1000×; ー Kim Taehyung

1.

Hubungan dua manusia itu sangatlah rumit. Perbedaan pikiran, visi, misi, pendapat, hingga frekuensi sudah biasa menjadi penyerta dalam sebuah hubungan. Sekuat apapun mencoba mengurai, pada akhirnya harus ada yang mengalah.

Begitu pun dengan apa yang sekarang terjadi di antara Park Jiyeon dan Kim Taehyung.

Hubungan mereka sudah sama sekali tak sehat. Toxic. Baik Jiyeon dan Taehyung hanya akan menyakiti satu sama lain. Akan tetapi, sampai kapanpun Taehyung tidak akan bisa meninggalkan Jiyeon, pun sebaliknya.

Jangan tanya mengapa, sedari awal sudah dijelaskan jika hubungan dua manusia itu sangat rumit, 'kan?

Bukan sebuah hal baru melihat Jiyeon yang berteriak seperti orang kesetanan saat Taehyung lagi-lagi mencoba mempertahankannya dengan cara yang salah.

"Jangan gila Park Jiyeon!"

"Kau yang gila Kim Taehyung! Kau pikir aku tidak lelah bermain kejar kejaran dengan para media sialan itu ?! Aku lelah Kim!" teriak Jiyeon tepat di depan wajah Taehyung yang memerah menahan amarah. Kedua tangannya terkepal sedangkan dadanya naik turun berusaha menstabilkan irama.

"Tapi tidak dengan temanku sendiri, Jiyeon!" Giliran kali ini suara menggelegar Taehyung memecah heningnya malam.

"Kenapa kau harus mengurusi hidupku!"

Jiyeon masih tidak terima, gadis itu maju menantang Taehyung dengan dagu terangkat. Sama sekali tidak memberikan Taehyung celah untuk melumpuhkannya, lagi.

"Kau kekasihku, Jiyeon!"

"Perlu ku ingatkan jika kita sudah putus dua minggu yang lalu!"

Jiyeon mendorong dada bidang Taehyung yang mencoba meraihnya dalam pelukan. Perempuan itu beringsut menjauhi Taehyung seolah pria itu hama penyakit yang harus dihindari.

Rambut Jiyeon sudah tak beraturan lantaran gadis itu mengacaknya terus sedari tadi. Bibirnya bergetar melantunkan isakan yang tidak berhenti sedari empat belas menit kedatangan Taehyung yang lalu.

Tangannya melingkar kala ia berjongkok demi memeluk kedua lututnya sendiri. Mencoba menenangkan diri di sudut kamarnya yang aman. Sedang Taehyung di depannya tampak terdiam dengan pandangan kosong yang menyakitkan. Kedua tangannya terkepal di antara sisi tubuh. Bibirnya tak mengucapkan sepatah kata pun hingga kemudian langkah berderapnya terdengar, meninggalkan kamar apartemen Jiyeon yang mencekam.

[]

Ini cerita yang bener-bener spontan. Aku kepikiran ide ceritanya dan langsung aku tulis tanpa storyline. Bahkan aku gak sempet edit buat cover, semoga besok bisa bikin.

Rencananya cuma beberapa part aja tapi gatau ya kemana arah jempol ini melangkah hehe

Ditulis 08 Januari 2020 pukul 00.01 dini hari