mohon kritik dan saran nya supaya aku bisa memperbaiki novel ini.
HOPE YOU ENJOY READING GUYSS

And Don't Forget to vote and komen ya. Terimakasih 😘😘

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

“Assalamualaikum” ucapku sambil memasuki rumahku. Hem kok sepi. Kulanjutkan langkah kakiku untuk memasuki rumah.

Kuletakkan barang titipan mama di dapur, kami memang tidak memiliki asisten rumah tangga, keluarga kami hanya memiliki tukang kebun yang satu minggu sekali datang untuk membersihkan kolam dan merapikan rumput halaman yang mulai meninnggi.

Sebelumnya papa sudah menyuruh mama untuk setidaknya mempekerjakan 1 asisten rumah tangga untuk membantu mama membersihkan rumah yang tidak terlalu besar ini tapi tidak bisa juga dibilang kecil. Tetapi mama kekeuh untuk mengurus keperluan rumah sendiri, alasannya karena rumah adalah privasi sebuah keluarga, mama hanya ingin memastika semua nya berada dalam pengawasan tanpa ingin orang lain ikut campur dalam rumah tangganya.

Hebat bukan, aku pun ingin seperti mama saat menikah nanti. Heh, Menikah? Kenapa tiba-tiba memikirkan itu. Lupakan.

Ah rupanya mama sedang dikebun belakang untuk melihat sayur yang beliau tanam sendiri, katanya suapaya ada kegiatan, biar nggak bosan kalau di rumah sendiri, hitung hitung hemat belanjaan.

Aku melangkahkan kakiku untuk menghampiri mama di kebun belakang.

“Ma, titipannya di dapur. Aretha ke kamar” ucapku ke mama yang hanya di jawab iya.

‘HAH’ ku hempaskan badanku ke kasur ku. Pikiranku melayang, apa benar yang diucapkan calis, segitu kejamnya aku saat memarahi mereka. Meskipun aku sudah sering mendengar ucapan mereka bahwa aku sangat kejam, ah bukan ganti saja kata kejam dengan tegas, tapi terkadang terlintas apa memang aku kejam. Biarlah, karena itu upaya ku untuk tetap menjaga kualitas kerjaku dan divisiku.

Lebih baik aku segera membersihkan badanku dan berendam, rasanya badanku pegal-pegal semua. Apa aku sudah tua ya, hah aku baru 26 tahun tidak tidak. Lupakan.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Ku pencet tombol yang ada di remote terus menerus, huh acara nya membosankan hanya ada berita dan acara infotaiment. Terkadang aku merasa heran dengan acara infotaiment yang ada di tv, para selebritis itu selalu mengumbar kehidupan mereka untuk menjadi santapan masyarakat demi mendapatkan sepeser uang, apa mereka tidak merasa terganggu jikalau privasi mereka menyebar.

Yang lebih ku herankan lagi mengapa banyak orang orang suka melihat acara infotaiment yang berbicara seputar kehidupan artis. Memangnya apa manfaat nya, mengapa mereka tidak melakukan hal yang lebih berguna, mencoba membuka usaha atau hal lainnya.

Hah, sudahlah itu merupakan urusan mereka, aku tidak berhak ikut campur mengenai pilihan mereka. Lebih baik aku bantu mama masak di dapur saja. Aku melangkahkan kakiku memasuki area medan perang mama-dapur- “Ma, mau dibantu?”

Mama menolehkan kepalanya kearahku sambil menjawab “Bantuin mama bersihin sayur sama potongin sekalian ya” jelas mama kepadaku

“Iya” mulai ku ambil sayur sayuran yang ada di meja untuk segera ku bersihkan.

My Manager, Manage My Life [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang