7. Hanamasa

34 3 0
                                    

Ratih POV

Hari ini aku kedapatan shift berjaga sampai sore. Pasien-pasien yang kutangani terhitung sedikit dari biasanya. Tapi tetap saja walaupun pasien yang kutangani lebih sedikit untuk hari ini, tenaga yang aku keluarkan sama banyaknya seperti biasanya. Ada satu pasien yang menarik hari ini menurutku. Beliau mengidap penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis) sama seperti ilmuan termashyur dunia Stephen Hawking si pencetus teori kosmologi yang ia yakini bermanifestasi sebagai Black hole.

Aku memeriksa notif ponselku. Tertera 1 pesan baru diterima dari Susan. Setelah kubuka, ternyata dia mengirimiku foto sebuah es krim berwarna hijau matcha yang dia genggam di tangan kirinya.

"Kamu pergi dengan siapa?" begitu balasan yang kukirimkan padanya.

"Dokter mohon segera ke ruang UGD" seorang perawat mengabariku dengan suara terengah-engah selepas berlari.

Kulihat seorang pria yang tangannya berlumuran darah dengan tiga jarinya hampir putus.

"Apa yang terjadi?" tanyaku pada perawat yang telah melakukan pertolongan pertama.

"Dia mahasiswa teknik dok, tidak sengaja jarinya hampir terpotong karena terkena mesin gergaji" jawab perawat itu.

"Ya sudah, tolong panggilkan dokter Henry, beliau akan menangani untuk opresi penyambungan sarafnya"

"Baik dok"

"Kalian tolong bantu saya membawa pasien ke ruang operasi ya" ucapku kepada dua perawat yang masih tersisa.

Segera setelah mahasiswa tadi dibawa ke ruang operasi dokter Henry sudah siap ditempat untuk melakukan operasi penyambungan saraf. Aku bergegas ke ruang sterilisasi sebelum bergabung. Untuk koas sepertiku, terhitung beruntung karena dokter Henry dengan baik memperbolehkanku ikut bergabung dalam proses operasi. Katanya bagus untuk pengetahuan praktik lanjutan. Dan setelah selesai dengan penyambungan saraf, sekarang bagianku untuk mengakhiri operasi dengan menjahit robekan pada tiga jarinya.

Huftt.. sangat bergabung dengan proses operasi secara langsung. Operasi tadi memakan waktu hampir 3 jam. Dan selama 3 jam tadi aku harus benar-benar membuka mataku dan focus mendengarkan penjelasan dokter Henry.

...

Silaunya cahaya membangunkanku. Aku membuka mataku perlahan kemudian mengecek ponselku. Mataku terbelalak dan teriakan keluar dari rongga mulutku.

"Ha!! Jam 9!!!" aku bergegas mandi dan bersiap untuk berangkat.

"Duh.. telat lagi.. gimana ya.." runtukku sendiri.

"Pagi dokter Ratih" sapa seorang perawat.

"Pagi.." jawabku terengah-engah selepas berlari. Segera aku menuju ruang koas dan menaruh tas. Kulirik sekitar, kenapa sepi sekali, Kemana koas-koas yang lain? Kuputuskan meninggalkan ruangan. Kemudian aku bertanya kepada perawat-perawat yang berada di bagian administrasi.

"Selamat pagi, saya Ratih, dokter koas, ingin bertanya. Kenapa sepi sekali ya di ruangan koas?" tanyaku dengan sopan.

"Sebentar akan saya cek jadwal shiftnya"

"Maaf dokter Ratih, setelah saya cek untuk jadwal shift dokter hari ini kosong"

"Ha..? oh.. baik terima kasih" segera setelah mendengar kalau ternyata jadwalku kosong hari ini, aku mengambil tasku dan berjalan menuju parkiran. Aku coba mengecek ponselku kembali. Dan ternyata hari ini hari jum'at. Aku teringat bahwa jum'at ini memang diliburkan untuk dokter-dokter koas sampai-sampai grup whatsapp kemarin mencapai 999+ notif.

Kulajukan mobilku keluar dari lingkungan kampus. Tiba-tiba saja ada seorang pengendara motor yang hampir menabrakku atau aku yang hampir menabraknya. Aku langsung memastikan pengendara motor yang terjatuh tadi.

Blind Flower GirlWhere stories live. Discover now