Bab 5

10.2K 1.6K 180
                                    


Hari Senin di awal bulan Januari adalah hari terbahagia di dalam hidup Daniel. Pasalnya ia kemarin baru saja bertemu seorang perempuan istimewa di sebuah tempat fitnes centre. Kenapa istimewa? Karena perempuan yang memperkenalkan diri sebagai Mutia adalah seorang model terkenal, mantan putri pariwisata dan baru saja menanda tangani kerja sama untuk menjadi salah satu bintang dari mobil keluarga yang perusahaan Daniel luncurkan.
Mutia itu kandidat potensial untuk dijadikan istri selain cantik, mandiri, berprestasi, dan juga seorang yang terpelajar. Mutia setara dengan Baby, secara wajah, tampilan, kemampuan otak serta manner. Cocoklah bersanding dengan Daniel.

Aura Daniel yang penuh dengan kebahagiaan, menguar ke semua para karyawannya siang ini. Sebelum turun ke bawah melalui lift, ia sempatkan berkaca dulu pada dinding besi kotak itu, memindai penampilannya. Apakah berantakan atau tidak. Daniel semakin tua semakin ganteng dan gagah, eh ralat bukan tua tapi matang.

Ketika lift berdenting, ia berjalan keluar dengan membusungkan dada. Baru juga beberapa melangkah kakinya menapak lantai bawah, Daniel sudah disuguhi pemandangan yang menjernihkan mata. Segerombolan perempuan cantik berjalan berlawanan arah dengannya.

"Siang Pak Daniel!" Masih siang tapi sudah mendapati para bidadari turun dari mobil.

"Siang juga. Kalian kenapa ke sini?" Sudah biasa bagi seorang Daniel Darmawan Johnson, Direktur PT Hamada Otomotif bila dikelilingi perempuan super seksi dan cantik.

"Kami mau tanda tangan kontrak. Bulan depan ada pameran otomotif di Graha." Kerap kali memang perusahaannya menyewa beberapa model untuk di jadikan SPG (Sales Promotion Girl) agar menjualkan produk keluaran terbaru mereka. Daniel merasa beruntung tanpa merayu para kaum hawa, ia sudah digelayuti duluan. Contohnya sekarang, satu lengannya sudah dielus manja oleh para wanita. Ini namanya surga dunia.

"Selamat kerja, semoga sukses," ucap Daniel sambil melepas pelan belitan tangan seorang gadis pada lengannya. Para gadis harus kecewa, jarang sekali bapak direktur kesayangan mereka memutus interaksi duluan.

Bagi Daniel para SPG memang cantik namun sayang bukan levelnya. Kalau hanya kencan semalam masih bisa dipertimbangan tapi saat ini Daniel sedang memilah calon kandidat istri jadi ia memilih menghindari skandal. Apalagi Daniel sudah berkenalan dengan Mutia. Tentu harus terlihat imej lelaki mapan, baik dan bertanggung jawab di hadapan perempuan itu kan.

Nampaknya juga hari ini, hari paling ia tunggu-tunggu. Melihat arloji yang ada di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 12 lebih 15 menit, Daniel merasa setiap bunyi detik di jarumnya begitu mendebarkan. Daniel masih berbaik hati mengulur waktu setengah jam lagi agar Nawang datang padahal ia memerintah si babu dari jam 11 tadi. Rasanya melihat layar ponselnya sekarang begitu menyenangkan. Kapan ibu tersayangnya akan mengabari jikalau si udik hilang kesasar.

Daniel benar-benar cerdas semenjak lahir, ia menyuruh si upik babu membawakan makanan dari restoran Prancis yang jelas jauh dari rumahnya lalu mengantar ke kantornya yang jaraknya juga lumayan, sekitar dua kali naik angkot mungkin. Ia yakin sampai di restoran, si upik akan bingung karena tak dianggap. Restoran mewah mana mau menerima gembel. Eh kalau sampai, sebelum ketemu restorannya Nawang malah kesasar. Itu pasti lebih seru.

"Mbak, saya mau nganterin pesenannya Pak Daniel Darmawan." Tunggu, Daniel yang masih di lobi berdiri tak jauh di dekat meja resepsionis menajamkan telinga. Terlihat seorang laki-laki memakai seragam hijau khas supir ojek online sedang membawa paperbag berlogo restoran Prancis yang ia kenal. Daniel di perusahaan bukan cuma dirinya kan?

"Oh kebetulan Pak Daniel itu di sana ." Benar dugaannya, Daniel seperti di todong pistol ketika tangan kecil sang resepsionis menunjuk ke arahnya. Berarti paperbag itu miliknya dan Nawang... Anak itu benar-benar rubah, setan, demit licik.

My upik babuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang