IK - 2

32 5 11
                                    

Happy reading

Budayakam vote dan komen

Ada "typo"? Jangan sungkan untuk mengingatkan

***

Bel masuk berbunyi. Mawar menghela napas lega, kenapa? Karena dengan pasti laki- laki yang katanya menunggu dirinya di depan pasti sudah masuk kelas.

Apalagi di dukung dengan celingukan kepala tak berdosa oleh Alfano Alaska dari pembatas antar kelas mereka membuat Mawar terkejut dengan senyuman manis yang diberikan Alfa.

"Apa sih? Dia itu nggak mau berubah, suka ganggu nggak jelas," gumam Mawar dengan gemas oleh sosok Alfano Alaska ini.

Semakin hari semakin gila. itu yang biasanya dibatin oleh Mawar Derana ketika ia mulai di ganggu oleh Alfano Alaska.

Apalagi dengan posisi kelasnya yang tepat berada di tengah, diapit oleh 11 IPA 3 dan IPA 5 serta memiliki pembatas kelas yang entah kenapa malah tidak terbuat dari tembok seperti kelas-kelas lainnya yang berada di sekolah ini yang mendukung Alfano Alaska melancarkan niatnya mengganggu Mawar.

Karena pembatas kelas yang mudah di tarik dan didorong seperti pintu toko itu yang membuat dia, Alfano Alaska sering mengintip Mawar yang duduknya di meja nomor dua dari depan dan berada di tengah-tengah tepat pembatas kelas itu terbuka, didukung lagi dengan Alfa yang duduk di bangku paling belakang, yang sangat jelas dekat sekali dengan Mawar.

Lagi-lagi Mawar teringat masa SMP nya. Ia seolah-olah menyesali perbuatannya yang dulu.

Kenapa Alfa dengan terang-terangan mendekatinya tanpa canggung tersebut bukan karena tanpa alasan, melainkan karena sejak SMP ternyata mereka sudah saling kenal via sosial media.

Flashback On

"Linda!! Minta promosi nomor aku dong. Pengen punya banyak teman nih," ucap Mawar.

"Oke. Kalau ada yang save dan nggak sesuai sama kamu, kamu jangan protes ya."

***

Mawar sedang memasuki rumah dengan seragam khas putih birunya dan menenteng sepatunya memasuki kamar.

Gadis yang sedikit liar itu, kini segera mengambil ponselnya yang ia letakkan di almari tadi pagi saat ingin berangkat sekolah.

Ya, sekolah Mawar tidak mengizinkan muridnya membawa ponsel dengan alasan yang sangat logis, antaranya adalah agar murid tidak memakai ponsel untuk mengerjakan tugas dari guru.

Setelah melepas seragam putih birunya, ia menjatuhkan tubuh dan menghidupkan ponsel serta data selulernya tanpa makan siang.

Sekolahnya pulang jam satu siang setelah salat zuhur dan tambahan pelajaran satu jam.

Seharusnya Mawar sudah mendapat jam pelajaran tambahan untuk tambahan ilmu agar bisa mengerjakan ujian nasional berbasis komputer, namun gurunya sedang berhalangan hadir dan memperbolehkan pulang.

Mawar mengernyitkan dahi ketika terdapat nomor tak dikenalnya mengirimi pesan, sebenarnya tidak hanya satu dua nomor tak dikenal saja, tapi ada banyak nomor baru yang tak dikenali Mawar, dan Mawar tak terkejut mengingat ia tadi di sekolah meminta Linda mempromosikan nomornya.

081435xxxxxx
save

"Eh, siapa ini?" gumam Mawar pada ponselnya. Segera Mawar mengirim pesan balasan pada nomor tak di kenal ini.

Mawar.Derana
Siapa ya?

Tanya Mawar dengan sopan. Mawar mengecek berulang kali foto profil sosok ini.

Ingatan KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang