04. Cuek.

5 0 0
                                    

Biar si doi, bisa memerhatikanmu
.
.
.

Mungkin, ini sebuah keberuntungan. Grizella hari ini tidak masuk sekolah. Gak tau alasannya apa? Tapi beruntung bangetkan. Berkat dia, aku punya alasan buat dateng ke kelas Ria. Setelah bel istirahat. Ria sarankan, kalau mau lebih mengenal Devaro, aku bisa ke kelasnya saja. Huh, peluang coy.

"Ria ada?" aku udah deg degan dari tadi, bahkan saat aku sengaja bertanya pada Devaro yang duduk di luar kelasnnya sembari memotret pemandangan.

Aku semakin geer, saat Devaro menengok ke arahku dengan kamera tertuju kepadaku dan wajahnya yang masih tertutupi kamera. Perlahan,
tapi pasti. Kaya di dalam layar lebar gitu. Dia menurunkan kamerannya, lalu menatapku tanpa berekspresi.

"Lo bisa langsung masuk aja akan?" tanyanya acuh. Aku kesal, sungguh. Untung dia cowok yang aku naksir.

"Sorry, untuk lebih memastikan soalnya" kataku basa-basi. Canggung pula.

"Ada di dalam kayaknya" katanya sambil ngelirikku. Sumpah, aku mau melayang. Bodohnya, aku malah senyumin dia, kikuk. Jelas dia gak ladenin. Yaudah, aku memutuskan masuk aja ke dalam kelas Ria.

"Ria..!!" sapaku antusiasi, sambil jalan mendekatinya.

"Sini, duduk dulu.." katanya menepuk-nepuk bangku kosong di sampingnya. Aku nurut aja.

"Tunggu yah, gue dandan dulu" Ria menyengir, lalu mulai mengeluarkan cermin dan bedak dari dalam tasnya. Aku diam aja, ngelihatin dia make up. Sejujurnya, muka cantikku ini gak pernah di oleskan make up tebal. Hanya bedak beby doang, udah.

"Mau peke juga?" Ria memandangku, lalu memajukan spons bedaknya ke wajahku. Aku diam, nurut aja kan.

"Pake liptin juga yah, biar cantik. Terus si tas merah naksir" kata Ria tertawa getir, lalu mulai memakaikanku Liptin. Awalnya, aku terima. Tapi kalau udah pakai kayak gini segala, gak mau ah.

"Jangan.. Nanti di cibir orang lagi" kataku menolak, terus megang tangannya yang mau mengoleskan liptin di bibirku.

"Jangan ah, gak mau. Udah cantik naturan, gak usah di tambah-tambahin lagi" aku sudah melarang, tapi Ria tetap ngotot ingin memakaikanku. Kami berkelahi kecil, akubterus menepis tangannya.

Sampai dimana, Devaro masuk ke kelas. Aku sampai gak sadar kalau dia melirik ke arah kami. Aku sempat melihatnya, lalu menunjukkan senyum manisku kepadanya, dan kembali berdebat pada Ria. Setidaknya buat Devaro terkesan sedikitlah. Hehehe..



~Batle for you~

Bettle For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang