Awal yang tak berawal

38 2 1
                                    

Aku adalah seorang gadis berusia 19 tahun yang berkeseharian sebagai mahasiswi disuatu kampus swasta.

Perkenalkan aku Idel. Idelia Nugraha.

"Vi, hari ini pak Joko gak masuk ya?" tanyaku pada temen akrab satu-satunya di kampus.
"Gak tau deh Del. Kayaknya sih masuk mungkin agak telat aja" jawab Via.

Langsung saja aku duduk di sebelah Via, dan ngeluarin binder untuk ngeresume tugas yang belum kelar.

Tiba-tiba ada mahasiswa baru yang masuk ke kelas ku.
Aku tak begitu memperhatikan siapa orangnya karena masih terlalu sibuk ngurusin tugas ku walaupun sebenarnya gak gendut.

Ketika kelas berakhir, aku langsung ambil tas dan pengen cepet-cepet pulang karena teringat ibu mau ke tempat yasinan dan aku harus bertugas menjaga rumah karena takut rumahku malah main kerumah tetangga [garing deh penulisnya wkwk]

Ketika sampai di pintu kelas, aku berpapasan dengan tadi si mahasiswa baru. Ia tersenyum ke arah ku tapi aku tak membalas senyumannya karena aku merasa bahwa mungkin saja ia tak tersenyum kepada ku mungkin saja ia sedang tersenyum dengan orang dibelakangku. Setelah aku liat kebelakang dan aku sadari bahwa di belakangku adalah tembok, jadi aku tersadar bahwa tidak mungkin ia berbagi senyuman dengan sebuah tembok kampus. Aku putuskan untuk membalas senyumannya.

Sesampai di rumah, aku liat begitu banyak notif masuk ke handphone ku. Aku cek dan seperti yang sudah aku duga pasti dari grup khusus cewek-cewek di kelas. Dan benar saja, grup itu pada heboh ngomongin si mahasiswa baru.

Membaca satu persatu isi pesan dari grup membuat aku penasaran. Siapa sih sebenarnya ini mahasiswa baru?

Keesokan harinya..

"Duh, mampus. Aku telat deh ni" kataku sambil terburu-buru ngeluarin motor dari garasi rumah.
"Bu, aku berangkat. Aku gak sarapan lagi. Nanti aku sarapan di kampus aja" kataku sambil berlalu pergi.

Pagi ini, aku dapat giliran tugas menjadi moderator dalam diskusi pada mata kuliah yang diampu oleh pak Joko. Ketika kelompok yang bertugas sedang memaparkan materi, seketika pandangan ku tertuju pada mahasiswa baru yang masih belum aku ketahui namanya. Ia tampak serius dan sungguh-sungguh membaca materi makalah yang dibagikan.

"Hmm... Dia sepertinya pintar" gumamku.

Dia mengangkat tangannya. memperkenalkan diri dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pemateri.

"Hmm.. Jadi namanya Oka" gumamku lagi.

Tak terasa hari-hari telah berlalu begitu saja, entah kapan dan bagaimana awalnya, tetapi selama ini fokus ku tertuju pada Oka, baik itu di kelas maupun di sosial media. Aku tak segan mencari sosial medianya Oka, IG nya dan twitternya.

Aku masuk ke kelas dan selalu mengambil kursi tepat di belakang Oka. Entah kenapa melihat dia dari belakang membuat ku nyaman dan tidak perlu takut ketahuan olehnya.

Sampai suatu ketika, aku duduk di belakang Oka dan ku pandangi punggungnya serta ku dengarkan dia berpendapat dengan cermat dan tampak hebat. Dia pun tak segan berkomunikasi dengan orang di sebelahnya yang selama masuk kuliah ini telah menjadi kawan akrabnya.

Aku ambil secarik kertas lalu aku tuliskan beberapa kata,

"Jika menjadi teman mu aku tak bisa. Menjadi pengagum mu adalah hal yang akan aku lakukan.

~Idel"

"Kata-kata yang bagus." seru suara dari depan ku.

To be continued..!!

Penantian yang pastiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang