05. Diruangan yang sama

15 3 0
                                    






Seorang gadis cantik sedang bersantai diruang latian yang luas, sambil bersenandung kecil dengan headphone dikedua telinganya. Tanpa ia sadari seseorang memandanginya sedari tadi, sambil tersenyum tipis. Sampai suara dibelakangnya, mengalihkan perhatiannya ke arah lain.


"Aduh apasih Pijin!!"

Sedari tadi gadis kecil itu mengeluh kesal pada pemuda imut disampingnya, yang hanya cengengesan tanpa dosa.

"Ya maap, pijin kan nda sengaja" Ujar Fijin sambil menggaruk lehernya yang tak gatal. Digigit nyamuk kali? G.

"Kalian ngapain sih?" Tanya seseorang. Sambil memerhatikan keduanya heran.

"Ini nih bang, pijin tadi nabrak aku ga minta maaf!" Adunya pada orang tersebut. Fijin pun menoleh dan melotot sebal, bisa bisanya dia ngadu ke kakaknya.

"Huh!"

"Apa kamu!"

Keduanya masih saja tak mau mengalah dan kembali bertengkar tak jelas.

"Astaga udah udah!" Adnan hanya menghela nafas sabar, melihat mereka bertengkar malah membuatnya tak semangat.

Lebih baik dia masuk kedalam dari pada ia harus menjadi penengah dua bocah tak jelas itu. Karna tak akan mereka dengar, mereka akan berhenti saat naya mengintrupsi saja, selebihnya? Tidak.












Dilain tempat tak jauh dari ruang latihan, tepatnya genk cecan rumpi. Mereka tak ada habis habisnya membicarakan orang lain, apalagi jika bahasan mereka cogan alias cowo ganteng.

"Eh kalian tau ga sih, itu loh!" Ujarnya gemas.

Gadis itu tertawa kecil, sambil memandang kearah gadis cantik didepannya.

"Siapa sih? Bang arthur?" Ujar gadis lainnya.

"Kalian lagi bahas apasih?" Gadis ini memang tak terlalu peduli, dengan sesuatu yang tak penting.

"Cowo!" Ujar kedua gadis lainnya kompak.

"Hadeh!" Ucapnya sambil memutar bola mata malas. Lalu beranjak ingin pergi sebelum suara mengintrupsinya.

"Mau kemana bee?"

"Nyusul ka Nay"

"Ikut!" Ujar kedua gadis lainnya lagi. Bee tak menoleh kembali, ia langsung saja berjalan dengan tak peduli.







• • •







"Sumpah ya ka!" Gadis kecil itu masih saja mengoceh dengan gayanya yang menggemaskan.

"Kenapa?" Gadis cantik itu hanya menanggapinya dengan sabar, tanpa mengeluh.

"Sumpah ka!" Gadis cantik yang mendengarnya hanya menghela nafas sabar, dan memutar bola matanya malas hampir saja ia mengumpat kasar pada adiknya ini yang terus saja mengoceh dengan tak jelas sedari tadi.

"Kenapa sih!" Kesalnya

"Sumpah ya ka Nay, aku masih ga percaya bisa debut disini!" Ujarnya masih terharu.

"Iya, aku juga masih ga nyangka." Ujar Naya sambil mengingat ingat perjuangannya sebelum bisa jadi trainee disini.










Sampai tak lama datang pemuda imut yang berlari dengan semangatnya, dengan pemuda tampan dibelakangnya yang berjalan dengan santainya.

"Hayoo lagi pada gubahin pijin yaa." Ujarnya dengan sangat percaya diri, sedangkan pemuda tampan yang sudah ada tepat dibelakang pemuda imut itu hanya mengangkat sebelah alisnya dan menoyor kecil pemuda imut itu, kemudian berjalan kembali ke arah kedua gadis tersebut.

"Hai Naya." Sapanya tersenyum kecil canggung.

"Hai Adnan." Sapanya juga dengan senyum manis.

Keduanya masih canggung untuk sekedar menegur sapa. Lebih tepatnya Adnan.

"Ih! Bang Adnan nih!" Ujar pemuda imut itu sambil menyipitkan matanya lucu.

"Apasih dek." Ujarnya, lalu meraup wajah sang adik dengan tangannya gemas.

"Bang Adnan suka ya sama ka Nay!" Ujarnya masih menyipitkan mata penasaran.

Adnan tersentak dengan apa yang dikatakan adiknya barusan, dan naya hanya mengangkat kedua alisnya tak percaya. Sedangkan Livya, ia mengerjap ngerjapkan matanya bingung.

"Lah beneran?" Ujar Livya, sambil memandang Adnan dan Naya bergantian dengan bingung.

"Heh larpa, diam aja kao!" Liriknya sinis pada Livya, kemudian menyipitkan matanya sebal.

"Apasih kamu!" Sambil menyipitkan mata ke arah Fijin kesal.

Lalu keduanya bertatapan kesal dan membuang muka sebal kearah lain, Naya yang melihatnya hanya melirik saja lalu melirik kearah Adnan dengan bingung.









"KAWAN KAWAN!" Ujar seorang gadis cantik itu seperti dialog di film kartun upin ipin.

"Hey barudak kadie maneh." Jangan tanya siapa ini. Pemuda imut yang tak jelas.

"Kalian dari mana?" Tanya Naya pada mereka.

"Maaf ya ka tadi kita keluar sebentar cari makan." Jawab Beelbs pada Naya. Naya hanya mengangguk tak bertanya lebih.

"Hayoloh kaka Naya marah." Mereka bertiga hanya melirik malas, sudah tak heran dengan pemuda imut tak jelas itu.

"Heh piring, diam kamu." Sebal Livya.

"Udah udah, mending kita latian. Abis ini ka Ignan bakal kesini." Lerai Naya pada mereka.

"Oh iya tadi aku ketemu ka Ignan unnie!" Ujar Nnana. Allen dan Beelbs hanya mengangguk setuju.

"Ya udah ayo kita latian." Perintahnya pada mereka. Dan mereka hanya mengangguk sebagai jawaban karna tak ingin kakak tertuanya ini berceramah lagi, seperti kemarin.



• • •










Jangan lupa vote dan komennya ya.😚

We Are BGX [On Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang