Mall terbesar dan satu-satunya di kota itu ramai oleh pengunjung. Ribuan orang berlalu lalang menikmati weekend.
Di salah satu restoran, Najmi tampak ada di sana bersama temannya Diva. Mereka menunggu seseorang sambil berbincang seru.
"Emang siapa sih, Div?"
Ini adalah ketiga kalinya Najmi bertanya. Dan lagi-lagi respon Diva mengedikkan bahu sambil berkata, "tunggu saja."
Najmi memutar bola mata malas. Diva membuatnya penasaran setengah mati!
Sekitar menit ke-10, sosok yang ditunggu akhirnya datang. Najmi belum menyadari karena sibuk dengan handphonenya.
"Maaf, lama ya?"
Suara yang berat itu terdengar. Najmi mendongak demi melihat pemilik suara itu.
"Hai, Rio! Selow geh, gak papa kok." Sambut Diva ceria.
Rio?
Bukankah dia kakak kelasnya? Mantan ketua OSIS? Sosok yang diidam-idamkan teman sekelasnya? Kenapa? Ada urusan apa?
Najmi mengerjap.
"Hai, Kak." Sapa Najmi sambil tersenyum kaku.
Najmi menduga-duga dalam hati. Kenapa pula Diva mengajaknya bertemu dengan pria ini? Ada urusan apa sih sebenarnya?
Rio menatap Najmi sambil tersenyum.
"Hai juga. Lu Najmi, kan?" tanya Rio.
Najmi mengangguk.
"Iya, Rio. Ini Najmi yang lu incer dari kelas 7," lanjut Diva.
Najmi yang mendengarnya menganga. Oh tidak, tidak. Diva pasti sedang becanda.
Tak diduga, Rio tertawa sambil berkata, "lu mah udah buka kartu aja!"
Mereka berdua akhirnya tertawa bersama. Najmi bertanya dalam hati; sejak kapan mereka sedekat ini?
Najmi berdehem. Membuat mereka menyadari kalau ada orang lain di meja itu.
"Sorry, Naj. Lu jangan diem makanya." Ucap Diva.
Najmi meringis, lalu mendekatkan dirinya ke kuping Diva. Dengan suara kecil namun penuh penekanan dia bertanya, "Kak Rio ngapain di sini?"
Lalu kembali ke posisi awal.Diva dan Rio bertatapan. Keduanya seperti saling melempar kode. Najmi memperhatikan. Duh, ini mah jadi kambing congek kayanya!
"Naj, gua ke toilet dulu, ya."
Diva tiba-tiba beranjak. Tanpa menunggu jawaban dari Najmi, dia berlalu begitu saja. Najmi menahan dirinya agar tidak meledak. Bukannya jawab pertanyaannya dulu! Hah!
Setelah Diva pergi meja itu sepi. Jujur saja, Najmi merasa canggung. Sudah setahun setelah kakak kelasnya itu lulus mereka tidak pernah bertemu, dan ditambah mereka tidak pernah berbincang selama di sekolah. Intinya, selama ini Najmi tidak pernah terlibat urusan apapun dengan dia. Jadi bukankah aneh ketika tiba-tiba sekarang laki-laki itu ada di depannya?
"Najmi?" panggil Rio.
Najmi menoleh. Dia gugup sekarang.
"Aneh ya tiba-tiba ketemu sama gua?"
Najmi tersenyum kaku (lagi). Laki-laki ini bisa membaca pikirannya? Ah gak mungkin!
"Nggak. Kakak udah lama deket sama Diva?"
Setelah pertanyaan itu terlontar, Najmi merutuk diri. Dia seperti sedang cemburu saja!
Rio tersenyum, "gak kok. Kita biasa aja. Cemburu ya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Asmara di Asrama
Teen FictionNajmi. Gadis cantik dengan otak pintar. Mendapatkan peringkat 1 se-kabupaten di kelulusan SMP. Dia bertekad akan mendaftar di SMA favorit. Tapi lain hal dengan orang tuanya. Keinginan mereka adalah Najmi melanjutkan di pondok pesantren. Menjadi per...