#12 : AS, The Kiss is...

202 6 0
                                    

Author's Note

Setelah sebulan lebih, akhirnya bisa update juga! Yippie! Thank you for the reader dan kalian yang udah nge-vote:> maaf kalau ceritanya rada nggak ngena karena aku masih nyoba-nyoba buat nulis... Komen dari kalian berarti banget buat kemajuan cerita ini oke?
Oiya, foto yang aku insert di multimedia adalah cover lama dan baru buatanku hehe, menurut kalian mana yang lebih cocok dengan buku ini? aku tunggu komen dari kalian=)

-----------------------------------------

Lexa's POV

Aku sangat bersyukur saat mengetahui bahwa kami bertiga tidak sepenuhnya berada di tengah-tengah persimpangan. Siang ini, kami baru saja keluar dari sebuah toko yang menjual alat-alat tulis yang imut dan berniat menuju pusat makanan. Namun aku dan Chloe sempat berdebat. Lalu, peristiwa itu terjadi.

Waktu seakan melambat. Ragam bunyi-bunyian tidak jelas terdengar karena satu-satunya yang bisa dengar oleh telingaku adalah denyut nadiku sendiri. Aku merasa badanku melayang. Hanya ujung sepatuku yang mengenai bumi. Seperti penari balet yang berjinjit dengan ujung sepatunya. Perlahan, badanku ini seperti benda rapuh yang diletakkan hati-hati di kotak beludru. Dengan pelan, akhirnya telapak kakiku berhasil menapak pada trotoar.

Satu hal yang langsung terpikirkan olehku adalah the sparks in my heart. The sparks were there. Percikan kembang api itu masih terasa. Setitik rasa yang menggelitik menjalar di dagu dan bibirku pun menghangat. Di ingatanku langsung terbersit wajah Kyungsoo, membuatku merasa bahwa aku sedang menatap mata indahnya sekarang. Laki-laki yang sangat tampan dan harum yang mengisi seluruh relung hatiku dulu.

"Lexa, are you there?"

Bayangannya pun hilang. Cepat-cepat, kualihkan pandanganku ke arah lain.

Bukan. Suara berat dengan aksen British itu bukan milik Kyungsoo. Laki-laki tampan dan lembut yang memilih diam untuk menahan kekesalannya saat Chanyeol dan Baekhyun memaksa untuk bergabung menjelajahi Praha kala itu. Laki-laki perhatian yang selalu membawakanku sepotong sandwich saat aku kelaparan.

And it hits me.

Suara ini milik Skandar. Pria favorit wanita seluruh penghuni Eropa yang membiarkan dapur minimalis-nya dipenuhi dengan kardus Indomie bawaanku. Dia yang selalu menungguku di ruang santai sambil menonton CSI saat aku pulang malam. Yang menyambutku dengan jeweran di telinga dan ceramahnya.

Astaga... Bagaimana dua orang yang sangat berbeda dapat menyulut kembang api yang sama persis di hatiku?

Apakah aku benar-benar merindukan Kyungsoo sampai aku bisa salah mengira Skandar dengannya?

"Lexa, talk to me."

Aku menggelengkan kepala untuk menyembunyikan perasaan yang sebenarnya panik sekarang. "Apa yang baru saja kau lakukan, Skan?"

Walaupun menunduk, aku dapat melihat ia mundur dua langkah. Berdiri canggung, terlihat dari kakinya yang gemetaran. Aku mendongak sedikit. Tangannya mengusap-usap belakang lehernya. "Kissed you... I think," ucapnya pelan.

Sungguh? "Ma-maaf, bisa kau ulangi lagi?" Aku bertanya.

Skandar mendekatiku lagi. Tangannya menggenggam pundakku dengan sangat kencang. Kututup mataku saat wajahnya terasa sangat dekat. "I...kissed...you."

Aku mematung. Kelopak mataku terbuka kembali. "Kau a..apa?" kataku lirih.

"Lexa, aku sudah memberitahumu dua kali. Kamu tidak mendengarkanku? Apakah ada sesuatu terjadi padamu? tell me," paksa Skandar dengan tegas.

"Karena apa? Untuk apa?" lanjutku tanpa merespon perkataan Skandar.

Ia menghela napas. "Kamu dan Chloe berteriak sangat kencang. Suara kalian melebihi suara ibu-ibu penjual makanan yang ada di belakangmu itu." Jari telunjuknya mengarah ke belakangku. Aku menoleh mengikuti jarinya dan melihat sebuah food truck merah, yang menurutku malah terlihat seperti mobil pemadam kebakaran. Ibu-ibu itu hanya berteriak seperlunya saja. Aku hanya bisa tersenyum kecil. Skandar benar.

Take A Step : Moving On? [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang