Bagi orang yang belum pernah datang kemari, sudah dipastikan orang itu akan berdecak kagum hanya dengan melihat bagian luar gedung yang nampak berdiri kokoh. Tapi hal ini tidak berlaku pada Christof. Lelaki itu sudah berratus-ratus kali memasuki gudung ini. Kakinya melangkah ringan tanpa ada keraguan.
Kantor FBI masih nampak sama sejak terakhir kali ia kemari. Dengan langkah lebar ia mendatangi meja resepsionis.
"Apa agen Black label ada diruangannya?" tanyanya.
"Bisa kau tunjukkan kartu agenmu?" pinta sang respsionis. Christof menyerahkan kartunya.
Tak lama setelah itu, sang resepsionis nampak berbicara sebentar melalui interkom sebelum menyuruh Christof langsung keruangan tempat orang yang hendak di temuinya.
Suara dentingan ringan terdengar kala Christof menekan tombol lift. Begitu terbuka, ia menunggu orang-orang didalam sana untuk keluar sebelum melangkahkan kakinya kedalam. Menekan tombol lantai yang akan dituju dan menautkan tangannya di depan seraya menunggu.
"Lama tidak berjumpa, Chris." sapa sang empunya ruang saat Christof membuka pintu.
"Apa tugasmu selesai? Atau kau butuh bantuan? Duduklah!" ucap orang itu lagi.
Christof menempatkan diri pada sofa empuk disamping meja kerja pemilik ruangan.
"Aku hanya ingin menanyakan beberapa informasi tentang siapa orang yang melaporkan untuk penyelidikan kematian Mariana, sedang dunia tahu jika wanita itu mati ditempat karena insidan penembakan." tanya Christof langsung pada intinya. Ia tidak perlu basa-basi untuk hal semacam ini. Semua percakapan yang terjadi digedung ini seolah diatur untuk selalu serius dan hati-hati. Kantor ini memuat semua hal yang tidak diketahui khalayak umum.
"Orang ini memutuskan untuk tidak menyebutkan identitasnya." Jawab agen Black label yang tidak lain adalah atasan Christof yang dulu mengembankan misi penyelidikan Mariana itu padanya.
Jika memang seperti itu, ini akan menjadi hal yang sulit.
"Lalu darimana kau mendapat laporan itu?" tanya Christof lagi.
"Aku mendapat dari seorang kurir pengantar paket." Jawab Black label.
"Agen kurir yang mana?" tanya Christif berusaha mengulik semuanya.
"Jika aku menyebutkannya, kau akan mencarinya bukan?"
"Aku membutuhkannya."
"Tapi itu bisa menjadi bumerang bagimu. Kau bisa dituntut karena pelecehan privasi sekaligus dipecat karena sudah melanggar kode etik profesi. Jika orang itu tidak mau menunjukkan identitas, maka kita harus membiarkannya begitu. Jika ia memberikan identitasnya, bisa jadi nyawanya bisa terancam." jelas Black label.
"Lalu apakah kau bisa memastikan jika keselamatan orang itu akan tetap aman jika kita tidak mencoba melindunginya?" sahut Christof.
***
Langit kota sudah perpendar oranye saat Christof sampai di sebuah hunian sederhana di pinggir kota. Saking asrinya, Christof sempat berpikir ia salah alamat. Rasanya tidak mungkin jika orang dengan nyawa terancam tinggal ditempat seperti ini. Dari tempatnya berdiri, ia bisa melihat jajaran hunian lainnya dengan spasi pekarang rumah. Jelas ini adalah kawasan pedesaan yang nyaman. Sekali lagi dibukanya gulungan kertas yang nampak kusut itu. Akibat terlalu lama berada didalam saku kemeja. Benar. Ia tidak salah alamat.
Diketuknya pintu kaca dihadapannya dengan lembut. Takut-takut jika benda itu akan rapuh. Namun, sampai 5 menit kemudian, tetap tidak ada tanggapan apapun. Dengan terpaksa Christof mencoba mendorong tuas pintu. Terbuka.
"Permisi? Apa ada orang didalam?" tanyanya seraya melangkahkan kakinya perlahan.
Tidak ada jawaban apapun. Bau semerbak kopi tercium, tanda bahwa ada yang sedang membuat kopi atau beberapa saat lalu ada yang membuatnya disini. Didalam rumah ini dipenuhi ornamen berwarna gelap. Di ruang tengah terdapat senapan selaras panjang dengan beberapa butir peluru yang dibiarkan berceceran di meja. Sebuah asbak lengkap dengan rokok yang masih menyala dibiarkan begitu saja. Didinding rumah terdapat beberapa lukisan dan foto. Kebanyakan darinya adalah foto dengan seragam kemiliteran. Sekali lagi, Christof memerikasa semua sudut ruangan. Ia yakin orang itu baru saja pergi. Atau ia pergi sebentar dan akan segera kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trial Run (Hiatus)
Science FictionGrizelle Anastasya, Andreas Frendagle dan Harbert Roberto adalah seorang ahli laborat yang bekerja dibawah naungan W.S.R.O yang mengembangkan bakteri pemakan plastik. Namun, apa jadinya jika bakteri penyelamat itu justru menjadi wabah yang mengancam...