1. Tangisan bayi

18.9K 601 7
                                    

Kesedihan menjadi topik untuk setiap masalah. rasa sedih,kecewa bercampur jadi satu.
Aku tidak dapat memutar keadaan tapi aku juga tidak mampu melupakannya.

★★★★★★★★

Cafe

Disini lah aku bekerja mencari uang demi sesuap nasi keadaanku yg hanya seorang gadis miskin membuat aku harus bekerja keras untuk menghidupi diriku. Di usiaku yg baru 21 tahun ini aku harus bekerja demi menghidupi diriku sendiri jika aku tidak bekerja aku akan mati kelaparan.

Tentu saja aku tidak mau mati sia - sia seperti ini. Aku bekerja pagi sampai malam hanya demi upah yg tidak lah banyak tapi cukup untuk membayar uang kontrakan rumah dan biaya hidupku dikota besar ini.
Ngomong - ngomong aku tinggal di kota besar yaitu kota jakarta ini yg menjual makanan,minuman dan barang - barang yg sebar mahal.

Untuk ukuran orang biasa sepertiku sungguh ini sangat berat untukku.
Aku hanya bekerja sebagai seorang pelayan disebuah cafe yg cukup besar dengan gaji kecil, bayangan kota ini sangat besar dan semua kebutuhan hidup yg dijual tidaklah murah tapi apa dayaku aku hanya bisa menerima dengan lapang dada.

"Hei FANNY jangan melamun,"suara teriakan tepat di telingaku membuat aku tersentak kaget,aku menatap ke arah orang yg berteriak padaku membuat aku menatap tajam pada seorang gadis yg tengah cengar cengir padaku.

"Apasih rika kenapa kau sangat suka mengagetkan aku,"kesalku padanya.

"Hehehe.....Maaf habis sejak tadi aku memanggilmu kau hanya melamun saja membuat aku jengkel,"ucap rika padaku membuat aku memutar bola mataku dengan bosan.

"Kau sangat menyebalkan rika huh,"kesalku.

"Maaf fanny.....ya ya ya,"kata rika menaikkan turunkan alisnya dengan ekspresi sok imutnya.
Membuatku menahan tawa melihat tingkah lakunya.

"Baiklah aku maafkan kau hari ini puas,"ucap gadis itu yg tak lain adalah fanny gadis berusia 21 tahun itu yg bekerja sebagai seorang pelayan sama seperti rika.
Rika adalah sahabat terbaiknya di tempat kerja hanya rika yg mau Berteman dengan gadis miskin seperti dirinya, meski yg bekerja disini juga orang biasa saja tapi hanya rika sahabat terbaiknya dan tidak sombong pada semua orang.

"Puas sekali terima kasih fanny ku sayang,"pekik rika dengan gaya anak belasan tahun membuat aku terkekeh geli melihat tingkah lalunya.

"Ayo kita kembali bekerja kau tidak mau kan jika kita dipecat karna tidak bekerja secara profesional,"ucap fanny sambil merangkul bahu rika berjalan ke arah dapur cafe
Keduanya kembali bekerja hingga siang menjelang keduanya makan siang di sebuah warung kecil tak jauh dari cafe tempat mereka bekerja.

"Aku sangat lapar sekali fanny,"kata rika sambil menikmati bakso miliknya dengan lahap.
Ya keduanya duduk di warung bakso yg cukup rame itu.

"Memangnya kau tidak sarapan pagi tadi hingga kau terlihat serakus ini,"tanya fanny menggeleng - gelengkan kepalanya melihat rika seperti orang yg tidak pernah makan saja.

"Tidak,"jawab rika singkat membuat fanny memutar bola matanya dengan malas.

"Mengapa,"tanya fanny menatap heran karna yg fanny tahu rika memiliki orang tua yg lengkap.
Dan ibu rika setiap hari membuat sarapan untuk rika kenapa bisa rika tidak sarapan, bahkan fanny iri karna rika masih memiliki orang tua tidak seperti dirinya sebatang kala.

The Baby I Found (DI PINDAHKAN KE DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang