Pada saat Sooyoung datang untuk ketiga kalinya, setiap sudut kastil sudah dihiasi oleh emas. Cermin-cermin menghiasi dinding, dan pedang aneka rupa dijejerkan di samping meja makan. Kalau boleh jujur, kastil ini menjadi jauh lebih megah sejak tenggelam di dasar laut.
"Berapa banyak kapal yang kau rampok?"
"Aku tidak menghitungnya."
"Seharusnya kau jatuh cinta. Mematahkan kutukan. Bertemu dengan manusia yang mencintaimu apa adanya. Lebih menyenangkan daripada merampok kapal," usul Sooyoung membuntuti sang pangeran ke ruang tengah.
"Cinta itu tidak ada," jawab putra duyung itu pendek.
"Tidak ada? Kau pikir apa yang mendasari pernikahan? Kasih sayang orang tua pada anaknya?"
Pangeran itu melirik jemarinya, tempat cincin warisan orang tuanya melingkar. "Pernikahan ada karena tuntutan sosial. Orang tua merawat anaknya karena rasa tanggung jawab. Tidak lebih dan tidak kurang."
Sooyoung tidak tahu mengapa, tapi ia merasa harus mengatakan ini. "Aku dan orang tuaku saling mencintai."
Untuk pertama kalinya, pangeran itu tersenyum tipis. "Bagus untukmu, karena aku tidak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Blessedly Cursed [✔]
FantasíaApa kau berniat menjadi putra duyung selamanya? // joy fairytale series //