13.

981 118 27
                                    

Semua berjalan sebagaimana mestinya. Hubungan Jiyeon dan Taehyung semakin membaik seiring rontoknya segala bentuk keegoisan mereka. Keduanyaーtanpa kesepakatan resmiーmemilih untuk tidak saling memerbesar masalah seperti yang lalu. Cukup mereka selesaikan secepatnyaーberdua.

Ini menyenangkan karena bagi Jiyeon adalah babak baru dalam sebuah hubungan yang tak pernah ia sangka bisa berjalan sejauh ini. Dulunya, Jiyeon sempat berpikir jika Taehyung itu hanya tempat singgah semata. Oh, tidak, sampai sekarang juga begitu. Sebab tidak ada yang tahu bagaimana masa depan akan menuntunmu. Hanya saja, setidaknya untuk saat ini biarkan Jiyeon berharap jika nanti, pada akhirnya, ia akan berakhir dengan Taehyung.

Mungkin begitulah kira-kira bentuk impian sederhana Park Jiyeon. Tidak banyak, lagian, dirinya sudah terlalu banyak menuntut sesuatu selama ini, termasuk keinginan tak masuk akal yang sering menghilangkan kewarasan. Kim Taehyung berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik, Jiyeon sudah sangat senang dan menerimanya dengan kedua rentangan tangan.

Rutinitas paginya tak lagi membosankan sejak Taehyung kembali. Biasanya, Jiyeon tidak peduli mau jam berapa ia bangun, kemudian bermalas-malasan seharian seperti kucing kelebihan berat badan. Dilanjutkan dengan sibuk menjelajahi sosial media di ponsel seperti seorang pengangguran.

Namun, semuanya berubah sejak paginya ada yang menyambut. Jiyeon jadi merasa bertanggung jawab atas sarapan pagi yang sebenarnya sama sekali tidak Taehyung minta. Pria itu terbiasa sarapan di luar dengan anggota BTS lain, tapi kini kekasihnya mengambil alih tanggung jawab itu dengan dalih tidak mau Taehyung makan sembarang. Padahal sebenarnya itu hanya alasan agar Jiyeon mengulur waktu Taehyung lebih lama; bersamanya.

Juga Taehyung, yang kini setiap malam memiliki alasan pulang; lagi. Jika biasanya menginap di dorm adalah pilihan demi menghindari apartemennya yang sunyi. Sekarang tidak lagi karena sudah ada makhluk manis yang menghuni, juga menunggu kepulangannya dengan kesabaran penuh arti.

Semuanya benar-benar berjalan baik, sesuai harapan kedua insan yang hidupnya bergantung satu sama lain. Mereka bahagia, tentu saja.

Semuanya berjalan sangat baik, hingga mereka melupakan kalau kebahagiaan itu tidak pernah berlangsung selamanya.



ㅤㅤ
ㅤㅤ



•••
ㅤㅤ
ㅤㅤ





ㅤㅤ


"Aku nanti pulang telat karena harus menemani Jimin mencari hadiah untuk kekasihnya."

"Seulgi ulang tahun?" Seingatnya gadis itu sudah berulang tahun beberapa bulan lalu.

"Bukan, cuma sebagai hadiah saja." Kedua bahu Taehyung tertarik naik saat pandangan Jiyeon berubah menyelidik. Tidak lama kemudian gadis itu mengangguk kecil sembari membersihkan sisa peralatan sarapan pagi mereka.

"Kau tidak ada jadwal hari ini?"

"Aku mau syuting vlog baru, tapi tidak tahu jam berapa." Sudut mata Jiyeon melirik ke jam dinding, kemudian helaan napasnya meluncur. "Atau mungkin besok, Unnie masih belum membalas pesanku."

"Baiklah, kabari aku kapan pun kau jadi pergi. Jangan lupa membuka ponsel sebelum jam makan siang, aku akan menelepon," titah Taehyung membuat Jiyeon memutar bola matanya. Lagi, penyakit posesifnya kambuh. "Janganー"

"Matikan ponselmu, jangan abaikan panggilanku, dan jangan pergi tanpa memberitahuku. Aku mencintaimu, Park Jiyeon," sela Jiyeon menirukan kalimat Taehyung yang sudah seperti kaset rusak di telinga Jiyeon. Setiap pagi sebelum berangkat bekerja Taehyung pasti memberi wejangan yang sama, sampai Jiyeon hafal di luar kepala.

1000×; ー Kim TaehyungWhere stories live. Discover now