Wooyoung side.
GO!!
--- - --- ▶▶▶ --- - ---
"Wooyoung!! "Wooyoung yang mendengar namanya dipanggil, mengalihkan perhatian nya ke arah temannya tersebut.
"Kenapa, Mark? " Wooyoung agak sedikit bingung dengan wajah Mark tersebut.
Ekspresi lelaki kanada tersebut sangat lah panik, peluh di mana-mana, nafas tersenggal-senggal. Ia baru saja lari tadi.
"Lo kayak di kejer setan dari belakang aja, njir"
Mark yang masih berusaha mengambil nafas setelah berlari panjang tadi, menatap Wooyoung dengan wajah datar nya. Membuat Wooyoung hanya cengegesan saja.
"Lo tau nggak? "
"Gimana mau tau, kalo lo belum kasih tau" Jahil Wooyoung.
"Yak, jangan bercanda"
Wooyoung tertawa kecil, "iya iya, memangnya kenapa? "
"Lo tau nggak, kelas sebelah bilang kalo hari ini bakal mau kiamat anjir" Benar-benar tidak bisa dielakkan, saat memberi tahu kan hal tersebut, wajah Mark sangat lah panik. Entah apa yang ia dengar di kelas sebelah.
"Memang nya kelas sebelah ngomong apa? Kok gue jadi takut ini ngeliat muka lo panik bener" Wooyoung juga ngerasa takut ngeliat wajah Mark yang seperti itu.
"Itu Yong"
"Itu apa? "
"Itu anu, Yong"
"Jancok, kasih tau sudah"
"Hari ini ulangan harian fisika anjing!! " Seru Mark.
Wooyoung yang mendengar kan apa yang Mark katakan, seketika detak jantung nya berdetak sangat lah cepat. Ulangan fisika, fisika.
Ia hanya bisa mengumpat.
Sial
#####
"Jung Wooyoung"
Wooyoung yang mendengar namanya dipanggil, merasakan tubuhnya menegang tak kala seorang guru memberikan lembar kertas ulangan miliknya.
Wooyoung merasakan bahwa jantung nya berhenti berdetak saat mata nya melihat sebuah angka tertera di atas kanan kertas tersebut.
"Wooyoung Ssi, ini sudah berapa kalinya kamu mendapatkan nilai seperti ini? Apakah kamu tidak bosan dengan nilai mu yang selalu tak memuaskan? Di pelajaran yang lainnya, kamu bisa, tetapi kenapa di pelajaran saya saja kamu tidak bisa? Jawab Wooyoung!! " Marah sang guru.
Wooyoung hanya bisa diam saja mendengar guru nya marah kepada dirinya.
35!!
Hell no!! Tentu saja sang guru sangat marah dengan dirinya. Nilai nya sangat lah hancur dan benar-benar parah.
Memang, hanya di pelajaran ini saja Wooyoung tidak bisa. Fisika. Padahal, nilai-nilai nya di pelajaran lainnya sangat memuaskan. Hanya pelajaran yang satu ini saja ia sama sekali tak bisa.
Itulah kenapa ia sangat ketakutan saat Mark memberitahukan kepadanya bahwa hari ini adalah ulangan fisika.
Yang benar saja, ia belum sempat untuk membuka buku.
Saat Mark mengucapkan hal tersebut, bell telah berbunyi menandakan bahwa jam pelajaran pertama dimulai. Dan, kau tahu. Pelajaran pertama ialah Fisika.
Bahkan Wooyoung belum sempat belajar, jangan kan belajar, membuka bukunya saja ia tak sempat.
"Saya sudah memberikan kamu kesempatan, tetapi kenapa kamu tak bisa menggunakan kesempatan itu dengan benar, Wooyoung Ssi? Kamu sungguh mengecewakan saya yang sebagai guru mu. Bagaimana ekspresi kedua orang tua mu saat mereka tahu bahwa anaknya mendapatkan nilai jelek dalam ulangan. Walaupun ini hanya ulangan harian, tetapi tetap saja nilai nya akan dimasukkan kedalam buku catatan nilai."
"Bisa tidak kamu meningkatkan nilai mu dalam mata pelajaran ini, Wooyoung?" Tanya sang guru.
Karena tak mendapatkan siswa nya menjawab apa yang ia tanya, sang guru pun mengulangi nya lagi.
"Apakah kamu bisa meningkatkan nilai mu dalam mata pelajaran ini, Jung Wooyoung ? " Tanya sang guru dengan menekankan nama sang siswa.
"Bi-bisa, Bu" Jawab Wooyoung dengan gugup.
"Baiklah, setelah istirahat kamu keruangan saya, kita akan bicarakan lanjut mengenal hal ini" Sang guru pun pergi dari hadapan Wooyoung dan menuju ke papan tulis untuk memulai mengajar para siswa nya.
Wooyoung pun bernafas lega akan hal itu, aura mencekam di sekitar nya menjadi hilang. Ia tak ketakutan lagi. Cuman yang ia takutkan adalah, apakah orang tuanya akan kecewa kesekian kalinya kepadanya karena nilai dari sebuah mata pelajaran yang sangat rendah.
Wooyoung akan memikirkan nya nanti.
--- - --- ⏯ ⏯ ⏯ --- - ---
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAGIC BOOK
Fantasy"Kita harus tetap bersama, kita tak tahu kejadian apa yang menimpa kita" **** Sekumpulan anak remaja terjebak dalam dunia lain, mereka harus keluar dari sana juga. Banyak rintangan yang hadapi. Apakah mereka dapat k...