Gak ada yang spesial setelah kejadian kemarin. Setelah selesai dengan 'itu' Yunho nginep, mereka tidur bareng dan bangun pagi kaya biasanya.Emang Hana agak canggung, sedangkan Yunho gak, ekspresinya bahkan biasa aja. Dia nungguin Hana selesai mandi dan nganter cewek itu keperpus buat kerja dan abis itu pamit.
Gak ada yang spesial. Emang apalagi yang mau diharapain. Mereka kan emang gak kenal sebelumnya.
Cuman ketemu secara gak sengaja dan kebetulan Yunho temenan sama Wooyoung. Udah.
“ngelamunin apa lu?” tanya Hansol yang tiba-tiba dateng langsung nyomot lumpia nya Hana. Ngerti gak dateng-dateng udah gak tau diri. Dasar.
“gimana? Gimana?” tanya Hansol. “ada perkembangan gak?”
“perkembangan apaan? Janin? Lo kira gue hamil.” sahut Hana sarkas. Ga ngerti juga hari ini rasanya Hana mau ngambek aja padahal gak ada yang terjadi. Apasih gajelas.
“lo pikir gue gak tau lo lagi deket sama Yunho?” ujar Hansol dan Hana otomatis nyemburin minumannya keluar.
“deket gimana bangsat kenal aja baru kemaren.” sahut Hana menepis. Tapi bener kan? Mereka baru kenal, bahkan belom genap seminggu kenal.
“gak usah bohong, Ha. Kalo gak deket ngapain dia ngasi kartu nama dia coba? Lu kan tau dia model, gak mungkin lah random ngasih kartu nama ke orang. Ngaku kalian udah ngapain aja sampe dia suka sama lo?” tanya Hansol bertubi-tubi.
Gak tau tiba-tiba aja Hana jadi gugup sendiri setelah denger pertanyaan terakhir dari Hansol.
Cewek itu negasin ke dirinya sendiri mereka kan emang gak ada apa-apam cuman gak sengaja ketemu, dia bayarin Hot Chocolatenya Hana, san kemaren ketemu dikosan. Udah. Gitu aja.
Anggep aja yang terjadi semalam itu emang pure ketidaksengajaan. Kebetulan lagi sama-sama horny aja.
Hana berusaha ngeyakinin itu buat dirinya sendiri tapi kenapa rasanya sisi lain dia gak pengen gitu.
“sok tau banget anjing. Gue aja dapet kartu nama dia dari kakak kost gue.” sahut Hana nyolot kemudian narik tasnya dan beranjak dari sana.
“udah gue mau bolos hari ini. Mau ke kerja.” teriak Hana yang gak perduli sama teriakan Hansol.
“kita bisa ketempat kemaren gak?” tanya Yunho pada sopir nya yang sedang mengemudikan mobil dalam keadaan lambat.
Yunho baru aja selesai pemotretan dan sekarang baru aja keluar dari gedung.
“ke kost-an kemaren?” tanya sopirnya dan Yunho mengangguk.
“iya, kost-nya Wooyoung.”
“tapi masih ada jadwal lain. Pemotretan buat majalan Da***d, sama ketemu nyonya Jung jam 4 sore.” jelas sopirnya sambil menatap kearah Yunho lewat spion.
Yunho diam, “oh, okay then.”
“lihat putri anda, cantik sekali.” puji nyonya Jung pada gadis cantik berdiri gak jauh dari mereka.
Yunho menampilkan senyum manisnya seraya mengulurkan tangannya, gadis yang baru aja sampe itu nerima tangan Yunho sambil tersenyum sama manisnya dengan Yunho.
“maaf sudah membuat anda menunggu, kau tahu kan seorang perempuan? Mereka merias diri terlalu lama demi terlihat sempurna dimata seorang pria yang dicintai mereka.” sahut istri dari pimpinan Kim.
“tidak, itu bukan masalah besar. Bagaimana penampilan Kim sekarang?” sahut nyonya Jung kemudian melirik kearah Yunho.
“cantik, seperti biasa.” sahut Yunho, gak berenti nampilin senyum khas nya.
Yunho udah biasa sama acara seperti ini. Dia gak bisa nolak karena itu bakal ngancurin reputasi mamanya sebagai artis dan tentunya dia juga yang udah resmi jadi seorang model. Belum lagi juga ayahnya yang memang adalah tujuan utama dari perjodohan ini berlangsung.
Yunho gak heran karena ayahnya emang udah lama pengen kerjasama sama perusahaannya pimpinan Kim.
Ayahnya, emang seserakah itu. Dia gak pernah ngerasa cukup sama sesuatu. Dia selalu pengen sesuatu yang lebih dan lebih.
Sama dengan ibunya yang selalu jadi tangan kanan ayahnya buat ngatur Yunho semau dia.
Dia juga gak lupa minta Yunho buat nurutin kemauan dia karena nyonya suka ketenaran.
“this is can't be real.” ucap Yunho setelah melihat Kim keluar dari ruang ganti menggunakan gaun diatas lutut berwarna peach.
Kim senyum senang apalagi setelah Yunho bilang dia cantik.
“okay, aku ambik ini.” ujar Kim semangat kemudian petugas perempuan disana mengangguk.
Sementara pimpinan Kim dan istrinya serta Nyonya Jung tengah asik berbincang diruang khusus.
Atensi Yunho beralih ke hp nya pas Kim masuk lagi buat ganti bajum
Cowok tinggi itu mencet satu nomor yang baru aja dia simpen kemaren.
Setelah nada sambungan ketiga lalu tiba-tiba berganti dengan suara operataor.
Telpon Yunho direject.
“udah.” ujar Kim setelah keluar, Yunho cuman noleh bentar terus jalan mendahului Kim.
“ma, kita boleh pulang gak?” tanya Kim. Wajahnya nampak berseri sambil menggandeng lengan Yunho mesra.
“apa ada masalah?” tanya nyonya Jung.
Kim menggeleng. “nggak, kok, tante. Kita gak langsung pulang kok. Aku mau ngabisin waktu bareng Yunho dulu baru pulang. Boleh kan? Ma? Pa?”
“boleh dong. Hati-hati, ya. Yunho, titip Kim, ya.” sahut pimpinan Kim sambil menatap Yunho.
“iya, om. Permisi.”
“gue sibuk. Lo pulang sendiri bisa kan?”
Sore itu Hana pusing banget ditambah kulitnya rasanya lengket banget karena hari ini keringetan cukup banyak.
Banyak buku baru yang dateng jadi Hana harus nyusun itu sendirian karena Jaewon gak dateng.
Cewek itu buka pintu kamarnya dan langsung ngambil handuk buat mandi. Dia mau cepet mandi, makan dan langsung tidur.
Baru diambang pintu mau keluar hp Hana bunyi, cewek itu cuman ngeliatin bentar doang dan ngeliat itu nomor baru jadi dia reject doang terus pergi mandi.
“Ha! Doha!”
Gak ada jawaban. Wooyoung manggil sekali lagi tapi gak ada jawaban. Jadi cowok itu mutusin lanjutin langkahnya menuju kamarnya.
Pas masuk kamar, Yunho masih tiduran dengan tumpuan satu tangan, sedangkan tangan satunya megang hp nya. Gatau liatin apaan.
“gak ada anaknya. Lembur kali diperpus.” ujar Wooyoung sambil buka bungkus makanannya.
“yaudah gue cabut.” ujar Yunho bangkit dan ngelewatin Wooyoung yang duduk dibawah.
“serius cabut lu?” tanya Wooyoung.
Yunho gak jawab cuman ngangguk doang sebelum akhirnya nutup pintu kamar Wooyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heaven - Jung Yunho
Fiksi PenggemarThey said, all good boys will bring you to heaven but not me, i'll bring heaven to you. - Jung Yunho ©bexxx