2.

2.5K 256 65
                                    

"Bagaimana kabarmu dan ーTaehyung?"

Jieun sedikit meringis mendengar gumaman acuh Jiyeon yang kini malah menyesap champagne dengan pandangan kosong. Siklusnya selalu seperti ini, setelah pertengkaran hebat yang menyebabkan mereka mengakhiri hubungan, tidak butuh waktu lama Jieun yakin mereka akan kembali berciuman seakan mereka selalu baik-baik saja. Tapi kali ini tampaknya ada berbeda. Dan Jieun tahu pasti jika penyebabnya tidak bukan adalah gadis cantik dihadapannya.

"Tidak ada yang baru, kami sudah berakhir hampir tiga minggu yang lalu."

Kali ini Jieun dibuat terkejut, biasanya paling lama mereka berpisah hanya dua minggu. Tiga minggu itu rekor!

"Tapi mungkin setelah ini kembali lagi. Tidak tahu, deh. Aku sudah malas tapi bagaimana, ya?"

"Hentikan, Jiyeon! Kau bisa bahagia tanpa Taehyung."

Kali ini Jiyeon merespon dengan tawa kecil yang sarat putus asa. Ke lima jemari tangan menyisir rambutnya ke belakang sembari menggeleng sebagai jawaban. Lagi. Ia memutuskan seolah masa depan sudah ditentukan.

"Jangan gila, Jiy."

Jari telunjuk Jiyeon digoyangkan ke kanan ke kiri, sedangkan kepalanya mengangguk-angguk layaknya paham total. "Ah, kemarin Taehyung juga mengatakan begitu padaku."

"Maksudku, harusnya kau selesaikan dulu semua permasalahan cinta sintingmu itu sebelum bertindak sejauh ini."

"Aku sudah menyelesaikannya! Salahkan si bodoh Kim itu yang masih saja tidak bisa menerima kenyataan."

"Kalian sama-sama sintingnya! Bagaimana bisa dibilang putus kalau kemarin saja kau masih bercumbu mesra dengan dia, bodoh!"

Tawa Jiyeon menggelegak, menggelitik rungu Jieun hingga gadis manis itu mengernyit aneh. "Akuー" Jawaban Jiyeon mengambang, jemari lentiknya sibuk memainkan batang gelas yang ada dihadapannya. Tampak menimang dengan tatapan gamang. "Aku sakit karena Taehyung."

"Berhenti menyalahkannya! Kalian berdua sama-sama sakit!" maki Jieun sebelum akhirnya bergabung menyesap champagne bersama sahabatnya.

"Kenapa kau selalu membelanya sih? Apa kau bersekutu dengan Kim sialan Taehyung itu?" selidik Jiyeon sengit. Tidak berdasar sama sekali jika harus mencurigai Jieun yang kini merotasikan bola matanya malas. Jiyeon itu sangat dungu dan menyebalkan kalau sudah urusan cinta. Sampai-sampai Jieun lelah menasehatinya.

Maksudnya ーoh, ayolah, kisah cinta Jieun dengan Joongi juga tidak semulus itu sampai harus mengurusi Jiyeon yang kelewat merepotkan kalau dilanda masalah cinta.

"Ingatlah kau menggunakan mulut itu untuk mencium orang yang kau sebut Kim sialan Taehyung," balas Jieun sadis.

"Taehyung itu bajingan sekali! Kau pikir mudah untuk melepaskannya? Kalau bisa, sudah dari dulu aku ingin lepas."

Pertanyaan juga pernyataan itu lebih kepada dirinya sendiri. Jiyeon sendiri lelah jika harus bertahan di sisi Taehyung, tapi tidak ada tempat pulang lain senyaman Taehyung. Tepatnya Jiyeon enggan mencari dan Taehyung enggan melepaskan. Begitulah.

"Tapi kau harus sadar kalau kalian cuma saling menyakiti. Bahkan Taehyung ーjauh lebih sakit, Jiy." Jieun berbisik lirih di akhir kalimatnya. Seolah tidak yakin siapa yang jauh lebih menyakiti siapa. Jika apa yang mereka tampilkan selama ini merepresentasikan yang sebenarnya, maka Jieun berani membela diri demikian.

Jiyeon menatap keluar jendela, tidak mau menanggapi tuduhan Jieun barusan. Biar saja itu menjadi rahasia di antara ia dan Taehyung.



1000×; ー Kim TaehyungWhere stories live. Discover now