7

1.7K 181 11
                                    

[Seoul, 2014]

Jimin menghela nafasnya. Langit sudah sore dan Seulgi masih belum juga beranjak dari kursi taman yang menghadao sungai han itu.

"Ada apa denganmu Seul?"

Seulgi menggeleng. Bahkan ia hanya menghela nafasnya berat.

"Katakan padaku"

Seulgi mendongak. Menatap Jimin yang sedang berdiri di hadapannya datar.

"Kenapa kau selalu mengatur dan melarangku dengan dengan banyak siswa di sekolah?"

Jimin diam. Berpikir sejenak. Memang harus memiliki alasan? pikirnya.
Hal itu terjadi secara alami. Ya. Jimin tidak menyukai pemandangan itu. Hanya itu. Lalu? Kalau tidak didepannya? Tetap! Ia tak menyukainya.

"Kau selalu membuat mereka takut untuk mendekatiku"

Jimin menghela nafasnya dan duduk bersama Seulgi.

"Aku juga ingin merasakan pacaran dengan seseorang"

Hati Jimin mencelos.

"Apa aku tidak cukup untukmu?"

Pertanyaan Jimin yang tegas,tajam dan sangat dingin membuat Seulgi menatapnya kaget.

"Katakan Seul. Apa aku tak cukup untukmu?"

Seulgi berlinangan air mata. Ia menatap Jimin tak percaya.

"Kau egois!"

Seulgi berlari meninggalkan Jimin dengan mengusap air mata yang tak ingin berhenti.

Ya. Baginya Jimin egois. Bahkan pria itu tak membalas kata-kata cintanya tapi melarang orang lain untuk mencintai dirinya. Sungguh egois.

Jimin kembali menghela nafasnya. Ia kemudian berlarian kecil menyusul gadis beruangnya yang sepertinya enggan untuk berhenti menangis. Hingga suara pagar yanh di tutup sangat kuat menandakan Jimin harus berhenti disitu.

Jimin menatap satpam lee yang juga kaget dan bingung harus membuka gerbang atau tidak. Namun Jimin memberikan kode untuk tidak membukakan gerbang itu.












Tiga hari berlalu. Jimin hanya bisa melihat gadisnya dari kejauhan. Seulgi yang sekarang bersama teman-teman kelasnya.

Setiap kali ia mencoba menjumpai Seulgi. Gadis itu terang-terangan bersikap seolah ia enggan menjumpai Jimin.

Apa salahku? Pikir Jimin.

Hingga sebuah genggaman pada tangan Seulgi membuat gadis itu berhenti berjalan saat menghindari Jimin.

Jimin tak kuat berlama-lama perang dingin dengan sahabatnya itu.

"kita perlu bicara"

Seulgi menggeleng. Ia berusaha melepaskan cengkraman tangan Jimin yang memegangnya kuat.

"Seul kumohon jangan seperti ini mm?"

Seulgi mendengus kecil. Jimin menatapnya kaget.

"Aku tidak butuh membicarakan apapun dengan orang egois sepertimu!"

Gengaman Jimin melemah. Egois katanya?

Seulgi berhasil lepas dan berjalan mendahului Jimin dengan mata berkaca-kaca.

[COMPLETE] I'M SORRY (PJM X KSG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang