Ku lihat kedepan. Dan ternyata..
"Kata-kata yang bagus. Tapi sayang nya kita sedang belajar berpendapat wahai Idelia Nugraha" kata pak Joko yang terlihat seakan-akan ingin memakanku hidup-hidup. Namun aku tau bahwa pak Joko bukan lah Sumanto yang suka makan daging manusia jadi aku dapat bernafas lega tanpa harus mengkhawatirkan keselamatanku.
"Hehee.. Iya pak" jawab ku sambil menahan malu
"Silahkan kemukakan pendapatmu dan pindah ke kursi depan, jangan di belakang terus kamu bukan lagi buat film yang harus berada di belakang layar" sambung pak JokoDan akhirnya aku mengemukakan pendapat walau entah apa yang merasukimu [woi salah kata-kata😂 ]
Back to cerita..
Dan akhirnya aku mengemukakan pendapat walau entah apa yang sebenarnya aku katakan. Aku tak tau pasti, namun aku lihat Oka tersenyum.
Setelah mata kuliah selesai, aku dan Via pergi ke musholla kampus untuk sholat zuhur.
Ketika aku berdiri ingin memasang mukena, mataku melihat seseorang sedang berzikir dengan khusyu' nya meskipun tak terlihat jelas karena tertutupi oleh tirai hijau pembatas antara laki-laki dan perempuan, namun aku yakin bahwa itu adalah Oka. Aku yakin karena, Oka seperti layaknya sinar yang berkilau meski berada di tempat terang.
Waktu berjalan dengan sangat cepat, tak terasa ujian akhir semester akan segera tiba. Kami diberi tugas oleh pak Joko untuk membuat resume dengan materi Pendidikan Islam. Entah keberuntungan atau hanya sebuah ketidaksengajaan, aku dan Oka ditunjuk sebagai orang yang bertugas mencari Bab materi yang nantinya akan dibagikan kepada teman-teman lain.
Ingin ku angkat pak Joko dan ku lempar kan keatas karena rasa bahagia dan terima kasihku, tapi kemudian aku sadar bahwa pak Joko itu gendut nya luar biasa dan aku tak mau mati sia-sia. Jadi ku urungkan kembali niatku.
Semenjak itu, aku dan Oka sering berkomunikasi. Baik itu di wa maupun di dalam kelas.
Semakin hari, rasa kagum ku semakin bertambah. Bahkan aku berusaha menjadi orang pintar mengenakan baju hitam lipstik hitam mata hitam bawa kemenyan [woi bukan orang pintar itu😑😂],
Back to cerita. Maafkan penulisnya. Hehee.
Bahkan aku berusaha menjadi orang yang pintar, baik dan berbeda setiap harinya demi menjadi sepadan dengan Oka.
Masa kuliahku aku habiskan dengan mengagumi Oka.
Puncaknya, ketika aku melewati musholla bersama via. Ku dengar suara lantunan surah Ar-Rahman yang menyentuh jiwa.
Ku hintip melalui celah jendela musholla sembari berjalan. Dan dia adalah OKA.."Vi, aku ingin menghafal surah Ar-Rahman selama kita kuliah ini" kataku pada Via.
"Kesurupan jin mana Del?" jawab Via sambil tertawa kecilTo be continued..!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian yang pasti
Short StoryKisah seorang wanita yang menanti pelipur lara. Dihiasi oleh perjuangan dan rasa kekhawatiran. Lantas, apakah kisah tersebut akan berujung ke KUA atau hanya sekedar menjadi pelengkap doa?