Keberuntungan nampaknya sedang tidak memihak pada Anthony. Pagi tadi ia sempat mendatangi asrama Alex dan Sony yang biasa bertugas di ruang CCTV untuk bertukar jadwal. Namun, tak satupun dari mereka yang mau. Padahal, Anthony ingin ikut bersama Marlos dan Reon ke Virginia untuk makan kalkun buatan Ibu Edward. Apa boleh buat, jadilah ia duduk memandangi layar dengan raut wajah yang ditekuk. Sesekali menghela napas memikirkan cara agar ia bisa bebas tugas hari ini. Setidaknya ia bisa menyusul Marlos dan Reon bukan?
Dengan sesekali menyeruput kopi paginya, Anthony mulai memindai satu per satu layar dihadapannya sekaligus mengecek adakah CCTV yang tidak berfungsi. CCTV yang di periksa pertama adalah gerbang depan, ada tiga CCTV yang terpasang disana. Sebelah kanan dan kiri gerbang, serta satu CCTV yang menampilkan ruangan tempat satpam berjaga. Sama seperti dirinya, dua orang satpam yang tengah bertugas itu juga sedang menikmati kopi paginya. Tidak banyak yang keluar masuk di gerbang depan, hanya beberapa pegawai lab yang memiliki ID card resmi yang masuk melewati gerbang tersebut. Keamanan disana sangat di jaga ketat. Sebaliknya, gerbang belakang justru sangat ramai. Di sana adalah jalur keluar masuk barang-barang yang dibutuhkan lab. Bukan hanya bahan-bahan kimia atau peralatan lab lainnya, tapi juga termasuk stok bahan makanan atau stok alat-alat kebersihan. Setelahnya, layar terus bergulir ke tiap CCTV di dalam gedung yang menampilkan aktivitas pagi yang sibuk seperti biasanya. Ada banyak sekali ruangan di lab ini dengan berbagai fungsinya masing-masing yang tidak mungkin untuk dijelaskan satu persatu. Pintu ruangan terbuka, rupanya Arnold baru saja tiba.
"Bukankah hari ini jadwal pengecekan CCTV berkala?" ucapnya seraya menaruh kopi lengkap dengan piring dudukannya di meja samping Anthony.
"Hmm, kau saja yang cek. Aku disini." jawab Anthony malas. Bukankah hari ini ia memang sedang tidak bersemangat untuk bertugas?
"Karena Aku datang lebih lambat darimu, maka, baiklah, aku yang akan berkeliling untuk mengecek." Jawab Arnold dan beranjak mengambil ipad yang berisi data-data CCTV di seluruh gedung. Sebulan sekali memang selalu ada pengecekan kondisi fisik CCTV. Ini adalah PR yang mesti dilakukan para petugas CCTV. Berkeliling seluruh gedung untuk memastikan keadaan CCTV yang terpasang, hal ini dilakukan untuk mencegah adanya kerusakan. Padahal, harusnya mereka bisa mengontrolnya melalui layar. Jika tampilan CCTV buram, tidak jelas atau padam, itu artinya ada kerusakan pada CCTV. Namun, gedung ini memiliki peraturan tersendiri, yakni tetap harus berkeliling untuk mengecek kondisi fisik CCTV. Yah, walapun nantinya hanya membenarkan posisi CCTV supaya bisa menangkap aktivitas seluruh ruangan.
Anthony mengamati layar dihadapannya, tampak disana Arnold sedang nelambai-lambaikan tangan kearah CCTV.
"Bagaimana? Apa ada masalah?" ucap Arnold melalui walkie talkie.
"Tidak." jawab Anthony.
"Baiklah, kamera 001 dalam kondisi baik." dari layar, Anthony melihat Arnold sedang berkutan pada ipad yang dibawanya. Mungkin sedang memberi tanda jika CCTV yang baru saja diperiksa dalam kondisi baik.
"Bagaimana dengan yang ini?" suara Arnold kembali terdengar.
"Baik," jawab Anthony.
"Yang ini?"
"Tidak ada masalah."
"Lalu yang ini?"
"Bagus," baiklah, sekarang Anthony mulai mengantuk.
"Bagaimana dengan kamera nomor 105?"
"Semuanya dalam kondisi baik. Kau tidak perlu berkeliling dan menanyakan pertanyaan yang sama padaku hingga 1 jam kedepan. Cukup isi data itu dan berhentilah mempersulit diri sendiri." seru Anthony sudah tidak sabar lagi. Arnold mengerutkan keningnya dan mulai berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trial Run (Hiatus)
Science FictionGrizelle Anastasya, Andreas Frendagle dan Harbert Roberto adalah seorang ahli laborat yang bekerja dibawah naungan W.S.R.O yang mengembangkan bakteri pemakan plastik. Namun, apa jadinya jika bakteri penyelamat itu justru menjadi wabah yang mengancam...