BAB 1 : DENGAR

362 91 38
                                    

Haiii!!!

Selamat datang.....

ini adalah cerita pertama yang aku tulis di wattpad.

semoga kalian suka yaa ;)

Happy reading!!!...


-

Aku masih melangkahkan kakiku menyusuri jalanan yang terlihat ramai sore ini. Orang-orang berlalu lalang mengabaikan apa yang ada disekitar mereka. Langit juga mulai berubah warna, dan matahari akan segera tenggelam. Aku mendudukkan bokongku di kursi taman yang tidak jauh dari jalan. Aku melirik ke sebelah kanan dan tak lama memalingkan pandangan menuju sisi sebelah kiriku, setelahnya aku menatap langit, tanpa ku sadari sebuah senyuman terbit dari wajahku. Aku selalu suka menatap warna-warna itu, indah.

Sesekali aku mengedipkan mata, berusaha memotret suasana langit yang berada di atasku. Tatapanku tidak berpaling dari warna-warna itu-Jingga, seperti namaku. Ibuku pernah mengatakan padaku, bahwa warna jingga adalah warna yang ada untuk mengobati rasa lelah seseorang, entah itu lelah karena telah bekerja seharian, rasa lelah yang timbul akibat aktivitas di sekolah atau apapun itu. warna jingga adalah obat untuk rasa penat. Itulah kenapa warna seindah itu ada dikala matahari akan segera pergi, mengisyaratkan pada manusia untuk beristirahat, bahwa mereka telah melakukan yang terbaik hari ini, dan itu cukup.

Namaku Fujingga Sukma. Panggil saja aku Fuji, Jingga, atau Sukma. Terserah kalian ingin memanggilku apa, karena ketiga nama itu menunjukkan versi yang berbeda dari diriku. Orang tuaku memanggilku fuji, bukan karena aku memiliki darah jepang, tidak sama sekali. Orang tuaku merupakan orang Indonesia asli. Hanya saja ada kisah dibalik namaku.

Sebelum menikah Ayah dan Ibuku dulu menetap di Jepang. Saat itu Ayahku bekerja disalah satu perusahaan digital program ternama di Jepang, dan Ibuku kuliah semester akhir di Keio University. Saat libur musim panas, Ayah dan Ibuku bertemu di Enoshima. Enoshima adalah sebuah pulau di Sagami Bay. Disanalah pertama kali Ayah dan Ibuku bertemu hingga akhirnya mereka menikah. Ibuku memiliki sebuah impian, bahwa ia ingin mendaki gunung fuji bersama Ayahku. Pernah sekali setelah menikah Ibuku akan mendaki gunung fuji bersama Ayahku. Namun, dihari itu juga Ayah dan Ibuku tahu bahwa aku telah hadir bersama mereka di dalam rahim ibuku. sehingga ayahku membatalkan rencana mereka untuk mendaki. Sehingga, sampai sekarang impian itu belum juga terwujud. Sebagai gantinya, ibuku memberi namaku Fuji, dan nama jingga adalah pemberian dari ayahku, karena ia suka dengan suasana sore. Sedangkan sukma adalah nama pemberian dari nenekku.

Saat aku berusia empat tahun, ibuku membawaku kembali ke Indonesia. Tapi tidak dengan ayahku karena ia masih terikat kontrak kerja. Saat pertama kali pindah ke Indonesia aku sangat kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan di Indonesia. Aku sulit mendapatkan teman, bahkan setelah aku mendapatkan teman, mereka malah menertawakanku karena aku tidak mengerti apa yang mereka katakan dan aku menggunakan bahasa yang berbeda. Aku selalu menangis saat pulang, karena hal itu ibuku tidak lagi mengizinkanku untuk keluar rumah. Aku hanya bermain bersama ibuku dirumah. Hanya berdua.

Ayahku adalah pria yang tampan, meskipun ia memiliki beberapa keriput di dahinya itu sama sekali tidak mengurangi ketampanannya. Sesekali ayahku datang menemuiku ke Indonesia, ia menginap dirumah sekitar dua sampai tiga hari dan setelahnya kembali lagi ke Jepang. aku menghabiskan masa kanak-kanakku dengan bermain bersama ibuku, ia wanita yang cantik dan lembut hatinya. Satu hal yang aku kagumi dari ibuku adalah meski ayahku hanya datang sekali dua bulan, namun itu tidak melunturkan sedikitpun cintanya pada ayahku, begitu juga ayahku.

Aku tidak memiliki adik, hanya aku satu-satunya anak mereka. Mereka tidak pernah menanyaiku tentang itu, dan akupun tidak pernah meminta mereka untuk memberiku seorang adik. Karena bagiku kami bertiga saja sudah sempurna.

AMBIGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang