2

2.8K 231 4
                                    

[Seoul, 2015]

Cahaya matahari sore yang indah membuat dua sejoli masih saja diam pada posisi nya dengan pandangan takjub nya.

"Aku tidak ingin melewatkan satu haripun untuk melihat sunset"

"Wae?"

"Karena dia indah. Dia menunjukkan warna nya tanpa ragu keseluruh penjuru dunia"

"Apa harus indah dulu?"

Hening. Mereka berdua tak lagi bergeming.

"Ayo pulang"

Suara helaan nafas terdengar pasrah. Pria berseragam sekolah menengah akhir itu berdiri dan mengusap puncak kepala seorang gadis yang berambut hitam panjang dengan gemasnya.

Gadis itu menyusul. Mengikuti sosok pria yang berjalan tak jauh di depannya.

"Tunggu aku"

"Makannya jangan lambat"

"Jimin-aa"

Jimin menghentikan langkahnya. Ia membalikkan badannya dan menatap gemas Seulgi yang merengut memegang tali dari ransel berwarna kuning sambil menyusulnya.

"Sini aku gendong"

Seulgi terdiam. Kemudian ia menggeleng.

"Tidak apa. Aku bisa"

Jimin menghela nafasnya. Dapat ia lihat banyak kucuran keringat pada dahi gadis itu.

"Seulgi ayo ku gendong"

Seulgi menggeleng. Ia kemudian menarik tangan Jimin dan menggenggamnya kuat.

"Aku bilang aku tidak apa-apa. Kalau aku kenapa-kenapa kan kau ada"

Kekehan gadis itu tak diindahkan oleh Jimin. Rasa khawatir nya sudah menyeruak masuk menguasai dirinya.

"Kau pulang kemana?"

Pertanyaan Jimin membuat Seulgi melihat sedikit ke arah Jimin lalu membuat ekspresi berpikir.

"Kau akan tidur dirumahku kan?"

Seulgi menatap Jimin tak percaya.

"Kya~ apa kau sangat takut jauh dariku?"

Jimin menatap kesal gadis dihadapannya. Ia tak suka melihat sikap gadis itu yang menganggapnya selali bercanda saat ia serius.

Jimin melepaskan genggaman tangan gadis itu membuat Seulgi memandang sendu tangannya. Tapi kemudian ia tersenyum dan berlarian kecil mengikuti pria yang terlihat kesal dengannya.

Seulgi merasakan kepala nya benar-benar sudah sakit. Itulah alasan ia membutuhkan pegangan pada tangan Jimin. Ia takut ia terjatuh tiba-tiba.

Jimin yang sudah kesal tak lagi menghiraukan gadis yang menurutnya sok kuat dan keras kepala itu. Matanya mencari sebuah toko bunga yang menjadi langganannya setiap pulang sekolah.

Seulgi masih setia mengikutinya. Senyumannua terukir dengan lesu ketika melihat sahabatnya itu memasuki toko bunga.

Jimin tak pernah absen membelikannya bunga setiap pulang sekolah ataupun malam saat tak sempat membelikannya sore. Setangkai bunga matahari.

"Ini"

Seulgi tersenyum melihat Jimin yang masih kesal.

"Terimakasih"

[COMPLETE] I'M SORRY (PJM X KSG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang