delapan

1.3K 104 9
                                    


“mau sampai kapan kamu begini?!” teriak pimpinan Jung saat Yunho baru aja masuk kekediaman mereka.

Dua bodyguard berbadan besar berbaju hitam langsung menyambut Yunho dengan pukulan yang mendarat tepat diwajah dan perut Yunho.

“kamu tiap hari kerjaannya selalu ngerepotin orang. Mama mu nyariin kamu karena gak ada dilokasi pemotretan. Pimpinan Kim gak jadi nyetujuin perjanjian sama ayah gara-gara kamu bikin nangis anaknya.” ujar pimpinan Jung kesal. Ia berjalan menghampiri Yunho yang masih tersungkur karena terus dipukuli oleh dua orang tadi.

Tangan kanan pimpinan Jung terangkat menampar Yunho yang baru saja akan beranjak bangun.

“apa kamu gak malu sama kelakuan kamu?!”

“gak usah ngungkit malu kalo ayah aja gak pernah malu ngasarin anaknya depan orang!” ujar Yunho sambil menatap ayahnya dan dua orang bodyguardnya.

“berani kau—”

“gak usah ngomong. Gue bisa cabut kalo lo udah gak mau nganggep anak lagi!” ujar Yunho meninggalkan orang-orang itu menuju kamarnya.

“bedebah sialan!”














“makasih ya, kak.” ujar Hana lalu melepas helm dan nyerahin balik ke Jaewon.

“gue boleh naik bentar gak? Kebelet nih.” pinta Jaewon sambil megang perutnya dan Hana ketawa.

“tau aja pas sampe baru kebelet, ayok!” ajak Hana dan Jaewon melepas helmnya.

Mereka jalan naik tangga dan denger suara kaya barang jatuh.

Hana penasaran dan berlari menaiki tangga untuk melihat apa yang sedang terjadi diatas sama.

Kost saat itu sepi, semua penghuni kamar kebetulan belum ada yang pulang kuliah semua, dan pemilik kost nya juga gak tau ada dimana.

Sampe diatas Hana kaget karena pintu kamarnya kebuka. Kaya ada bayangan orang didalam dan bener aja.

Pas Hana dorong pintu kamarnya ada dua orang berbadan besar yang lagi ngacak-ngacak kamar cewek itu.

“anjing! Apa-apaan!” teriak Hana histeris ngeliat kamarnya udah berantakan banget.

Jaewon dibelakang kaget karena ngeliat orang gak dikenal didalam sana. Cowok itu langsung narik Hana pas salah satu dari dua orang itu berusaha dorong Hana karena Hana mukul badannya.

“kalian siapa?” tanya Jaewon sambil mosisiin dirinya didepan biar bisa ngelindungin Hana.

Hana udah mau nangis karena kesel gak bisa ngelampiasin keorang itu.

Kenapa bisa-bisanya ada orang gak dikenal masuk kekamarnya dan ngerusakin isi kamarnya. Hana salah apa sama dua orang itu?

Cewek itu mau maki tapi ditahan terus sama Jaewon. Bahaya karena Jaewon sadar diri badannya lebih kecil dari dua orang itu, kalo aja mereka marah gara-gara makian Hana, Jaewon gak tau seberapa lama dia bakal tahan ngelindungin Hana dari dua orang berbadan super besar itu.

“ini peringatan. Jangan dekati tuan muda Yunho lagi. Dia sudah punya tunangan.” ujar salah satu dari mereka dan Hana mengerutkan keningnya bingung.

“pimpinan Jung minta kami meninggalkan ini.” ujarnya lagi sambil meletakkan selembar kertas yang ternyata adalah sebuah cek.

“jauhi tuan muda Yunho.”

Hana hanya melirik pada kertas itu sebelum akhirnya meraihnya dan melemparkanny tepat didepan wajah orang yang berkacamata hitam.

“gue gak butuh uang!” bentak Hana geram. “lagian gue bahkan gak kenal sama Yunho!” ucapnya sambil melengos menghindari tatapan Jaewon yang penasaran.

“sekarang keluar. Atau gue panggil polisi!” teriak Hana dan dua orang itu keluar.

Hana mungutin barang-barangnya yang berserakan dilantai. Bahkan baju-bajunya yang tersusun rapi didalam lemari berhamburan dilantai.

Cewek itu nangis sementara Jaewon bingung harus gimana. Dia gak tau cara nenangin seseorang, jadi pas ngeliat Hana nunduk sambil nutup mukanya Jaewon meluk Hana sambil ngusap-ngusap kepalanya.

Cewek itu nangis sejadi-jadinya pas Jaewon ngomong kalo semuanya bakal baik-baik aja.















Hana hanya melirik kearah pintu perpustakaan saat melihat ada seseorang yang gak asing berdiri sambil melambai padanya.

Wajahnya penuh luka dan lebam, tapi ekspresinya nampak sangat biasa sekali bahkan ia sesang tersenyum sekarang sambil terus melambai.

Hana penasaran, sebenarnya apa yang salah dengan orang itu.

Cewek itu nunduk lagi untuk ngeliat ponselnya yang dari tadi jadi fokusnya.

Yunho
Ada yang salah?

Cewek itu ngerutin keningnya setelah baca satu notifikasi chat dari Yunho dan berusaha gak perduli.

Yunho
Keluar bentar, aku mau ngomong

Gak liat gue lagi kerja?


Yunho
Keluar!

Sinting! Umpat Hana kesal. Ia bernajak dan keluar menghampiri Yunho yang menatapnya dengan kening berkerut.

“mau ngomong apa? Cepetan gue sibuk!” uhar Hana tanpa berniat menatap Yunho.

“lo ngindarin gue?” tanya Yunho dan Hana hanya mengangkat bahunya acuh.

“kenapa?”

Hana mutar matanya kesal kemudian berbalik berniat ninggalin Yunho tapi coeok itu dengan cepat narik tangan Hana biar menghadap kedia lagi.

“lo ngindarin gue kan? Kenapa?” tanya Yunho mulai memelas.

“gak ada alasan.” sahut Hana. “gue cuman gak mau terjebak lama sama orang yang bahkan gak ada status apa-apa sama gue.”

Salah.

Salah banget Hana ngomong gitu.

“maksud lo?”

Hana menahan tawa, bukan merasa senang. Tapi merasa bodoh karena ternyata hanya Hanalah yang memikirkan 'status' bodoh itu.

“gak usah pura-pura bego. Gue gak nyangka ternyata lo mainim gue doang. Lo udah punya tunangan, tapi kenapa dengan gak tau dirinya lo dateng ke gue terus-terusan? Lo nganggep gue apa sih selama ini, Yun?”

“terus? Hubungannya sama tunangan gue apa? Kita temen dan lo juga gak masalah kan gue datengin terus?” sahut Yunho.

Sekali lagi, Hana menahan tawanya, matanya berkaca-kaca, “fuck you!”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heaven - Jung YunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang