4. Teman Baru

82 5 5
                                    

Anna POV

Hari ini aku bertemu seorang gadis yang unik dan baik menurutku. Namanya Susan, aku satu kelas Bahasa Inggris dengannya. Dan sekarang kami juga satu kelompok tugas. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan sampai mengajakku untuk satu kelompok dengannya. Selama ini jika ada tugas seperti ini dosen akan memberi perhatian khusus dan perlakuan khusus kepadaku mengingat aku ini tuna netra.

Namun lain halnya tugas kali ini. Aku merasa senang karena diperlakukan secara umum dan mengerjakannya secara kelompok. Sempat tadi aku takut bahwa tidak ada yang menginginkanku di kelompok mereka sampai Susan mengajakku. Aku sempat terkejut pada awalnya saat dia mengajakku, lalu aku berpikir dan bersikap tenang dengan mengiyakan ajakannya.

Dia juga menemaniku di taman sambil mengajakku berbincang. Dia orang yang unik dan baik. Dia bercerita tentang kisah Nydia, the Blind Flower Girl of Pompeii. Aku cukup terkesan dengan kisah Nydia sampai-sampai aku berharap aku dapat melihat patungnya dan meminta Susan agar mau menemaniku melihatnya.

"Gimana Ann tadi di kampus? Baik-baik aja kan?" tanya Mike, kakak lelakiku.

"Baik kok kak"

"Ada yang bikin kamu susah ngga di kampus?"

"Sejauh ini gaada sih kak"

"Oh ya, cewek tadi yang nemenin kamu di taman, kayaknya baik ya. Baru kali ini loh kakak liat kamu ada temen"

"Iya, dia kayaknya anak yang baik. Dia tadi juga ngajak aku buat sekelompokan sama dia" ceritaku penuh antusias

"Beneran? Baik bener tuh anak, kapan-kapan kakak traktir deh tuh anak"

"Gausah, ntar kakak sekalian modus lagi"

"Hahaha... yaudah deh ngga jadi.."

Unknown number is calling you (nomer tidak dikenal sedang memanggilmu). Tiba-tiba smartphoneku berbunyi, menandakan ada telfon masuk. Aku segera mengangkatnya.

"Hallo"

"Hallo Anna, ini Susan, tolong simpan nomerku ya" ternyata nomer tidak dikenal itu milik Susan.

"Ya nanti aku simpen"

"..." tidak ada suara lagi darinya.

"Udah nih minta simpen nomer aja. Yaudah aku tutup ya..."

"Eh.. bentar-bentar"

"Kenapa?"

"Em... weekend ini kamu ada acara ngga?"

"Ngga ada sih, kenapa?"

"Rencananya sih mau ngajak kamu keluar sekalian mulai ngerjain tugas, gimana?"

"Boleh deh"

"Oke, besok aku jemput kamu atau mau ketemuan aja?"

"Ketemuan aja, ngga enak ngerepotin kamu"

"Oke, ketemuan di Kota Lama ya jam 9 pagi"

"Sip deh"

"Em.. sampe ketemu besok"

"Ya, sampe ketemu besok"

Setelah selesai bertelfonan dengan Susan, aku langsung menyimpan nomernya. Jangan tanya bagaimana aku lancar menggunakan smartphone, kalian pasti tau Apple menyediakan app Siri yang memudahkan pengguna mengakses fitur hanya dengan suara. Dan juga aku menderita 'Low Vision' bukannya 'Total Blind' jadi aku masih dapat melihat walaupun sangat samar. Setidaknya masih terlihat cahaya dan bayanggan-bayangan bukannya kegelapan total.

Aku menderita kebutaan ini sejak delapan tahun lalu saat kecelakaan mobil menimpaku. Saat itu aku tengah pergi dengan seorang sahabatku selepas piknik dan tiba-tiba saja ada sebuah mobil melaju melawan arah dan akhirnya mobil itu pun menabrak kami. Penyebab kecelakaan tersebut karna kesalahan teknis dan tak ada yang bisa disalahkan kecuali sang pengemudi yang seharusnya memeriksa mesin sebelum berkendara. Akibat kecelakaan tersebut, sang pengemudi dan sahabatku meninggal sedangkan aku dirawat di rumah sakit untuk enam bulan karena luka-luka berat yang kuterima termasuk kehilangan hampir seluruh penglihatanku.

Blind Flower GirlWhere stories live. Discover now