Who r u ?

888 102 19
                                    

||| || | || |||

Mengandung konten dewasa, bagi yg tidak suka BL 18+ harap menyingkir.

||| || | || |||


Langkah kaki itu meninggalkan jejak tetesan air yg jatuh dari ujung rambut gondrong lelaki berusia 37 tahun itu.

Jaebum baru saja selesai mandi, dengan pajama hitam legam berbahan satin ia duduk di tepi ranjang sambil mengecek pesan masuk di ponselnya.

Beberapa pesan berisi masalah pekerjaan dan yg lainnya dari wanita-wanita bar yg ia temui di club malam.

Jaebum sama sekali tak tertarik pada mereka, sungguh, rasanya menjengkelkan mendapat pesan menggoda setiap malam. Semua karna Mark yg menyebarkan nomornya sembarangan.

Satu tarikan nafas dalam lalu di hembuskan perlahan memberi tanda bahwa Jaebum kelelahan hari ini.

Ia melirik jam di dinding, sekarang baru pukul 5 sore. Masih terlalu siang untuk tidur tapi ia juga bingung tak tahu harus melakukan apa.

Hari ini ia sengaja meliburkan diri, melepas semua beban kerjanya dan merilekskan diri.

Jaebum naik keranjang dengan sebuah buku usang tua di tangannya. Buku yg sangat ia sukai yg bahkan sudah ia baca berkali-kali namun tetap saja ia tak bosan.

Buku yg memberinya banyak pembelajaran tentang kehidupan; melepaskan dan ditinggalkan.

Dddrttt; dddrttt;

Suara getar ponsel terdengar. Jaebum tertegun sesaat. Seingatnya ia sudah mematikan ponselnya sejak tadi.

Dddrttt;

Sekali lg suara getar ponsel terdengar, Jaebum buru-buru menutup bukunya dan turun dari ranjang.

Kakinya turun memakai sandal rumah lalu berjalan menjauh dari ranjang,

Jaebum mengambil tongkat golfnya sebagai senjata, menyeretnya pada lantai marmer mahal menghasilkan suara memekikan telinga

"Siapapun itu sebaiknya kau keluar sekarang sebelum kupecahkan kepalamu"

Jaebum setengah berteriak dalam kamarnya yg luas, ia berjalan mendekati lemari dan membuka pintunya dalam sekali hentakan,

Tp ternyata kosong,

Mata elangnya menjelajahi ruang kamarnya, mencari setiap sudut kamar yg bisa di jadikan tempat persembunyian sampai akhirnya matanya melirik ke arah bawah tempat tidur,

Jaebum melangkah dengan pasti sambil sesekali membenturkan tongkat golfnya pada lantai,

Ia merundukan tubuhnya berniat mengintip tapi tiba-tiba pintu kamarnya di buka oleh Yugyeom yg datang dengan nafas tersengal-sengal,

"Daddy, boleh aku minta tolong..."

Yugyeom berlari sambil menggandeng tangan Jaebum,

"Kau habis dari mana Gyeom ? Coba tenang dulu." Jaebum mengusap punggung anaknya dengan lembut,

"Ayo ikut aku dulu."

Tanpa banyak basa-basi Yugyeom menyeret Jaebum segera keluar dari kamarnya.

Mau apapun itu pokoknya Jaebum harus kelur dari kamar agar Youngjae yg masih bersembunyi di bawah tempat tidur bisa kabur tanpa ketahuan.

Jaebum dan Yugyeom berhenti di dapur, disana sudah ada satu teman Yugyeom,

Anak laki-laki dengan kaca mata kuning bertengger di hidungnya itu menyapa Jaebum dengan ramah,

"Aku bambam paman, temannya Yugyeom." Bambam tersenyum canggung sambil main mata dengan Yugyeom,

Jaebum membalas sapa singkatnya lalu memasang wajah datarnya kembali, ia melirik anak semata wayangnya kebingungan

Entah kenapa ia merasa ada yg janggal pada Yugyeom,

Brak;

Bunyi dentuman berasal dari kamarnya membuat ketiganya langsung melihat ke arah lantai 2,

Hening beberapa saat sampai akhirnya Jaebum berlari ke arah kamarnya dan memecah keheningan,

"Siapapun kau keluar!" Jaebum setengah berteriak ketika ia sampai di kamarnya,

Yugyeom dan Bambam mengejarnya dan mereka berdiri gugup di ambang pintu,

Itu pasti Youngjae, Yugyeom tak tahu apa Youngjae sudah keluar dari kamar daddynya atau belum

"Daddy, mungkin itu hanya kucing mu. Sudahlah daddy." Yugyeom mencoba menenangkan daddynya,

Bambam hanya bisa diam memperhatikan sekitar sampai akhirnya ia menemukan Youngjae di balik pintu kamar Yugyeom bersembunyi disana,

Bambam mencoba memberi kode pada Yugyeom dan memberitahu temannya itu bahwa Youngjae sudah aman sekarang,

Bambam baru saja melangkah masuk kedalam tapi tubuhnya sudah di dorong oleh Jaebum yg melihatnya masuk,

Untung Yugyeom sigap menarik tangan Bambam agar temannya tak jatuh, mereka berdua di tendang keluar dari kamar Jaebum

"Kau tahu kan daddy tak suka orang lain masuk ke kamar daddy."

Jaebum dengan tatapan tajam memperingati Yugyeom yg berdiri patuh pada daddynya yg sedang marah,

Ia tahu semakin ia melawan Jaebum akan semakin marah,

Jaebum menutup pintu dengan keras lalu duduk di tepi ranjang sambil menenangkan diri,

Ia menatap sekeliling dan memperhatikan setiap inci kamarnya,

Jaebum ini memang paling benci jika ada orang selain dirinya dan Yugyeom masuk kedalam kamarnya, bahkan pembantu rumahnya saja dilarang masuk

Ia membersihkan semua barangnya sendiri,

Matanya menangkap sesuatu yg aneh, ia bangkit dari ranjang dan berjalan mendekati lemari dan menemukan sesuatu

Name tag dari plat besi berwarna gold itu tergeletak di lantai dekat pintu lemarinya,

"Choi.Young.Jae."

Jaebum meremas name tag tersebut sampai tangannya memerah,

Wajah penuh amarah itu tampak sangat menyeramkam,

Mungkin Youngjae lolos saat ini tapi tidak lain waktu.

| To Be Continued |


Sampai bertemu di senin malam

Ahjussi - 2JaeWhere stories live. Discover now