9

14 2 3
                                    

Makin hari Vara merasa Vero makin risih dengan nya, entahlah dia berubah setelah blok no Vara, mungkin Vero sudah mengetahui kalau Vara suka denganya.

Vara menyuruh Zahra untuk nge chat Vero hanya untuk mencoba apakah Vero benar benar berubah, dan balasnya cuma di read. Benerkan Vero udah bener bener berubah menjadi Vero yang sok cool, gak wellcome sama semua orang, Vara benci itu.

Rintik hujan mengguyur kota Jakarta, dimana Vara yang berjalan menyusuri koridor sekolah, tampak masih sepi karena hujan jadi para murid datang agak terlambat. Ditaruhnya tas di kursi dan Vara yang memakai jaket ungu pastel keluar dari kelas. Pemandangan yang Vara sangat benci, Vero selalu saja berdiri di koridor depan kelasnya. Itu yang ngebuat Vara gagal move on.

"Var tadi gw liat doi lu di anterin bapak nya" Ucap Valeri yang langsung di jawab oleh Vara, " Maaf doi gw? Siapa ya?" Ledek Vara yang seakan akan tidak peduli, Valeri hanya memutarkan bola matanya dan lanjut menatap lapangan yang sedang di guyur air hujan begitu pula Vara yang duduk nya nyempil di antara Ros dan Valeri.

Semua berjalan biasa biasa saja sampai pada saat sholat zuhur tiba. Vara yang sudah melepas sepatunya duduk di kursi koridor. Vara dan Jeje udah taubat.

Lewatlah Vero dan temen temenya di depan Vara, tidak ingin berkata kata, setelah Vero lewat Ros langsung menepuk paha Vara dan ngarahin tanganya yang membentuk 'fuck ke arah Vero, Vara hanya tertawa.

Seperti melihat tumpukan emas, dilihatnya Vero yang sholatnya paling depan dekat dengan pintu,Vara berburu buru untuk wudhu dan berdiri di depan pintu mushola untuk menunggu anak laki selesai sholat. Di situ ada Ros,Jeje, Valeri dan anak cewe lainya yang sedang menunggu juga.

Tapi mata Vara terus tertuju pada Vero yang sedang sholat dengan khusyu di dekat pintu walaupun Marvel dan Monyet yang selalu menggaggu. Vara bener bener seneng bisa ngeliat muka Vero dari deket walaupun hanya sekedar lewat.


...

Seluruh murid di kumpulkan di lapangan untuk mendengarkan guru guru apel. Teriknya matahari membuat riuh suasana ada yang nutupin kepalanya dengan jaket,binder,tas dll tapi Vara tidak merasa kepanasan karena di seberang kirinya ada Vero yang sedang duduk santai tanpa menutupi kepalanya dengan benda.

"Panas banget yawloh" Ucap Jeje sambil ngibas ngibasin tanganya.

"Gak panas kalo ngeliat doi eaaa" Ledek Vara.

"Elu punya doi nah gw."Protes Jeje yang hanya di balas ketawa oleh Vara.

Hampir setengah jam murid murid di jemur di lapangan dan selama itu pula Vara puas mandangin Vero dari jauh, walaupun terkadang Vero sadar kalau di lihatin oleh Vara.

Setelah berbicara panjang kali lebar seluruh murid di pulangkan dan Vara langsung menarik lengan Jeje untuk ikut berjalan mengikuti arah Vero.

"Bye gw udah di jemput Var" Lambaian tangan Jeje yang ngebuat Vara sedih karena ia ketinggalan jejak Vero dan di tinggal oleh Jeje yang udah di jemput. Cuaca mulai mendung dan Vara bingung pulang sama siapa karena bel pulang sekolah di bunyiin lebih cepat dari biasanya.

Ojol adalah penyelamat Vara kala itu.

    

...

Sepulang sekolah Vara mendapat kabar buruk ya walaupun gak buruk buruk banget.

Anak anak delapan satu pada tahu kalau Vara suka sama Vero, deg mau taro di mana muka Vara, apalagi jadi bahan omongan di group kelas delapan satu.

Vara tahu berita itu dari Ros yap karena Ros punya banyak kenalan di delapan satu. Betul dugaan Vara kalau Vero menjauh dari Vara karena udah tau perasaan Vara .

Matilah nanti pas pelajaran olahraga.



...

Duh  maap ni pendek bngt soalnya udah mulai masuk sekolah hehe
VOODMENT nya ! thx

next :)

even if it hurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang