2
Ini gila! Kenapa aku harus berubah demi orang yang tidak aku kenal?
-ShalsaShalsa uring-uringan setelah mendapatkan pesan dari nomor yang tidak dia ketahui. Jantungnya memompa darang begitu cepat hingga dia merasa tercekat. Dia berdecak keras, kenapa dia merasa hidupnya kini penuh dengan acaman.
08549868**** : Jam 11 di mall wijaya!
Shalsa melirik jam dinding keropinya, 10.20 WIB. Waktu tersisa 40 menit sebelum jam 11. Dia mendesah pelan, jemari lentiknya mencoba memijit tengkuknya yang mulai pegal. Sejenak berfikir kenapa hatinya memaksa untuk mengikuti rule dari orang yang baru dia kenali.
Bangun sha! Lo bukan lagi Shalsa yang kemarin! Jangan macam-macam sama Feren, atau hidup lo yang bakalan hancur!
Bergegas gadis itu menuju kamar mandi, tidak banyak yang dapat dia lakukan. Dia memilih setelan baju kaos yang dipadukan dengan celana jeans hitam. Penampilannya tampak natural dengan gaya rambut yang dikucir kuda dan polesan bedak baby tanpa ada sedikitpun lipstik.
"Sayang mau kemana?" teriak Fani melihat anaknya tergegesa menuruni anak tangga.
"Aduh ma, Sasa ada urusan penting nih. Assalamualaikum," teriak Shalsa berlari menuju pintu rumah.
Untung saja gojek yang Shalsa pesan datang tepat waktu, saat dia membuka pagar gojek tersebut sudah menunggu dirinya. "Bang ngebut ya bang, sebelum jam 11 sudah sampai di mall Wijaya. "
"Tapi neng," ucap kang gojek ragu.
"Nggak ada tapi-tapi abang, berapa pun saya bayar."
"Bukan begitu neng, kota kita itu langganan macet nggak mungkin bisa ke sana dalam waktu 10 menit."
"Sasa nggak mau tahu, ngebut!" keukeh Shalsa, menepuk pelan pundak Kang gojek sesaat dia sudah mencapai posisi ternyamannya. Kang gojek menghelakan napasnya sebelum mengikuti perintah Shalsa.
Pelanggan itu banyak macamnya, ada yang baik hati, ngeselin, egois, atau pun tak peduli. Namun, demi sesuap nasi para driver berusaha tabah mengikuti kehendak mereka yang kadang diluar logika. Kang gojek yang Shalsa tumpangi dapat mempersingkat waktu hingga 30 menit, bagaimana bisa? Ya kembali lagi, demi pelanggan dibisa-bisain.
"Ambil aja kembaliannya bang," ucap Shalsa berlalu. Dia memberi dua lembar uang seratus ribu, bagi Shalsa uang segitu bukanlah apa-apa. Bergegas dia memasuki mall yang super duper megah, sialnya dia telat 2 menit.
"Dua menit 40 detik," ujar seseorang memiringkan senyumnya.
Shalsa membungkuk, berusaha mengatur nafasnya yang ngos-ngosan. Ternyata tidak hanya Feren, dua manusia tadi juga ikutan.
"Minum dulu sha," tawar Iqbaal menyodorkan air mineral. Meski dia terkenal 'agak' ganas, tapi percayalah dia mempunyai hati yang lembut apalagi sama perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Mine [Complete]
Teen Fiction!!!Pindah ke dreame!!! [YUK FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] [Telah direvisi ✔] "Dengerin ya, lo bukan pacar gue tapi lo milik gue Shalsa Senja Arunika." Tatapan Feren makin membuat Shalsa takut. "Feren please...," pinta Shalsa. "Apa sayang?" suara Fere...