3

1.1K 279 23
                                    

Hari sudah malam, seperti biasa Chaeryeong baru saja pulang setelah rapat untuk sport competition besok.

Chaeryeong yang sudah bersih-bersih itu tengah mengenakan sheet mask nya, lalu ia membuka aplikasi chat nya yang penuh. Apalagi kalau bukan dari Hwiyoung yang bawel bilangin anak divisi humas untuk gak terlambat besok.

Hingga muncul notifikasi lain membuat Chaeryeong langsung membukanya.

ham wonjin
|malam, chaeryeong
|besok badminton jam
berapa ya fixnya?

chaeryeong
malam juga wonjin|
lo nggak dateng technical|
meeting tadi ya?

ham wonjin
|iya
|tadi gue harus ACC
laporan praktikum
|sori

chaeryeong
oh gitu. gapapa sih sebenernya|
besok badminton jam 2 ya,|
di GOR badminton kampus
pakaian bebas, lebih bagus pake| training. bawa raket masing2. kok nya udah disediain panitia
no ngaret. ngaret = diskualifikasi|

ham wonjin
|oh, oke
|makasih ya chaeryeong

chaeryeong
iya sama sama wonjin|
good luck ya besok :)|

ham wonjin
|🙏 thanks
|see you tomorrow

chaeryeong
hmmm see you|
read

"AAAAAA! ANEH BANGET INI ORANG????" jerit Chaeryeong.

"Chaeryeong jangan jerit-jerit!!!" teriak Chaeyeon dari luar.

Chaeryeong bukannya baper atau apa, tapi si Wonjin ini emang aneh banget. Kalo di chat, kayak temen akrab. Waktu ketemu tadi anaknya pelit ngomong banget.

Hari pertandingan itu tiba, tentu saja Chaeryeong dan panitia lain sibuk. Sebenarnya divisi humas tidak begitu sibuk di hari-H, tapi tetap aja mereka ikut membantu divisi lain yang cukup hectic.

Chaeryeong ikut membantu divisi konsumsi membagikan kue dan air mineral kepada peserta pertandingan yang sedang menunggu giliran maupun sudah bertanding.

"Peserta selanjutnya, Kim Seungmin dari Fakultas Kedokteran versus Ham Wonjin dari Fakultas Farmasi." kata wasit.

Peserta bernama Kim Seungmin itu sudah berada di lapangan, tapi tidak dengan Wonjin. Pria itu belum terlihat batang hidungnya.

"Ham Wonjin dari Fakultas Farmasi?" kata wasit lagi.

Lagi-lagi Wonjin belum terlihat juga. Chaeryeong yang awalnya sedang membagikan air mineral jadi ikut menoleh ke seluruh GOR, tapi ia tidak dapat menemukan Wonjin.

"Sekali lagi, Ham Wonjin dari Fakultas Farmasi!" ucap sang wasit.

Lagi-lagi Wonjin belum hadir juga.

"Hah, masa Wonjin gak dateng sih... Kemana lagi itu anak?" ucap Chaeryeong sambil celingukan ke seluruh lapangan.

"Dalam hitungan ke lima, kalau masih tidak ada resmi didiskualifikasi." kata si wasit pada akhirnya.

"Lima..."

"Empat..."

"Tiga..."

"Hadir!! Ham Wonjin hadir!!" kata Wonjin yang tiba-tiba masuk ke GOR dengan terburu-buru.

Chaeryeong melongo kaget ketika melihat Wonjin yang berlari dengan terburu-buru dan masih menggunakan jas laboratorium nya. Hah?!

"Maaf saya terlambat. Sebentar." kata Wonjin sambil membuka jas laboratoriumnya menyisakan kemeja kotak-kotak dengan celana keper khas mahasiswa farmasi. Lalu ia mengambil raket badmintonnya.

Chaeryeong mengerucutkan bibirnya. Wonjin pasti baru selesai ngelab dan buru-buru ke sini. Bahkan dia tidak mengganti pakaianannya. Ih Wonjin...
Chaeryeong salut parah.

Pertandingan pun dimulai. Chaeryeong memperhatikan Wonjin yang lihai bermain badminton. Gila, Wonjin melebihi ekspektasi Chaeryeong.

"Oh ternyata itu si Wonjin Wonjin itu. Jago juga mainnya." kata Olivia yang sedari tadi berdiri di sebelah Chaeryeong.

"Lo kenal, Liv?" tanya Chaeryeong balik.

"Nggak sih, tapi cowok gue anak farmasi pernah cerita kalo si Wonjin itu tuh anaknya ambis parah. Semua diikutin sama dia. Cowok gue kesel sama dia karena gak mau kalah banget anaknya." jawab Olivia.

Iya juga sih, pikir Chaeryeong. Udah kelihatan dari dia yang ikut serta dalam tiga cabang olahraga. Tapi ya gak papa juga lah kalo ambis? Berarti anaknya optimis? Jarang-jarang cowok jaman sekarang kayak dia.

Peluit wasit berbunyi. "Pemenangnya Ham Wonjin dari Fakultas Farmasi!"

Seluruh penonton yang ada di GOR bertepuk tangan, terutama supporternya Wonjin yang merupakan anak farmasi.

Wonjin duduk di pinggir lapangan, menunggu gilirannya bertanding di babak semi final. Dan ntah kenapa, Chaeryeong jadi tergerak untuk menghampiri Wonjin.

Chaeryeong memberikan kue kotakan dan sebotol air mineral kepada Wonjin. Wonjin menoleh dan menerimanya.

"Thanks," ucap Wonjin sambil tersenyum tipis.

Chaeryeong mengangguk sebagai balasan, lalu duduk di sebelah Wonjin yang sekarang sedang menghapus keringat yang membasahi tubuhnya.

"Tadi barusan ngelab ya?" tanya Chaeryeong.

Wonjin mengangguk. "Iya. Gue langsung buru-buru ke sini, sampe tadi lupa buka jas lab."

"Sorry nih, Chaeryeong. Jangan deket-deket, gue lagi keringetan banget. Takutnya lo risih." kata Wonjin.

Chaeryeong tertawa mendengarnya. "Ya ampun gak papa kali! Namanya abis olahraga! Gimana sih lo?"

"Mau kuenya gak?" tanya Wonjin sambil menyodorkan kotak kue yang Chaeryeong berikan tadi.

Chaeryeong menggeleng. "Nggak ah, gue udah makan banyak banget. Ntar gendut."

Wonjin hanya mengangguk sambil tersenyum simpul. "Gue mau ganti baju dulu ya, sebelum semi final." kata Wonjin sambil mengeluarkan sebuah t-shirt dan celana training dari tas ranselnya.

Chaeryeong mengangguk. "Oke!"

Ntah kenapa, Chaeryeong merasa nyaman berbicara dengan Wonjin. Rasanya seperti sudah berteman lama. Padahal mereka baru-baru aja kenal.





Begitu juga dengan Wonjin.



Begitu juga dengan Wonjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
➁ sunny side up! ㅡ chaeryeong,wonjin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang