BAB IX - SI HANDSOME

132 11 1
                                    


Halo-halo semuaa, aku balik lagi nih. Sesuai janjiku malam ini update cerita ini. Kangen Aretha ga nih?. Oke langsung baca aja ya, maaf kalau ada typo.

Mohon kritik dan saran nya supaya aku bisa memperbaiki novel ini.
HOPE YOU ENJOY READING GUYSS

And Don't Forget to vote and komen ya. Terimakasih 😘😘

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

'KRING KRING'

Terdengar deringan dari telefon ku, segera ku ambil dan kulihat id caller nya. Ah pak Damar. Tombol berwarna hijau segera ku geser ke kanan untuk mengangkat panggilan dari pak Damar. Sembari mengangkat telefon aku melangkah menuruni tangga untuk menuju meja makan.

"Hallo, selamat pagi bu Retha"

"Ah iya selamat pagi Pak, ada apa ya Pak?"

"Ah itu bu Retha.. A-anu saya mau ngajak bu Retha berangkat bareng" Dengan tubuh yang daim membeku di ujung tangga, pikiran ku mulai berputar. Hah, aku nggak salah dengar kan? Bareng ke kantor maksutnya? Apa pak Damar gak mikir ya kalau bareng ke kantor bakalan jadi bahan gosip sama karyawan lain?

Kalau kalian tanya kenapa waktu diajak pulang bareng aku mau? Kan kalau pulang, gak ada yang liat. Pulangnya nunggu karyawan lain pulang hehehe. Bentar ini beneran ngajak berangkat bareng?

"Bapak ngajak saya berangkat ke kantor bareng gitu maksutnya?" tanyaku setelah melanjutkan melangkah ke arah meja makan.

"Iya saya ngajak berangkat ke kantor bareng, ini saya su-" sebelum pak Damar melanjutkan kalimatnya segera ku potong dengan pernyataan keengganan ku.

"Maaf pak tapi saya diantar ayah saya, lagian kalau saya nunggu bapak keburu telat apalagi nanti kejebak macet juga" ujarku ogah-ogahan.

Belum sempat pak Damar menjawab kalimat pernyataan ku, terdengar teriakan mama dari arah depan. Duh si mama, gak bisa apa sehari aja tanpa teriak gitu.

"Retha, cepet ke depan. Nak Damar nungguin dari tadi" Apa aku perlu ke THT? Tadi mama bilang pak Damar di depan kan? Hah?

"Halo, Halo Retha kamu masih disana kan?"

Dengan masih setengah bingung aku segera menjawab " Hah?" Terdengar helaan nafas di seberang.

"Ini yang mau saya bilang ke kamu. Saya sudah di depan."

"Tap-Tapi pak sa-" belum sempat menjawab, namun pak Damar sudah mengakhiri telefon.

Dari arah ruang tamu terdengar papa berkata "Kak, papa gak jadi nganterin ya. Papa mau maen ke rumah temen papa, udah lama papa gak maen. Lagian kakak kan udah bareng Damar. Kenapa kakak gak bilang sama papa sih kalau mau dijemput Damar, kan papa bisa bangun agak siangan kalau kakak bilang.

"Aduh papa, kalau ngomong kok kayak kereta sih. Retha tuh gatau kalau pak Damar mau jemput"

Baru saja papa mau buka suara, terdengar lagi teriakan nyaring mama "RETHAA CEPET KELUAR" dan ku balas teriakan juga "IYA MAAAA"

"Retha berangkat dulu pa. Assalamualaikum" setelah menyalimi dan mencium pipi papa aku segera keluar dan menemui pak Damar.

"Duhhh kamu ngapain aja sih lama banget, kasihan tuh nak Damar nungguin kamu yang lelet ini" ini mama kenapa sih gomel ngomel terus.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Manager, Manage My Life [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang