EDZHAR dan SONIA (END)

2. Pertemuan Keluarga

Haiii ... selamat malam ... Selamat beristirahat ya teman-teman ... 🤗🤗

Sambil menunggu suami tercinta pulang, aku update Edzhar Sonia untuk kalian. Kalau memang yang ditelepon Sonia itu anaknya Edzhar, nggak mungkin dong pengakuannya sekarang ya. Berarti ceritanya langsung tamat deh. Nggak mau kan pastinya ... Oh ya, satu lagi alur cerita Edzhar adalah maju mundur ya. 

Darian Emilia diusahakan besok ya. Mohon sabar.

Happy reading ...

🍀🍀🍀

Song : Tak Lekang Oleh Waktu – Kerispatih

Seputih cinta ini ingin kulukiskan di dasar hatiku
Kesetiaan janjiku untuk pertahankan kasihku padamu
Bukalah mata hati
Ku masih cumbui bayang dirimu di dalam mimpi
Yang mungkin tak kan pernah membawamu di genggamku

Dirimu di hatiku, tak lekang oleh waktu
Meski kau bukan milikku
Intan permata yang tak pudar,
Tetap bersinar mengusik kesepian jiwaku

🍀🍀🍀

Bali, 9 tahun yang lalu

Sonia luar biasa terkejut melihat sosok Edzhar berdiri dengan kedua tangan di dalam kantong celana kaprinya. Kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya dan senyum lebarnya membuat jantung Sonia berdetak lebih cepat.

"Miss Sonia ... well aku bisa memanggilmu Sonia atau Nia sekarang karena kita sudah bukan guru dan murid lagi."

Ucapan Edzhar membuat Sonia menelan ludahnya dengan gugup.

"Kau pikir aku akan melepaskanmu semudah itu?"

Sonia bingung harus berbuat apa. Sumpah, dia tidak pernah membayangkan kejadian ini sebelumnya. Terlintas pun tidak pernah. Tapi Edzhar tidak terlihat seperti siswa SMA yang baru lulus. Edzhar terlihat seperti sesosok pria dewasa yang luar biasa menawan, membuat hati Sonia meleleh saat itu.

"Oh my God, kau selalu bisa membuatku jatuh cinta padamu berulang kali!" Edzhar mendekat secepat kilat lalu meraih pinggang Sonia dan menyentuh dagunya. Tanpa memikirkan sekelilingnya, Edzhar mencium bibir Sonia dan mengulumnya dengan lembut.

"I missed you so badly, Sonia and I will never let you go!"

Edzhar mengelus bibir Sonia dengan ibu jarinya dan menyatukan dahi mereka. "Surga saja tahu kalau aku merindukanmu, jadi Tuhan berbaik hati mempertemukan kita di sini, jauh dari siapapun."

Sonia masih belum sanggup bicara. Jantungnya seakan menggedor dadanya dengan keras. Bahkan ketika Edzhar menciumnya barusan, seakan ada jutaan kupu-kupu menggelitik perutnya.

Tanpa ragu Edzhar kembali mencium bibir Sonia dan membuatnya begitu terlena hingga tanpa sadar membuka mulutnya ketika lidah Edzhar menyelinap masuk. Astaga ... bagaimana mungkin dia bisa terjebak perasaan dengan Edzhar? Muridnya sendiri?

Sonia tersentak dan mendorong dada Edzhar dengan keras. Tinggi Sonia hanya sebatas dada Edzhar dan upayanya mendorong Edzhar sia-sia saja. Tubuh kokoh itu tidak bergeming. Edzhar malah menarik tubuh Sonia dan mendekapnya.

"Edzhar ... ini salah. Kita tidak boleh melakukan ini!"

Edzhar tergelak. "Anda terlambat, Nona!" Edzhar mengangkat tubuh Sonia dan membopongnya dengan mudah.

"EDZHAR! TURUNIN!"

"Nggak mau! Kalo kamu mau nolak aku, harusnya kamu tampar aku pas tadi aku cium kamu untuk pertama kali. Sekarang udah telat! Aku udah ketagihan rasa bibir kamu! Kamu nggak bakalan aku lepasin!"