Terhitung empat hari setelah terakhir kali Hana ketemu sama Yunho. Gimana ya, ya bisa dibilang malam itu pertama kali mereka beneran ketemu dan terkahir kali ketemu.Gak bisa dipungkiri Hana sedikit kepikiran sih. Ya gimana, mereka kan waktu itu udah doing that thing padahal gak saling kenal satu sama lain. Cuman tau nama, itupun kalo Yunho tau dia.
Gak munafik itu emang bukan kali pertama Hana ngelakuin 'itu'. Dia pernah punya pacar, jadi ngelakuin itu sama Yunho bukan pengalaman pertama lagi.
Hana tau dia ngerasa kaya bodoh banget mikirin gitu tapi dia tetep aja kepikiran. Apakah abis ini dia bakal ketemu Yunho lagi?
Atau mereka bakal tetep gini. Saling gak kenal satu sama lain kaya sebelumnya. Ini bahkan udah hari keempat setelah mereka ngelakuin itu dan Hana gak ngeliat batang hidung Yunho dimana pun.
Cewek itu ngumpat terus nepuk-nepuk pipinya. Sadar, Ha. Emang lo siapa harus nyariin dia?
Cewek dengan rambut hitam panjang tergerai dengan style sedikit boyish itu ngeliat jam yanga melingkar ditangannya, jam 2 siang dan kelas terkahirnya udah kelar.
Hari ini bukan jadwalnya ke perpustakaan umum jadi kayanya dia bakal langsung pulang ke kost aja.
Tapi malah diteriakin sama orang pas lewat parkiran.
Hana muter badannya nyari-nyari sumber suara yang manggil namanya, tapi gak ketemu.
"Han! Gue disini!" teriaknya lagi dan Hana nengok, oh, dijejeran sepeda motor. Jaewon baru aja ngelepas helmnya.
"gue kira suara yang manggil gue invisble kak." canda Hana sambil ketawa.
"gaya banget mata lo gak ngenalin gue tadi. Gue lepas helm baru ngeh."
"sorry, kak. Kalo make helm ganteng lo gak keliatan, makanya gue gak ngeh."
Jaewon langsung ketawa pas Hana ngomong gitu.
"mau balik apa gimana lo?" tanya Jaewon ke Hana.
"iya, kelas baru kelar, kelas terakhir dosennya gak masuk jadi mau langsung pulang." sahut Hana.
Hp cewek itu bunyi. Buru-buru dia buka tas dan ngambil hp nya.
"nomor siapa sih?" ucap Hana geram ngeliat nomer baru yang nelponin dia.
"Halo." sahut Hana.
"dimana?"
Kening cewek itu mengkerut. "ini siapa?"
"gue jemput."
"gue diparkiran kampus. Gedung FH." sahut Hana terus telpon dimatiin secara sepihak.
The fuck?
"gajelas banget." ucap Hana kesal terus masukin hp nya kembali ke tas.
"siapa?" tanya Jaewon, Hana ngegeleng karena dia beneran gatau siapa yang nelpon. Masa Hansol.
Hana hapal banget kalo Hansol yang ganti nomor dia pasti pura-pura jadi kang ojol yang pesanannya tiba-tiba gue cancel.
Jadi itu gak mungkin hansol.
"gatau, gajelas cuman nanyain gue dimana." sahut Hana sambil geleng-geleng. "yaudah gue cabut ya, kak. Panas banget sumpah mau rebahan dikasur."
"naik apaan? Gak nungguin yang tadi nelpon? Apa gue anterin?" tawar Jaewon, Hana menggeleng.
"gak usah lah, kak. Gue bisa pulang sendiri. Ntar yang anu marah kalo lo nganterin gue." ledek Hana.
"anu apaan. Gak ada, gue kan suka sama lo."
"gak usah banyak gaya. Emang gue gak tau yang soal anak kedokteran itu, dah ah, bye." teriak Hana yang semakin mempercepat langkahnya.
Masalahnya panas banget Hana mau buru-buru naik angkutan umum terus cepet sampe rumah.
Dijalan pulang hp Hana bunyi lagi, nomor yang sama nelpon lagi.
"halo." sahut Hana dengan suara yang gak santai.
"udah dimana?"
"masih dijalan." sahut Hana. "ini siapa sih?"
"Yunho."
Hana membulatkan matanya kaget. Serius ini Yunho? Dapet nomor dia dari mana?
"o-oh." cicit Hana. Gatau kaget aja rasanya setelah berhari-hari ternyata dihubungin lagi.
"harusnya tadi gue beneran nyamperin lo aja ya." ujarnya dengan suara yang datar.
"maksudnya?" tanya Hana.
"gue sibuk tapi nyempetin mau ngeliat lo, cuman gajadi."
"yaudah gapapa kalo lo sibuk mau gimana lagi. Lagian gue bisa pulang sendiri-"
"bukan itu." potong Yunho cepat.
Hana diem doang.
"gue sibuk, udah dulu."
"ok-"
Panggilan udah putus sebelum Hana nyelesein kalimatnya.
Jam 1 malem, Hana kebangun karena denger pintu kamarnya kebuka, kasurnya juga gerak-gerak tapi berat banget rasanya buat cewek itu buka matanya karena dia baru aja tidur sejam yang lalu.
Hana ngerasa selimutnya ditarik sampai dada dan ada tangan yang melingkar dipinggangnya.
Ada nafas teratur yang terasa disekitar belakang telinga Hana.
"i miss u so damn much." ucapnya dan Hana kembali terlelap.
Paginya Hana buka matanya dan ngerain sesuatu dibelakang dia. Lebih tepatnya dibagian bawah.
Cewek itu muter badannya dan ngeliat Yunho yang masih merem. Ngerti gak sih Hana kaget tapi gak juga. Ya gimana ya, semalem pas kebangun dia emang gak kepikiran yang masuk kamar dia siapa, tapi pas bangun ngeliat Yunho ada disebelah dia, rasanya kaya bukan hal yang aneh. Karena emang yang pernah masuk kamar Hana cuman dua orang sebelumnya.
Mantan pacar Hana, sama Hansol. Sekarang jadi tiga karena ditambah Yunho.
"i feel something." ujar Hana masih menyesuaikan matanya dari cahaya lampu kamarnya yang masih nyala.
"its freaking cold." sahut Yunho masih dengan mata yang terpejam.
Hana cuman ketawa terus dia berusaha mau bangun tapi ditahan sama Yunho.
"masih pagi mau kemana sih?" tanya Yunho.
"cuci muka, Yunho. Ini udah siang."
"gak usah. Sini tidur lagi, temenin gue." pinta cowok itu sambil nepuk-nepuk sisinya.
Ngerti gak Yunho tidur cuman make celana pendek dan gak make baju, untuk beberapa alasan Hana rasanya malu banget ngomong sambil ngeliatin Yunho.
"tapi gue laper mau nyari sarapan." sahut Hana dan Yunho narik paksa biar cewek itu balik tiduran lagi.
"5 menit." ujar Yunho. "gue juga butuh sarapan, tapi bukan makanan."
Tangan kanannya masuk menelusup dibalik baju Hana tanpa aba-aba.
"you must be kidding me. Its stil 6.30am in the morning, Yunho."
"i know, baby girl. Now shut up your mouth and i'll show you what heaven feels like."
KAMU SEDANG MEMBACA
Heaven - Jung Yunho
FanfictionThey said, all good boys will bring you to heaven but not me, i'll bring heaven to you. - Jung Yunho ©bexxx