Setelah memarkirkan mobil keluaran terbaru milik Grizelle yang sempat membuat Marlos tercengang, kini keduanya beranjak mengetuk pintu rumah Tuan Rogers. Seperti kata Grizelle, ada istri tuan Rogers dan anak lelakinya disana.
Setelah ketukan ketiga, barulah seorang lelaki bertubuh kekar berkulit putih keluar dengan senyum paling lebarnya.
"Grizelle? Apa kabar?" sapanya seraya memeluk Grizelle. Begitupun Grizelle yang nampak tidak keberatan dengan perlakuan tersebut. Awalnya Marlos mendengus melihatnya, namun saat tau siapa orang yang ditemuinya, Marlos nampak menyunggingkan senyumnya lebar-lebar. Ia tidak menyangka jika dunia sesempit ini.
"Bagaimana kabar nyonya Rogers?" tanya Grizelle tanpa basa-basi.
"Buruk, apalagi setelah petugas kesehatan datang dan memberi kabar soal ayahku." ucap lelaki itu.
"Eh, ya, Tora, ini Marlos. Dan Marlos, ini Tora." ucap Grizelle mengenalkan keduanya.
"Wow, ada apa ini? Lama sekali tidak melihatmu," Sambut Tora membuat Marlos terkekeh.
"Kalian saling kenal?" tanya Grizelle kebingungan.
"Ya, kami sudah saling kenal. Marlos dan aku ada di tempat training yang sama." jela Tora sebelum beralih memeluk Marlos ala lelaki pada umumnya. Sedangkan Grizelle hanya bisa mangut-mangut mengerti.
"Masuklah," ajak Tora yang diangguki Grizelle. Marlos mengikuti Grizelle.
"Petugas kesehatan hanya bilang jika Ayahku harus dirawat karena terdeteksi positif penyakit menular. Untungnya mereka bilang akan mengurus biayanya. Kalian mau teh atau kopi?" ucap Tora.
"Tidak perlu, aku hanya mampir. Bisakah aku bertemu nyonya Rogers?" seru Grizelle.
Tora mengantar Grizelle menuju sebuah pintu kayu yang tidak lain adalah tempat nyonya Rogers. Grizelle masuk kedalam, sedang Marlos memutuskan untuk tidak ikut campur urusan. Marlos melangkahkan kaki dan mendudukkan pantatnya pada sofa ruang tamu.
"Kau mau kopi?" tawar Tora pada Marlos.
"Tentu saja." jawab Marlos terkesan. Setelah hampir 4 bulanan tidak berjumpa, akhirnya ia bertemu lagi dengan Tora.
Kondiri rumah Tuan Rogers sendiri nampak sama seperti sebelumnya. Namun kini, bengkel Tuan Rogers tutup sementara. Tentu saja karena Tuan Rogers yang mengalami kemalangan yang tak terduga waktu itu sehingga tidak ada orang lain yang mengurus bengkelnya. Halaman rumputnya pun terpangkas rapi, sebuah pohon mahoni dengan bekas tusukan panah Grizelle sebelumnya pun masih nampak sama. Rumah kayu keluarga Rogers juga sangat nyaman. Semoga saja Tuan Rogers bisa kembali bersama dengan keluarga kecilnya ini. Walaupun, terakhir kali, Marlos sendiri yang membawa Tuan Rogers untuk bergabung dengan orang-orang lainnya yang terinfeksi.
Yah, walaupun ada sedikit kabar baik di Laboratorium baru tempat ia ditugaskan. Orang-orang terinfeksi disana tidak sebanyak di Virginia. Sepertinya laboraturium yang ini hanyalah lab cabang yang difungsikan khusus untuk pengembangan vaksin, bukan mengumpulkan dan merawat orang terinfeksi. Namun, kabar buruknya, mereka masih menggunakan cara lama yang kotor, yaitu terus mengambil sampel orang-orang untuk diinfeksi dan menjadikannya kelinci percobaan vaksin terbaru. Hanya soal waktu, kapan Tuan Rogers akan dikirim ke Virginia dan digantikan orang terjangkit baru. Seperti itulah siklus di lab baru ini.
"Bagaimana penugasanmu, Mar?" tanya Tora seraya menyodorkan secangkir kopi pada Marlos
"Biasa saja, aku cuma ditugaskan di ruang CCTV. Bagaimana denganmu?" jawab Marlos sekenanya. Lagipula ia tidak mungkin mengatakan hal yang lebih jauh dari itu.
"Aku masih bergabung di pusat training. Aku dapat kompensasi pulang 2 minggu setelah menerima kabar Ayahku." jawab Tora.
"Oh ya? Bagaimana kabar disana?" tanya Marlos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trial Run (Hiatus)
Science FictionGrizelle Anastasya, Andreas Frendagle dan Harbert Roberto adalah seorang ahli laborat yang bekerja dibawah naungan W.S.R.O yang mengembangkan bakteri pemakan plastik. Namun, apa jadinya jika bakteri penyelamat itu justru menjadi wabah yang mengancam...