IK - 3

35 5 11
                                    

Happy reading

Budayakan vote dan komen:)

Ada "typo"? Jangan sungkan untuk mengingatkan

***

"Apa sih dia ganggu di saat pelajaran seperti ini?!!" gumam Mawar yang terdengar seperti geraman. "Senyum-senyum sama ponselnya, pasti lagi menggoda perempuan-perempuannya," batin Mawar sambil merapatkan tubuhnya pada Putri.

Putri yang merasa Mawar banyak tingkah dan mengganggu konsentrasinya yang tengah mendengarkan Bu Ima menjelaskan di depan terganggu.

"Kenapa?" tanya Putri.

"Dia menghadap kesini," gumam Mawar dan masih merapatkan diri pada Putri guna bersembunyi di belakang Ana yang duduk di depannya.

Mawar mencoba konsentrasi dan diam saja sebelum Bu Ima melihat dirinya yang sedikit berisik sendiri.

"Mawar, bisa bantu mengerjakan soal di depan," ucap Bu Ima.

Baru saja Mawar akan mengerjakan pada selembar kertas di mejanya, namun terhenti dengan suara Bu Ima.

"Bisa kerjakan langsung di depan?!" tanya Bu Ima menyiratkan akan perintah.

Mawar tahu bahwa gurunya itu ingin sedikit menghukumnya karena tidak begitu mendengarkan saat dijelaskan tadi.

Untung Mawar masih bisa mengerti dengan soal di papan tulis. Mawar berdiri dan mengambil spidol yang diberikan Bu Ima.

Papan tulis memang tepat bersebelahan dengan kelas 11 IPA 5. Alfa masih disana, Mawar sedikit menjauh dan tidak terlalu mendekati papan tulis karena itu sangat dekat dengan Alfa, meski Alfa masih berada di lingkup kelasnya sendiri.

"Sstt sstt," terdengar dari balik papan tulis kelasnya. Mawar menghela napas kesal. Itu pasti Alfa.

Bisikan teman-temannya sudah mulai terdengar. Mawar berharap temannya bisa diam saja agar Bu Ima tidak mengetahui apapun.

"Hey Mawar Derana," bisik dari balik papan tulis kembali dengan sedikit tarikan dari rok abu-abunya bagian bawah.

Kalian tahu apa yang ada di pikiran Mawar? Alfa pasti cowok cabul. Mawar ingin dengan sangat mengutuk bocah pengganggu ini, ia benar-benar malu.

Mawar segera menyelesaikan jawabannya dan kembali duduk dengan wajah kesal.

"Tidak tahu malu sih bocah ini," batin Mawar dengan kesal.

Bu Ima mengoreksi jawaban Mawar yang ternyata benar, lalu menjelaskan pada teman lainnya agar lebih paham.

"Dia tadi ganggu kamu sampai begitu ya ternyata," gumam Putri yang hanya diangguki Mawar tanpa ada niatan membahas lebih lama.

Mawar menghela napas lelah. Apakah satu tahun ke depan akan sama seperti ini terus?

***

Rahma Anaya, gadis berumur 17 tahun yang tengah membaca buku di perpustakaan itu sedikit terusik ketika deringan ponselnya yang lumayan keras berbunyi.

Sesegera mungkin Rahma membawa ponselnya keluar perpustakaan setelah mendapatkan lirikan tak enak dari penjaga perpustakaan SMA Cempaka.

"Apa?!!" ucap Rahma sedikit berteriak karena kesal waktu membacanya di ganggu.

Terdengar kekehan dari seberang. "Iya. Aku sedang membaca buku, jangan di ganggu," ucap Rahma sedikit merajuk.

Terdengar tawa kecil dari si penelepon. "Iya, Alfa. Sekolah yang benar ya," ucap Rahma berucap manis lalu sambungan terputus.

Ingatan KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang