10

1.4K 164 19
                                    

Jimin mengeraskan rahangnya mendengar penuturan dari keluarga Kang bahwa mereka akan membawa Seulgi kembali ke luar negeri untuk mendapat perawatan intensif.

Apa yang beda dari Korea? Sama! Mereka semua tidak becus! Bukankah Jimin sudah membawakan dokter dari Singapore untuk Seulgi? Kenapa harus di bawa ke luar negeri?

"Andwe!!"

Jimin menggebrak meja di ruang VVIP yang disediakan.

"Jimin-ah!"

"Tidak aboji! Jangan membawa Seulgi kemanapun!"

"Jimin-ah kau boleh ikut"

Jimin menoleh. Mereka pikir Jimin anak kecil? Bahkan Jimin harus mengurus perusahaan.

"Bawa dokter tu kesini dan aku akan menggajinya!"

"Tidak bisa Jim! Seulgi butuh pengobatan disana!"

"Geurae eomma? Lalu bagaimana kalau tidak sembuh?"

Mereka terdiam. Benar. Bahkan dokter diluar negeri telah memberitahunya. Kemungkinanya kecil. Sangat kecil. Kanker otak adalah kanker yang sangat berbahaya.

"Tanyakan pada Seulgi. Maukah dia di bawa"

Jimin berjalan meninggalkan semuanya. Biarlah ia berlaku sangat tidak sopan. Dia tidak peduli. Dia hanya butuh Seulgi di sisi nya.

Jimin berubah. Menjadi lelaki yang egois dan tidak bisa di kendalikan. Semenjak beberapa tahun lalu ia ditinggalkan dengan berjuta kepiluan. Ia tak ingin merasakannya lagi.

Mereka selalu berjanji mengabari tapi nyatanya tidak! Mereka menjauhi Seulgi dari dirinya agar ia bisa menikah dengan orang lain. Tapi demi Tuhan! Jimin bahkan lebih memilih mati daripada menikah dengan perempuan lain.







Keheningan terjadi. Nampaknya semua orang telah pulang. Seulgi saat ini di jaga oleh Jungkook yang bahkan sudah tertidur di sofa.

Jimin berjalan cukup pelan. Ia bahkan mencoba menahan nafas beratnya agar tak keluar dengan sangat keras.

Jemarinya mengelus rambut Seulgi lembut.

"Seulgi-ah... aku disini"

Seulgi mengerjapkan matanya. Yang ia dapat hanya kegelapan dan bayangan sosok yang ia kenal. Semburat senyun terukir di wajah tirusnya.

"Jimin-ah"

Jimin mengangguk dan mencium hidung Seulgi lembut.

"Apa kau akan pergi ke luar negeri?"

Seulgi yang masih dengan senyumannya menggeleng.

"Aku tidak menyetujuinya"

Jimin tak dapat menahan kesedihannya. Ia juga ingin Seulgi dapat perawatan yang baik. Tapi Jimin sudah melakukannya. Dia sudah mendatangkan lima dokter dari berbagai Negara termasuk Negara nya. Tapi penyakit itu yang enggan pergi.

"Apa kau ingin bersamaku bear?"

Seulgi mengangguk.

"Besok kau kemo bukan?"

"Aku tak ingin"

"Tapi harus bear"

"Tapi aku ingin kau disini"

Jimin terdiam. Selama ini ia tak pernah menemani saat Seulgi menjalankan kemoterapi. Ia tak sanggup melihatnya. Bahkan ia hanya melihat Seulgi dari kejauhan.

Hatinya teriris. Lalu bagaimana jika ia menyaksikannya langsung? Bisa-bisa ia menangis dan meminta dokter menghentikannya.

"Jim"

[COMPLETE] I'M SORRY (PJM X KSG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang