Happy reading
Budayakan vote dan komen:)
Ada "typo"? Jangan sungkan untuk mengingatkan
***
Mawar Derana. Gadis berambut panjang sepunggung itu tengah menggeliat dan bergoyang-goyang tak jelas di ranjangnya untuk menghilangkan rasa pegal.
Sejak SMP, dia adalah gadis yang sedikit nakal, disuruh salat bersama dengan teman sekolah, justru ia memilih bersembunyi di tembok-tembok sekolah dan harus rela di kejar guru BP.
Sekarang tidak, anggap saja dulu ia khilaf. Mungkin karena libur panjangnya setelah kelulusan SMP diterima, membuat dirinya yang sekarang sudah masuk bangku SMA menjadi pendiam, bahkan karena pendiamnya ini, teman barunya sempat mengira dirinya anak pintar, baik dan pendiam, tapi kenyataannya dia adalah gadis yang lumayan pintar, baik tergantung terhadap penilaian setiap orang dan yang pasti cerewet.
"Ya Allah, Mawar. Bangun," teriak Bu Aluna dari luar kamar.
Mawar terbangun. Dia bukan tipe gadis pemalas bangun tidur, jika ibu sudah memanggilnya, dia akan terbangun dan melakukan aktivitas seperti sekarang. Tanpa membereskan ranjangnya, ia mengambil handuk dan segera mandi.
Setelah mandi, dia bergegas ke belakang guna membantu ibunya. Mereka adalah keluarga sederhana.
Bukan kaya, namun tidak susah. Menyapu di pagi hari adalah rutinitas pagi, entah hari sekolah atau libur sekolah tiba.
Setelah menyiapkan dua porsi makanan yang sedikit berbeda untuk adik dan dirinya sendiri, Mawar membuka ponselnya. Tak ada pesan dari siapa pun, kecuali pesan dari grup kelasnya.
Pukul 06.15, ia sudah selesai sarapan dan memulai bersiap-siap sekolah. Memakai seragam, mengecek kembali isi tasnya.
Ini hari Senin, tak hanya topi yang wajib di bawa, sekolahnya mewajibkan membawa jas almamater sekolah dengan khas warna birunya untuk dipakai saat upacara nanti.
Mawar berangkat bersama teman sekelasnya. Ya, sekarang ia kelas dua SMA, berumur 17 tahun. Saat ia masih kelas 10, dulu Mawar berangkat sekolah menggunakan bus.
06.50. Mawar telah dijemput Putri sekaligus tetangganya. Putri namanya. Gadis baik yang mau memberikan boncengan padanya, bahkan menjemput Mawar ke rumahnya.
Agak siang memang, tapi bagi Mawar asal ada teman perempuan yang terlambat, ia tidak akan merasa takut. Apalagi Putri tahu dan tidak mungkin berangkat siang, karena ia gadis baik.
***
Pukul 06.57. Sebentar lagi memang masuk, tapi Mawar tetap santai ketika melihat parkiran sekolah untuk siswa masih belum ramai. Kelas Mawar yang berada di bagian depan, diapit oleh kelas IPA lainnya.
Mawar mencari temannya, Janna dan Ana yang siapa tahu mungkin baru saja datang sama seperti dirinya.
Mereka berempat adalah sahabat sejak kelas 10. Ketiga temannya termasuk teman Mawar yang lebih tua darinya.
"Janna dan Ana, tunggu," ucap Mawar ketika melihat Janna selesai memarkirkan motornya.
"Kita berangkat bersama lagi," ucap Janna yang memang sama seperti Mawar, sama-sama tidak suka jalan sendiri dari parkiran ke kelas.
ketika hendak berjalan, Mawar melihatnya. Dia, laki-laki pengganggu yang entah kenapa memilih mengganggunya, padahal Mawar tidak merasa ada yang istimewa pada dirinya.
"Tunggu, ada dia," ucap Mawar menghentikan langkah dan mencekal tangan teman-temannya.
"Ada dia? Dimana?" tanya Putri sambil celingak-celinguk mencari sosok yang menjadikan Mawar menjadi bukan Mawar yang sejak satu tahun yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ingatan Kenangan
Fiksi Remaja11. {REVISI SETELAH TAMAT} [Sebagian cerita ini diambil dari kisah nyata. Merasa masuk dalam ceritanya, berarti kamu kenal mereka] "Linda!! Minta promosi nomor aku dong. Pengen punya banyak teman nih," ucap Mawar. "Oke. Kalau ada yang save dan nggak...